(1).Bukan Pertemuan

16 4 0
                                    

"Lo tadi ngapain habis ke-kelas IPA 2??"

Dua orang gadis tengah berjalan beriringan di sepanjang koridor sekolah. Yang ditanya masih sibuk mengikat rambut yang bewarna hitam pekat.

"Disuruh Daffa tadi,"Jawabnya kemudian.

"Bego banget sih lo," Gadis berambut sebahu itu menatap jengkel sahabatnya. "Mau-maunya, perang sama batin lo sendiri." Lanjutnya.

"Nggak apa-apa,"

"Tuh kan! Lo mah ish, kebanyakan muna sih,"

"Nggak apa-apa,Sar."

Sara memilih diam dan mengalihkan pandangannya ke sekelompok siswa yang tengah berlatih cherleaders.
Meskipun hatinya masih jengkel harus beradu mulut dengan sahabatnya sendiri.

"DIVA!!"

Seorang gadis berkerudung putih lari tergopoh-gopoh menghampiri Diva dan Sara.

"Kenapa put?Kok lari-lari gitu?"

"Gue nyari lo kemana-mana nggak ketemu- temu tau nggak."

"Ya ini udah ketemu." Diva menyengir.

"Lo dicari Kak.Daffa tuh," Putri masih mengatur napasnya karena tadi dia berkeliling sekolah mencari keberadaan Diva.

"Ngapain?" Bukan Diva yang bertanya,malah Sara.

"Nggak tau gue, tapi ditunggu diruang musik."

Diva menyatukan alisnya, tidak biasanya, jika Daffa mencarinya harus lewat perantara orang lain terlebih dahulu. "Yaudah deh, Sar. Lo duluan ke kelas ya?Gue nemuin Daffa dulu."

"Eh,mana bisa? Ini kan jamnya Bu. Nur, lo kalo bolos bisa dihukum nyalin tulisan arab. "

"Bentar doang, mungkin penting."

Tanpa mendengar jawaban Sara, Diva langsung berjalan cepat menuju Ruang Musik. Sara hanya menghela napas panjang," Gue kasihan sama lo,Div." Gumamnya

"Lo ngomong apa Sar?"

Sara langsung menatap Putri,dia kira cewek itu udah pergi, "Eh,nggak apa-apa. Gue ke-kelas dulu ya?" Pamitnya sembari menepuk pundak Putri sebentar.

****

Diva membuka pintu Ruang Musik perlahan,terlihat seorang laki-laki tengah duduk sambil memainkan gitar, seulas senyum terukir di bibir manis Diva.

"WOY!!"

Suara itu membuyarkan lamunan Diva, dengan cepat Diva berjalan menghampiri cowok berlesung pipi itu. " Lo ngapain berdiri disana tadi?Udah kayak satpam aje."

Diva tak menjawab, dia malah duduk didepan laki-laki itu. " Lo terpana sama kegantengan gue yang udah kayak Afgan itu ya??" Tebak Daffa asal dengan senyum menggoda.

"Apaan sih, kegantengan banget."

"Lo tuh ya,cewek sok jaim yang pernah gue kenal. Diluar sana tuh ya, selalu bilang gue ganteng lah.. imuth lah.. kece lah.. sedangkan,Lo?" Ucapan Daffa menggantung,dia menatap Diva yang menatapnya 'aneh'

"Lebay banget kayak cewek." Jawab Diva cepat, " Lo ngapain nyuruh gue kesini?Pake nyuruh putri lagi,"

"Siapa yang nyuruh?Kaga ada,"

"Ohh.. Yaudah.. Gue balik aja kalo gitu." Dengan cepat tangan Daffa menahan tangan kanan Diva.

"Ngambekan lo,dasar curut." Daffa mendudukan kembali Diva dihadapannya.

Daffa & Diva Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang