Episode 1 part 3

2.2K 59 7
                                        

Kehidupan Eun Tak di rumah bibinya tidaklah mudah. Ia harus bangun pagi-pagi, bersiap ke sekolah, lalu seorang diri harusmemasak dan menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarga bibinya.

Eun Tak tidak memanggil bibinya dan sepupunya dengan nama mereka. Tapi ia memanggil mereka dengan panggilan ‘satu pria dan dua wanita’. Saat keluarga bibinya makan bersama di meja, ia hanya makan sambil berdiri di dapur.

Keluarga bibinya itu bukannya berterima kasih, mereka malah terus menerus memberi komentar pedas pada Eun Tak. Mereka mengomentari Eun Tak yang memasak sup rumput laut untuk ulang tahun dirinya sendiri. Eun Tak tidak punya perasaan karena merayakan ulang tahun di hari kematian ibunya sendiri.

Eun Tak tidak diam saja dikomentari seperti itu. Dengan berani, ia menyahut semua kritik bibinya itu. Ia tahu bibinya tidak mungkin mengusirnya karena bibinya mengincar uang asuransi milik ibunya.

Saat akan berangkat sekolah, Eun Tak baru mengetahui di luar sedang hujan. Ia ingin mengambil payung tapi sepupunya yang cowok tidak mengizinkan ia memakai payung.

Pagi itu, bibinya kembali meminta buku tabungan ibunya. Ia sama sekali tidak percaya saat Eun Tak bilang tidak punya. Ia melempari Eun Tak dengan mangkuk nasi.

Tidak peduli apa pun yang dikatakan Eun Tak, ia sangat ppercaya Eun Tak yang mengambilnya karena buku itu hilang saat ia akan pergi ke bank. Ia mengancam jika Eun tak tidak memberikan buku itu, ia akan memukul Eun Tak.

Sepupunya yang cewek bilang ke ibunya kalau Eun Tak itu kerasukan. Eun Tak membenarkan dan menakuti sepupunya itu. Mengatakan kalau dibelakang sepupunya itu ada hantu.

Sepupunya itu sontak kaget. Marah-marah pada Eun Tak. Eun Tak tidak peduli, ia pergi ke sekolah dengan rambut masih dipenuhi butiran nasi.

Kim Shin ada di suatu tempat. Di ladang yang dipenuhi dengan bunga Soba. Kim Shin teringat percakapannya dengan si kakek. Ia masih belum menemukan pengantin yang bisa melihat pedang di tubuhnya.

Di satu sisi, kakek merasa sedih saat melihat Kim Shin menderita karena pedang itu dan berharap Kim Shin akan segera menemukan pengantinnya itu. Tapi di sisi lain, saat melihat Kim Shin baik-baik saja seperti sekarang, ia berharap Kim Shin tidak pernah menemukan pengantin itu karena dengan begitu ia tetap akan bisa bertemu dengan Kim Shin. Ia merasa manusia itu memang serakah…

Eun Tak mondar mandir di ladang itu sambil membawa seikat bunga Soba.

Eun Tak merayakan ulang tahunnya di pinggir pantai sendirian. Ia masih memiliki syal merah yang dimilikinya sejak kecil.

Setelah membuat janji di ulang tahun ke 9-nya, Hari itu, Eun Tak memutuskan menyalakan lilin dan meniupnya. Kali ini ia ingin membuat harapan karena benar-benar urgent.

“Berikan aku pekerjaan paruh waktu, lakukan sesuatu dengan keluarga bibi dan berikan aku seorang pacar, kumohon”, doa Eun Tak dengan sangat cepat.

Setelah berdoa, Eun Tak langsung putus asa. Merasa doanya tidak akan terkabulkan karena dewa itu tidak ada. Eun Tak menipu lilinnya.

Anehnya, entah kenapa nun jauh di sana, Kim Shin mendengar doa Eun Tak dan merasakan sesuatu. Tangannya (?) mengeluarkan asap.

Saat Eun Tak mengomel-ngomel tentang ketidakberuntungannya, Kim Shin mendadak muncul di sana.

Kim Shin ingin tahu kenapa dan bagaimana Eun Tak memanggilnya. Eun Tak bersikeras tidak memanggil Kim Shin. Ia hanya ingat kalau mereka pernah bertemu di jalan saja. Karena ia bisa lihat hantu yang ia tahu Kim Shin itu hantu. Itu saja.

goblinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang