Part 5

649 76 7
                                    

Bangunan rumah sakit yang menjulang tinggi nampak dari jarak 7 meter. Ambulance datang dari arah berlawanan itu berhenti tepat didepan pintu ruang IGD. Diikuti mobil yang dikendarai Taehyung yang baru saja sampai.

Nampak para petugas ambulance menurunkan seorang korban kecelakan yang langsung disambut oleh beberapa suster yang baru saja keluar dari ruang IGD. Hanna yang melihat kejadian itu dengan cepat turun dari mobilnya

" oppa, aku pergi dulu ne" ucapnya yang hanya di balas anggukan dari Taehyung

Para suster mendorong dengan cepat ambulance stretcher dan membawa seseorang yang terbaring diatasnya masuk ke ruang IGD untuk diperiksa lebih lanjut.

"dokter pasien kehilangan banyak darah" ucap salah 1 suster pada Hanna yang baru saja sampai keruang IGD dengan terengah-engah.

"cepat lakukan tranfungsi darah" perintahnya

" bagaimana hasil MRI pasien tersebut ?" tanya Hanna

"pasien mengalami cedera yang serius dokter ada pendarahan dan pembengkakan otak yang hebat disisi kanan, tulang tangan kiri pasien  juga mengalami patah tulang"

"kalau begitu, cepat siapkan ruang operasi!" perintah Hanna

Kemudian dokter muda itu meraih sakunya mengambil benda persegi panjang yang ada didalamnya Kemudian ia menelfon seseorang .

Tak butuh waktu lama, panggilan nya tersambung

"yoboseo sunbae.. Di ruang IGD ada seorang pasien kecelakan dari hasil MRI pasien mengalami cedera yang serius, ada pendarahan dan pembengkakan yang hebat disisi kanan otaknya. Sekarang pasien sedang dibawa ke ruang operasi kita akan melakukan tindakan operasi padanya mohon bantu kami"

"baiklah aku akan segera kesana" ucap seseorang dari seberang sana

Kemudian sambungan telfon terputus, ia menaruh ponselnya kembali kedalam tas nya

Kemudian ia mulai berganti pakaian khas operasi

......

5 jam sudah operasi berjalan dan berakhir dengan lancar

Sang pasien dibawa keruang unit rawat untuk mendapatkan perawatan intensive

"ghamsamnida sunbae telah membantu kami" ucap Hanna membungkuk hormat pada sang senior nya

"ahh kau ini, tak perlu begitu seorang senior memang sudah sepatutnya membantu juniornya bukan?" ucap Seokjin sambil menepuk pelan bahu kanan gadis didepannya

"oh ya, apakah keluarga pasien sudah dihubungi?" tanya nya lagi

"ne..kita tunggu saja keluarga pasien"
Ucap Hanna

......

Suara langkah kaki menggema di ujung lorong, nampak seorang pria tengah berlarian di dalam koridor rumah sakit. Pria itu nampak mencari-cari sesuatu yang menjadi tujuannya saat ini adalah kamar 189.
Peluh menetes membasahi permukaan wajahnya

Ia berhenti tepat di hadapan 2 orang dokter yang tengah bercakap-cakap

"permisi, dimanakah kamar nomor 189?" tanyanya pada 2 orang dokter tersebut dadanya naik turun beserta nafas yang terengah-engah karna efek berlarian

"apakah anda keluarga dari pasien yang bernama Jeon Jungkook?" tanya sang dokter perempuan pada pria bersurai merah di depannya

"ne... Saya keluarganya" ucapnya

"baiklah, mari ikut saya, sampai bertemu nanti sunbae" ucap dokter tersebut sambil membungkuk hormat pada seniornya, kemudian ia melangkah duluan sementara pria bersurai merah itu mengikut dibelakangnya

.......

Shock!

Satu kata yang dapat mewakili perasaan pria bersurai merah tersebut, ketika melihat seseorang yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit dengan berbagai selang menempel ditibuhnya.

"saat ini kondisi tuan Jeon masih lemah, dan masih dimonitor selama beberapa jam untuk memastikan ia telah pulih sepenuhnya dari obat bius, sebelumnya kami meminta maaf karna melakukan operasi tanpa persetujuan dari pihak keluarga. Mengingat kondisi pasien yang sangat kritis. Pasien mengalami cidera yang serius pasien juga mengalami pendarahan dan pembengkakan pada otak nya oleh karna itu tidak memungkinkan untuk menunggu persetujuan dari pihak keluarga, bila kita terlambat semenit saja maka pasien tidak bisa diselamatkan"

Pria bersurai merah itu pun hanya mengangguk paham

Matanya menelisik tubuh orang yang berbaring itu dengan sendu

"terimakasih dokter" ucap Jimin

Sementara hanya dibalas anggukan dan senyum simpul dari dokter yang ada di depannya

"baiklah tuan, saya permisi dulu" ucapnya yang hanya dibalas senyuman dari pria bersurai merah tersebut

.......

Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang bernomorkan 189 tersebut

Mulutnya sedikit menggumamkan sebuah kata tanpa suara dahinya berkerut seolah tengah memikirkan sesuatu

"Jeon Jungkook, Jeon Jungkook? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu? " gumamnya sambil berjalan pergi menjauh dari ruangan itu

To be continue

Painkiller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang