Drabble A to E

14.1K 743 14
                                    

Air Mata
Draco benci melihat Harry Potter bercucuran airmata. Air mata selalu menjadi sumber setiap kegelisahan dan masalah. Dan biasanya jika seseorang menangis, itu umumnya karena patah hati atau kehilangan.

Tidak tidak, itu tidak berlaku bagi Harry. Pemuda dengan rambut sarang burung itu tidak menangis tersedu seperti anak gadis yang kehilangan cintanya. Tapi lebih parah dari itu. Harry Potter menangis dalam hatinya dan memendam semua duka untuk dirinya sendiri.

Dan, sayangnya, Draco hanya bisa mengamati dari kejauhan, tidak bisa berbuat sesuatu untuk mengurangi duka pemuda yang dia cintai itu. Draco hanya bisa melihat, ketika yang dia inginkan hanyalah menjadi tempat sandaran bagi Harry untuk menangis.

Tapi, Draco terikat sumpah yang tidak bisa dia langgar, menjauhi Harry atau melihat Harry dihancurkan oleh orang-orang yang seharusnya merupakan sahabatnya itu. Keduanya sangat menyakitkan, tetapi setidaknya jika dia menjauhi Harry, pemuda itu akan tetap aman di antara orang-orang itu.

Bunga
Draco melihatnya, terdiam menatap bunga lily yang ada di depannya. Tatapan iris emerald  itu menyendu dan penuh kerinduan. Ibunya, Draco tahu wanita yang telah melahirkan Harry Potter ke dunia ini adalah wanita anggun bernama Lily, dan kecantikan hamparan lily dihadapannya pasti mengingatkan Harry pada mendiang ibunya itu.

Memutuskan mengikuti hati nuraninya, Draco mendekat dan memeluk pemuda berumur 15 tahun itu dari belakang. Dan Draco sangat bangga dengan dirinya sendiri karena berhasil membuat Harry bersandar padanya dan menumpahkan segala perasaannya.

Cinta
Draco tak percaya cinta itu ada, dulunya. Tapi saat melihat kilau emerald itu menatapnya langsung, tanpa keraguan dan ketakutan di dalamnya, Draco tau dia jatuh cinta. Tidak, bukan cinta sesaat karena itu bukan cinta tapi terpesona. Melainkan sebuah rasa tulus dan takkan ada yang bisa menggantikannya. Draco Malfoy jatuh cinta pada musuh besarnya, Harry Potter. JATUH CINTA Catat itu dengan huruf tebal, kapital dan di garis bawahi.

Cinta yang membuatnya selalu ingin bersama Harry, selalu menjadi perhatian Harry, melindunginya dari segala ancaman dunia luar, bersama sepanjang masa, yang ujung-ujungnya berakhir dengan obsesi untuk selalu di samping pemuda manis itu.

Dendam
Draco terdiam, iris kelabunya menatap tak percaya pada sosok pemuda di hadapannya. Kilau iris emerald itu tidak seindah biasanya. Tak ada lagi tatapan polos penuh pengertian itu. Tak ada lagi cahaya kelembutan di iris emerald itu. Karena yang ada hanyalah tatapan kebencian penuh dendam. Dan Draco tak menyukai itu. Harusnya tak ada kebencian di emerald indah itu, tapi gara-gara Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut, mata itu meredup dan menyembunyikan kilau indahnya.

Tentu saja Draco akan selalu bersama Harry untuk membalaskan dendamnya. Karena bukan hanya Harry yang memiliki dendam kepada Kau Tau Siapa, Draco juga. Oh, Draco akan dengan senang hati menjadi mata-mata agar memudahkan Harry dan Order of Phoenix mengalahkan Pangeran Kegelapan tersebut.

Egois
Draco egois, dia tau itu. Jika dia memiliki sesuatu maka tak boleh ada seorangpun yang menyentuhnya. Itu berlaku bagi semua barangnya, miliknya. Dan itu juga berlaku bagi Harry Potter. Harry Potter miliknya! Dan tak boleh ada seorangpun yang menyentuhnya. Tidak Weasel perempuan itu dan tidak pula pria pedofil tua itu!

Dan Draco akan melakukan apapun untuk membuat Harry tetap disampingnya. Meskipun itu artinya dia mengkhianati Pangeran Kegelapan. Menghancurkan weasel perempuan itu, dan... membunuh Dumbledork.

-- THE END --

Alphabetis DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang