Sementara di lain tempat, gadis itu duduk di kursi ayunan sambil menutup majalah yang tadi sempat ia baca. "Bosen." Arsya menatap langit malam yang bersih tanpa bintang yang tidak menyebar seperti biasanya.
Kosong. Sama seperti di dalam ruang hatinya.
"Kak Askhal lagi ngapain ya?" Tiba-tiba aja dia pertanyaan itu keluar dari mulutnya. Ia sempat menggeleng sadar, kenapa dia harus memikirkan Askhal?
"Ish, ngapain si gue mikirin dia, belum tentu dia mikirin gue juga." Gumamnya langsung di dengar oleh cowok yang lagi berdiri di belakangnya.
"Kata siapa gue gak mikirin lo." Bisiknya tiba-tiba, Arsya tersentak kaget. Ia langsung menjaga jaraknya kemudian matanya membulat sepenuhnya tak percaya apa yang baru saja ia lihat.
"Kak Askhal ngapain ke rumah aku?!" Tanyanya sedikit berteriak.
"Gak usah kenceng-kenceng juga ngomongnya. Gue masih denger." Askhal segera duduk di samping Arsya dan gadis itu menggeser duduknya. Menjaga jarak.
"Lo ngapain malem-malem di luar?"
Pertanyaan apa itu? Harusnya kan dia yang bertanya?
"Ngapain kakak malem-malem ke rumah aku?" Tanyanya balik. Mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi.
"Karena gue mau ketemu sama lo." Jawabnya santai.
"Buat?"
"Buat menyatakan cinta gue untuk pertama kalinya ke lo."
Arsya tertawa tanpa suara. Tawa meremehkan.
"Kata-kata kakak itu cuma sebuah gombalan tau gak!" Arsya menoleh. "Kakak pikir dengan kakak ngomong gitu aku bakal percaya?"
Askhal menaikkan sebelah alisnya sambil mengangkat bahunya sekilas. "Terserah kalo lo gak percaya sama gue. Tapi gue emang jujur tujuan gue ke sini mau bilang itu. Gue bukan cowok yang romantis yang cuma bisa melapalkan rayuan yang memiliki level tinggi buat melabuhkan hati seorang perempuan,"
"Gue ke sini cuma punya satu tujuan, gue mau bilang kalo gue... udah menjatuhkan pilihan hati gue... ke seorang perempuan... yaitu lo. Lo orangnya. Arsya arabella."
Mata Askhal benar-benar mengunci pandangan Arsya untuk tudak berkedip.
"Gue gak akan menunjukkan cinta gue sekarang, sebelum lo nerima gue sebagai pacar lo." Ucapnya membuat segudang harapan di hati Arsya kini meledak. Ledakannya begitu dahsyat hingga suara hantamannya menggelegar.
Debaran jantung kini telah terdengar.
Arsya masih diam dalam kebisuannya, tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Askhal yang sepertinya telah selesai bicara kini bangkit dari duduknya.
Dia tau... sekarang bukan waktunya dia memaksa gadis itu untuk menjawab cintanya yang boleh masuk ke dalam hidupnya atau tidak?
Arsya perlu waktu. Dan dia paham itu.
"Oke, cuma itu yang mau gue omongin ke lo. Lo boleh kapan aja jawabnya. Gue pasti bakal siap nunggu kok. Gue cabut yah."
Dan baru langkah pertama yang bergerak.
"Aku masih mencintai kak Askhal."
Saat itu juga sudut bibir Askhal terangkat membentuk sebuah lengkungan. Askhal mundur kembali lalu ia duduk di samping Arsya dengan wajahnya yang berseri-seri dan matanya yang berbinar-binar.
"Serius? Jadi kita..."
Arsya hanya tersenyum, dan sepertinya senyuman itu sudah menjadi tanda dari hubungan mereka mulai terjalin malam ini.
"Kalo gitu gue ulang." Kening Arsya berkerut seketika saat Askhal mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Gue Askhal, kakak kelas yang sekarang udah resmi jadi kekasihnya dari Arsya arabella."
Arsya terkekeh geli. Lucu pikirnya. Tak pernah terbayangkan nyatanya kisahnya yang tadinya ia pikir penuh dengan drama air mata kini berakhirnya dengan air mata penuh haru akan kebahagian yang telah datang, menyelimuti kisah dari masa remajanya.
Arsya menerima uluran itu, dan tiba-tiba saja Askhal segera menarik tangan Arsya untuk mendekat dan menempelkan heardphone nya ke telingaa mereka sebelah-sebelah.
Dan lantunan lagu yang berjudul i still love you adalah sebuah lirik penuh kata yang terangkai menjadi sebuah ungkapan cinta mereka berdua nyanyikan, malam ini. Di bawah langit malam yang terang karena sinar bulan telah menyampaikan pesan yang tersirat dari kata penuh makna.
Kebahagiaan.
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Askhal & Arsya [COMPLETED]
Short StoryJumat, 8 desember 2017 rank #3 Berawal dari hari senin yang diadakannya ulangan semester. Askhal harus menerima gangguan dari adik kelasnya yang untuk pertama kalinya duduk bersamanya saat ulangan berlangsung. Arsya yang cerewet, tidak mau diam, ber...