1. Askhal Nero Ardiaz

37.7K 1.3K 43
                                    

Orang itu, kan, ada yang terlahir dengan berbagai karakter dan prinsip yang berbeda-beda dalam hidupnya. Hal kecil aja deh yang diomongin. Kayak ... Em ... Semacam tentang waktu. Ada orang yang memang benar-benar sangat menghargai waktunya. Artinya dia kayak disiplin waktu banget. Gak suka yang namanya ngaret. Tapi ada lagi orang yang sukanya nunda-nunda waktu. Kayak udah jadi kebiasaan aja dan paling enjoy dalam hidup deh kalo udah urusan ngaret itu. Gak suka diburu-buruin. Dateng telat juga ya gak masalah beda sama yang suka dateng tepat waktu seperti Askhal Nero Ardiaz. Uh! Cowok yang memiliki tubuh jangkung dengan kulitnya yang putih dan dia selalu memakai kacamata ini. Kalo bisa dibilang, cupu, sih, nggak. Tapi, dia keren aja walau gitu. Keliatan banget pintarnya dan orangnya yang tenang, cuek, sih, nggak ramah iya. Tapi lumayan pendiam ini bisa dikategorikan pada opsi yang pertama.

Pukul lima pagi. Dia udah segar abis mandi yang orang lain aja enggan buat nyentuh air kalo gak mau merasakan tubuh membiru sangking dinginnya. Tapi Askhal beda. Dia mandi pagi itu biar kepalanya fresh. Otak juga bisa fokus dengan buku-buku yang ia baca setelah selesai dengan memakai seragamnya walau masih belum ia kancing kan dan masih terlihat kaos hitam oblongnya.

Yang namanya udah urusan belajar, Askhal gak bakal melewatkannya. Apalagi sekarang dia tengah menghadapi ujian semesteran. Keren itu bukan cuma tentang penampilan aja. Bagi Askhal cowok keren itu mesti pintar dan berwawasan tinggi. Fisik. Ya, okelah dia gak seganteng kayak anak-anak basket tapi dia di atas standar juga dan yah baginya itu bonus. Yang paling penting adalah isi kepala. Askhal itu lebih baik memilih yang beda dari cowok lainnya.

Beberapa saat ia menghabiskan waktu buat belajar, dia pun sarapan. Kedua orang tuanya itu yang mendidik Askhal untuk menjadi anak yang disiplin. Meskipun Askhal anak yang sangat berkecukupan tapi Askhal tidak terlalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya pun Askhal juga tidak menginginkan hal itu juga. Dia bersyukur dengan apa yang dia miliki. Papi yang pekerja keras dan mami ibu yang baik dan penyayang untuknya.

"Oh... Ya, Khal. Nanti Papi, hari ini mau ke luar kota karena ada pekerjaan yang penting di Lombok. Mami juga bakal nemenin Papi. Kamu gak masalah, kan, kalo kita tinggal?"

"Askhal bukan anak manja, Pi. Gak masalah. Papi fokus aja dengan pekerjaan Papi," ucap Askhal penuh wibawa dan bijaksana bagi anak lelaki yang berumur masih 18 tahun itu. Papi dan maminya jelas tidak perlu khawatir lagi meninggalkan Askhal seorang diri karena dia dapat mandiri.

Sehabis itu Askhal pamitan pergi ke sekolah. Hal yang menonjol pada diri Askhal. Yang paling terlihat dan dapat dinilai oleh orang lain tentang dirinya iyaaa seperti....
Gak suka ngaret. Dateng tepat waktu banget. Perfectionist. Gak suka sama orang yang lelet. Bisa kena serangan emosi kalo ngeliat orang yang suka telat. Gak suka menghargai waktu. Kelewat serius cuma gara-gara soal waktu yang sebetulnya orang lain terutama teman-temannya ya menganggapnya hanya sebuah hal sepele tapi gak untuk Askhal. Dia sangat gak suka! Titik.

Jaraknya dari rumah ke sekolah ya gak jauh. Macet juga tidak terlalu. Masih pagi banget. Tapi ya itulah Askhal. Dia gak mau datang di jam-jam yang mendekati bel berbunyi.

Pagi ini cuaca cukup dingin, lingkungan sekolah SMA N 8 masih terlihat sepi dan bel masuk juga masih lama untuk berbunyi.
Sampah yang berserakan disapu bersih oleh penjaga sekolah. Askhal turun dari motor Vespa putihnya. Vespa kesukaannya. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. Pukul 06.00 dia sudah sampai. Dia langsung mengeluarkan buku catatan kimianya dari tas. Lanjut belajar mumpung masih ada waktu. Sambil berjalan dan baru beberapa langkah ia dipanggil oleh seseorang.

"Nak Askhal," sapa penjaga sekolah itu yang sedang menyapu halaman ketika melihat cowok dengan seragam yang dikeluarkan berjalan hampir melewati dia, mungkin karena tidak sadar dan Askhal terlalu fokus dengan yang ia baca. Askhal sempat kaget sedikit tapi ia tersenyum ramah setelahnya pada penjaga itu yang bernama Anto.

"Pagi Pak," balasnya sambil menutup buku yang ia baca.

"Rajin amat udah dateng jam segini," ucap pak Anto sambil tetap menyapu halaman.

"Hari ini kan ulangan semester, jadi saya mau memanfaatkan waktu aja." Pak Anto hanya berdecak kagum.
Askhal memanglah murid teladan di SMA N 8. Dia duduk di kelas 12 Ipa 2. Anak yang paling rajin datang ke sekolah. Dia selalu memecahkan rekor sekolah yang selalu datang pertama.

Dia hobynya membaca, bermain gitar dan semua orang banyak yang mengagumi suaranya yang begitu terdengar merdu. Dia orangnya tidak banyak gaya seperti anak-anak jaman, diam dan duduk tenang di depan buku itu sudah cukup menyenangkan baginya.

"Yaudah kalo gitu saya ke kelas dulu yah, Pak. Selamat beraktivitas," katanya kemudian berlalu dari pak Anto yang hanya mengangguk dan kembali menyapu dengan bersandung ria.

Dan Askhal kembali berjalan sambil membuka kembali bukunya, mengamati dan mengingat setiap deretan huruf kecil yang tersusun rapi dilembaran catatannya itu.
Dia hanya berharap hari ini, semuanya dapat berjalan dengan lancar dan ia tidak merasakan adanya gangguan dari adik kelas yang akan duduk bersamanya nanti saat ulangan berlangsung. Karena yang dia tahu, ujiannya dicampur dengan adik kelas. Ya sesuai sistem di sekolahnya saja.
Mengingat hal itu pun Askhal berdoa agar tidak dapat halangan nantinya.
Semoga aja cowok yang duduk sama gue. Batinnya merapal doa.

*

Askhal & Arsya [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang