Part 1

97 12 8
                                    

    Iris matanya yang biru bagai lautan sedang menatap kearah pemandangan yang indah didepan nya. Tangan nya sibuk merapikan helai rambut lembut yang tergerai tertiup hempasan angin dengan sebuah ikat rambut cantik. Lalu tangan nya kembali menggores goreskan ujung pensil diatas kertas yang sedari tadi ia pegang, gerak tangan nya begitu cepat.

    Seketika ia berdiri, membenarkan posisi duduk yang tak lagi nyaman, dan dengan sekejap lagi-lagi angin menerpa gaun indah nya, lalu ia duduk kembali setelah mendapatkan posisi yang mungkin ia rasa nyaman.

     Dengan kulit putih, iris mata biru, dan bibir pink pucat yang mungil berpadu dengan gaun tosca nya yang panjangnya selutut membuat nya terlihat begitu, bahkan sangat, dan bisa dibilang lebih dari kata cantik.

     Gadis itu bernama Claira Ederlyn ia sangat menyukai suasana pantai meski tau akan selalu ada angin yang mengganggunya disana, menurutnya pantai adalah tempat yang tepat untuk ia mencari sebuah ide ide cemerlang dalam hidupnya. Tempat yang ia rasa sebagai sumber dari penyelesaian segala masalah di kehidupan nya, dan intinya pantai itu tempat yang paling menenangkan hati dan pikirannya.

"Hey, mengapa menyendiri?"

Tanya sesosok lelaki yang kira kira hampir 10 centi lebih tinggi.

"Hmm.. Bukan apa-apa aku memang lebih senang seperti itu. Dari pada didalam keramaian namun tak ada seorang pun yang bisa mengerti diriku"

"Begitu kah? Namun jika kamu menyendiri dan asyik pada dirimu sendiri tanpa menghiraukan yang lain, itu berbahaya"

"Mengapa begitu?" tanya ku heran

"Kamu lihat tidak jika tadi ada sepasang mata yang memperhatikan mu dari kejauhan? " lelaki itu balik bertanya

"Bagaimana aku bisa tau, diriku saja sedari tadi begitu fokus dengan kertas ini"

"Nah, karena itu kamu gak bisa lihat hal disekitar kamu yang mungkin bisa sangat berharga bagi diri kamu, tapi sayangnya kamu gak pernah menyadarinya, dan kamu pasti akan merasa kehilangan itu suatu saat nanti. itulah yang membuat mu merasa tak ada yang mengerti mu, karena kamu pun tidak pernah memperhatikan hal lain selain dirimu ." ucap lelaki itu dengan wajah serius nya

"Makasih omelan nya" ucap ku sedikit ketus

"Kamu cuek ya:v untung aja cantik" ujarnya dengan nada bercanda

"Biarin"

"Oh iya kamu suka mendesain baju ya Claira Vederlyn?"

"Tau dari mana kamu?"

"Yah, mudah pake banget cuma nebak kayak gituan, tuh dari situ" sambil menunjuk secarik kertas yang ku genggam.

"Ya" Anggukku sambil menatap kertas yang tertera nama ku dengan jelas diatasnya.

"Derlyn" ucapku kembali

"Nama panggilan yang bagus" pujinya

"Thanks" ucapku sedikit tak menghiraukan

    Kini hanya ada suara desiran angin dan deburan ombak yang mengisi keheningan diantara mereka berdua, sibuk dengan kegiatan nya masing-masing, gadis dengan kertas dan pensil nya, sedangkan laki-laki itu sedang menatap tanpa henti gerak demi gerak yang dilakukan oleh derlyn sedari tadi.

"Kok diem?" Tanya lelaki itu tiba tiba

"Sstt.. Lagi fokus" sambil meletakkan jari telunjuk kebibir

"Kamu bisa banget buat orang serasa di prioritasin"

Derlyn pun mengalihkan tatapannya pada sumber suara, dirinya bingung dengan apa yang dibicarakan lelaki itu, dan ia pun langsung menganga, berisyarat "maksudnya?"

Pair of EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang