Hari kedua sekolah,
Anne memang sudah biasa datang pagi ke sekolah, sehingga pemandangan kelas yang sepi bukanlah hal yang asing baginya, pagi itu Kei sudah datang terlebih dahulu. Kei menyapa Anne dan memberi senyuman pada gadis yang hari itu dikuncir ponytail.
"Hai!", Kei menyapa Anne yang hendak meletakkan tasnya di bangku.
"Eh....ha..loo!", Anne lupa nama orang yang menyapanya barusan, Anne bertanya-tanya di batinnya "Duh ini siapa ya... Mukanya inget cuman namanya siapa ya...."
Ckckck Anne !!!
Bel berbunyi, semua murid berbaris ke depan kelas. "Hai, Kei! Anne!", ucap Via dan Nay yang datang terlambat berbarengan. Sontak batin Anne terkejut, "OH IYA NAMANYA KEI!"
"Heh kok bengong", Nay mendorong tubuh Anne pelan.
"Eh..engga kok iya, gih taro tas udah mau baris nih!", Anne memberi senyuman.
"Siap gerak! Siapa gak pake ikat pinggang? Yang gak pake, lapor sana ke guru piket!", lagi-lagi hari keduanya disambut oleh Bu Eni, wali kelas terrrrciiiintaaaa!
Bu Eni memasuki ruang kelas dan segera mengambil spidol untuk menggambar denah tempat duduk baru di papan tulis serta ia juga hendak mengatur organisasi pengurus kelas tahun ajaran ini.
"Baik, hari ini saya akan mengatur posisi tempat duduk kalian dan membentuk organisasi kepengurusan kelas, apapun hasilnya, kalian tetap menerimanya lapang dada!", Bu Eni menekankan nada tegas pada 2 kata terakhir tadi karena ia tahu pasti anak-anak sudah merasa nyaman dengan tempat duduk yang telah mereka pilih sebelumnya.
"Yah bu tapi saya udah PW disini", ujar Ray kemudian diikuti oleh beberapa murid lainnya di kelas itu, "Iya bu!"
"Tidak ada alasan! Saya sudah merencanakannya sehingga tempat baru kalian juga tidak kalah enak kok! Dimulai dari kamu Anne geser ke kanan ke tempat Via! Via kamu duduk di tempat Anne, pindah sekarang!"
"Hm... selanjutnya nah! Kamu Ray! Pindah di depan Anne ya!", setelah ucapan tersebut Ray langsung membereskan beberapa bukunya yang berserakan di laci dan memasukkannya ke dalam tas. Ia berjalan menuju tempat duduk di depan Anne teman lamanya. Sesampainya, ia menggeser bangku dengan lemas dan duduk sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok.
"Shht.. Heh.. Anne! Lo kenapa pindah kesini?", baru saja duduk, Ray sudah mengajak ngobrol Anne sambil Bu Eni sibuk mengatur tempat duduk, maklum saja, teman-temannya ditempatkan berjauhan dengannya. Sedih deh!
"Hmm, gue emang mau pindah kesini dari dulu, lo sendiri kenapa pindah?", Anne bertanya balik kepada Ray dan sedikit membalikkan badannya agak menyender di tembok.
"Cari pengalaman baru.", jawab Ray sambil bergaya sombong.
"Dih.. bilang aja gamau ketemu mantan! Ya kannn?", Anne mengatakannya sambil tertawa kecil.
"Enak aja lo! Bilang aja lo mau ketemu gue jadinya lo pindah, kangen kan sama gue?", Ray malah meledek balik Anne dan tertawa.
"Gak lahh! Ngapain gue kangen lo? Gue aja lupa lo pindah ke sini, kalo ga sekelas, ya gue ga inget", jawab Anne dengan muka berlagak sebal.
Tiba saatnya jam istirahat, Bu Eni telah selesai menata tempat duduk murid-muridnya dan menuliskan jadwal pelajaran untuk 1 tahun kedepan.
"Baik, anak-anak semoga nyaman dengan tempat barunya! Selamat pagi! Ray jangan ngobrol terus!", Bu Eni menatap Ray dengan serius dan berbicara dengan nada sinis.
"Aduh, dia liatin kita berarti dari tadi", Ray berbicara dengan suara kecil dan menujukan pembicaraannya itu kepada Anne.
Anne sedang menulis jadwal pelajaran di agendanya sehingga ia hanya menyimak Ray dengan mendongakkan kepalanya dan memberi senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The See-Crets
Teen Fiction"Gue belom siap jalanin semuanya." "Kenapa lo gak kasih tau gue langsung? Kenapa harus lewat temen lo? Menurut lo ini jelas? Ga sama sekali, Kent. Kalimat lo itu ga menjawab arti perpisahan kita." Anne Christabel, gadis kelahiran Jakarta, 11 Septemb...