Foto Keramat

63 12 1
                                    

Kisah Horor.

Hari ini aku pindah ke rumah baruku bersama kedua orangtuaku dan tentunya sahabat mungilku, boneka panda yang kunamai Toto. Dengan rasa tak rela aku meninggalkan rumah lamaku. Dan sampailah kami di rumah baru--yang menurutku sedikit seram--ini.

Dengan langkah yang berat, kutapaki lantai rumah yang berkeramik putih susu, berniat menjelajahi seluruh isi rumah dengan teliti. Aku sangat penasaran dengan rumah yang dijual dengan harga sedikit murah tetapi mewah ini.

"Rere," panggil Mamaku tiba-tiba ketika aku hampir menapakkan kaki ke tangga menuju lantai atas

"Iya, Ma," sahutku yang langsung menghampiri Mama

"Bawa barang-barangmu sendiri. Minta sama Papa. Papa lagi ngeluarin barang-barang dari bagasi, tuh," suruh Mama lagi. Dengan cepat aku menghampiri Papa dan membawa semua barang-barangku. Saat aku hendak menapaki tangga, terdengar lagi panggilan Mama.

"Rere." kali ini terdengar sedikit halus. "Ya, Ma?" sahutku lagi membalikkan badan.

"Kenapa, Re? Kok manggil Mama?" tanya Mama heran. Refleks tubuhku membeku. Sedikit takut tapi aku berusaha berpikir bahwa itu hanya halusinasiku. Ucapan Mama hanya ku jawab dengan gelengan.

Sesampainya aku di depan pintu kamarku,--yang berada di lantai dua--ku arahkan pandanganku ke sekeliling. Tiba-tiba saja pandanganku fokus ke arah pintu yang tampak tua itu. Seakan tak peduli, aku langsung masuk ke kamarku. Aku terkaget, bagaimana bisa orang yang menempati rumah ini dulu, tidak membawa foto pernikahannya?

'Aneh-aneh saja' batinku

Akupun melihat-lihat foto pernikahan itu, tampak seorang wanita usia sekitar 20 tahunan mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan aksen berlian yang menambah kesan mewah gaun itu, dan seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah berdiri di sampingnya dengan pakaian yang berwarna serupa. Aku melihat lagi lebih detail foto itu dan baru kusadari kalau mereka berfoto di ruangan ini.

Saat aku hendak menyentuh foto itu tiba-tiba saja angin bertiup sangat kencang dan baru kusadari kalau jendela di ruangan ini terbuka, kututup jendela itu dan kemudian keluar kamar itu. Malam harinya setelah makan malam, aku kembali ke kamarku dan bermain dengan Toto. Saat sedang asik bermain, aku seperti mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki. Aku mencoba berfikir positif mungkin itu Papa dan Mama, meskipun aku tidak yakin karena tiba-tiba suasana menjadi sedikit dingin dan agak seram. Ku peluk Toto dan bersembunyi di balik selimut, namun aku mendengar suara perempuan berteriak dan suara benda pecah.

Dan kegaduhan itu ku dengar hampir 10 menit lamanya. Aku yang takut terjadi sesuatu akhirnya memberanikan diri ke luar kamar dengan perasaan setengah takut dan setengah penasaran. Aku menuju sumber kegaduhan tadi yaitu ruang makan, namun sesampainya di sana tidak terjadi apapun. Tidak ada benda yang pecah dan bahkan tidak ada orang. Saat aku sedang sibuk mengamati, tiba-tiba ada yang menyentuh pundakku dan membuatku kaget dan ternyata itu Papa bersama Mama.

"Aduh Papa ama Mama ngagetin aja, untung Rere ga pingsan, Papa sama Mama kenapa kesini? Apa Papa dan Mama yang menyebabkan kegaduhan tadi?" tanyaku penasaran seperti orang yang sedang mengintrogasi.

"Ha..kegaduhan apa? Kok Papa ga ngerti? nih liat rambut Papa masih basah. Papa itu habis mandi, kalau Mama kamu itu ada di kamar, justru Papa yang mau tanya sama kamu, kenapa kamu kayak orang bingung nak?"

"Emm.. Lupain aja deh, Pa, mungkin efek rumah baru jadi Rere belum betah aja. Yaudah ya. Rere mau tidur dulu, bye Pa, bye Ma," ucapku sambil mencium pipi Papa dan Mama dan langsung berlari ke kamarku.

***

Ketika akan masuk kamar, tiba-tiba Rere melihat seseorang yang sedang duduk di tepi kasurnya.

"Maaaaa...," pekik Rere. Namun setelah ia terpekik, ia kembali melihat ke arah seseorang itu tetapi orangnya tidak ada.

Karena Rere terpekik, Mamanya langsung menghampirinya. "Ada apa Re, kok kamu terkejut?" tanya Mama Rere heran. "Tadi aku lihat ada orang yang duduk disana, Ma," jawab Rere. "Ga mungkin nak, mungkin halusinasi kamu aja," terang Mama menenangkan Rere.

Saat tidur, Rere merasakan ada yang mengganggunya. Karena merasa terganggu, Rere mebuka matanya. Seketika ia langsung melihat ke foto yang terpajang disana.

Dan saat itu juga, orang yang ada di foto itu tiba-tiba mendelik yang membuat Rere terkejut dan refleks menutup matanya kembali tidur. Tiba-tiba angin berhembus dan seakan ada yang berbisik. "Tinggalkan rumah ini," sahut bisikan itu

Rere melirik ke foto itu lagi. Dan terlihat mulut orang yang ada di foto itu bergerak-gerak. 'Ternyata, selama ini yang menggangguku adalah setan di foto itu' batinnya.

Dengan cepat Rere menuju ke kamar orangtuanya untuk memberitahu orangtuanya. Besoknya, orangtua Rere membakar foto itu--walaupun beberapa kali gagal-- dan mereka segera pindah ke rumah Nenek Rere untuk sementara dan juga untuk membeli rumah baru

Careful with Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang