"Ditaaa.. Ayo dong bangun" Mohon Atha
Ardita kini ada di villa tempatnya para guru. Bukan nya apa-apa kondisi nya sangat drop hari ini, entah karna cuaca atau efek dari bekas operasi Ardita sendiri.
Disamping Ardita yang masih terbaring, ada Jeje dan Atha yang menemaninya. Soal yang lain, bukan karna tidak ingin menemani Ardita. Hanya saja ada kegiatan lain yang harus mereka jalankan.
"Aw.. " Ardita pun tersadar sambil meringis kesakitan
"Apa yang sakit ta?" Tanya Jeje
Ardita meminta Jeje mendekat. "Bekas operasi gue je" Ucapnya ke telinga Jeje
"Lo becanda ta?"
"Kenapa si? Lo sakit apa Dita?" Tanya Atha yang kebingungan melihat Jeje yang mempertanyakan sesuatu yang Atha sendiri tidak tahu.
"Hidup keras je, gue ga berani becanda soal kek gini" Tegas Ardita sambil mendudukan badannya
Jeje hanya diam,dia berpikir dengan keras. Apa mungkin sosok Ardita yang terlihat sehat saja bisa mengalami operasi.
Atha diperintahkan mengambilkan air putih hangat oleh Jeje, yang sebenarnya hanya alibi nya saja.
"Tha mending lo ambilin air anget buat Dita"
"Dimana dah je?"
"Ya lo tinggal tanya aja napa sama kaka diluar, ribet amat" Kesal Jeje sambil mendorong Atha secara pelan
Setelah dirasa Atha sudah keluar dan tidak akan mendengar pembicaraan antara Jeje dan Ardita, barulah Jeje mulai menginterogasi Ardita.
"Lo operasi?"
"Hm. Usus buntu"
"Ceroboh"
"Gue ga pernah tau je itu gejala kapan datengnya. Tiba-tiba udah kronis aja" Jelas Ardita tak mau kalah, seolah disini bukan dia yang ceroboh
"Terus lo mau nyalahin penyakit nya?" Sinis Jeje
"Ah basi je"
Ardita membuang muka dan mood nya hancur kali ini, Ardita memang tipikal cewe yang mood nya dapat berubah secara cepat. Meskipun perdebatan nya hal kecil, ditambah lagi dia masih memikirkan Arnold.
"Nih Air nya" Suara Atha dari arah pintu, membawa segelas air hangat
"Makasih" Ardita hanya tersenyum tipis
"Kenapa?Arnold?" Tanya Atha
Ardita hanya menggelengkan kepalanya.
"Sini deh gue aja yang kabarin dia, itung-itung kenalan"
"Jangan tha, gue cuma sakit ginian doang. Arnold lagi sakit, jangan bikin dia tambah pusing"
"Halahhhh budak Cinta" Teriak Jeje sambil meninggalkan Ardita
<<<>>>
"Ar? Lo gaikut kemah?"
"Males de"
"Males? Bukannya cewe lo ikut?"
"Dia bisa jaga diri sendiri"
Gema hanya mengangguk, dia bingung sebenarnya Arnold itu bagaimana kepada Ardita. Kemarin katanya sayang, sekarang seolah tidak peduli.
"Alesan lo ke dia apa?"
"Sakit" Jawab Arnold dengan santai
"Gatakut jadi dia yang sakit?" Sindir Gema
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mantan
RomanceIni tentang kita yang menjadi kenangan, tentang waktu yang memisahkan lalu mengembalikan. Terima kasih kali kedua, untuk cerita yang menyadari selambat apapun perpisahan, perlahan pasti akan terlihat nyata.