Drabble P to T

410 41 0
                                    

Potter Lover

Draco Malfoy menatap layar yang menampilkan sosok idolanya dengan pandangan yang sangat fokus. Sesekali matanya berkedip dan kepalanya dimiringkan, mengikuti gerakan yang dilakukan idolanya tersebut.

Suara merdu dari Harry Potter diikuti gerakan tari yang menakjubkan menghiasi pandangan Draco. Sesekali juga, Draco bersenandung, mengikuti irama lagu yang sudah ia hapal diluar kepala itu.

"Ehm!"

Satu suara menghancurkan konsentrasi Draco pada layar televisi. Senyumam lembut segera menghiasi wajahnya ketika ia berbalik dan menatap suaminya coretistricoret yang baru saja kembali.

Menggerakkan kursi rodanya, Draco menggenggam tangan dingin pujaan hatinya itu, lalu menciumnya dengan lembut.

Suaminya uhukistriuhuk membungkuk dan menanam sebuah ciuman singkat di pipi Draco. "I'm home," bisiknya lembut.

Draco tersenyum, "welcome back," balasnya sembari menyentuh dahu pemilik hatinya itu dan mencium bibirnya lembut...  Well, yang ujung-ujungnya akan berakhir dengan adegan panas di ranjang selama beberapa ronde.

.
.

Draco Malfoy membuka matanya, dan langsung berhadapan dengan wajah malaikat sosok pendamping hidupnya. Satu-satunya orang yang masih menerimanya ketika semua orang pergi meninggalkannya. Satu-satunya manusia berhati malaikat yang tetap berdiri di sampingnya ketika perusahaan Malfoy bangkrut dan berbuntut pada percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Satu-satunya jiwa yang menjadi pelengkap jiwa Draco. Harry Potter.

Tak peduli apa kata fans Potter di luar sana, Draco adalah satu-satunya manusia yang mendapat kehormatan menjadi pendamping hidup malaikatnya itu. Meski di luar sana para Potter Lovers mengaku kalau mereka adalah fans nomor 1 dari kekasih hatinya ini, sesungguhnya Draco-lah yang nomor 1.

Buktinya? Tentu saja melihat wajah polos ketika tidur seorang Harry Potter Malfoy!

*smirk* 😏

.

Quirrel

"What?" tanya Harry sambil menatap tidak percaya pada sosok Quirrel. "Aku pikir Snape-lah yang akan mencuri batu itu!" sambungnya panik. Tunggu- sepertinya ada kata-kata yang kurang tepat disana. Ugh- apa ya, yang waktu itu Harry ucapkan ketika dia bertemu Quirrel?

Aih. Mantera itu harusnya dia pelajari lebih dalam lagi, jadi setidaknya ketika Harry kembali ke masa lalu, dia bisa menentukan kemana tujuannya. Bukannya tiba-tiba berada di ruangan ini dan beradapan kembali dengan Quirrel.

"Surprise Potter," ucap pengajar DADA itu dengan angkuh sambil kemudian berbalik pada cermin di hadapannya.

Harry menghembuskan nafasnya kesal. "Aku tidak percaya diriku dimasa lalu begitu bodoh sehingga tidak memanfaatkan waktu seperti ini dengan baik!" gumamnya ketika melihat Quirrel sibuk berbicara dengan Voldemort dan melupakan keberadaan Harry.

Uh- dia boleh kabur aja ga sih? Harry ingin bertemu dengan Draco lagi!

Setelah perang yang merenggut hampir separuh nyawa para penyihir itu, Harry sama sekali tidak memiliki kesempatan bertemu Draco dan menyatakan cintanya! Pasti akan seru jika hubungan mereka dimulai dari umur 11 tahun.

Er- walau mungkin aneh, mengingat Harry sebenarnya sudah berumur 20 tahun. Tapi well, siapa peduli?

"Potter! Kemari!" teriakan Quirrel itu menghentikan pikiran Harry yang meloncat kesana-kemari.

Harry memasang senyum manis, "of course professor. Sudah tidak sabar bertemu ajalmu?" tanya Harry.

"Apa yang- AAARRRKKKHHHHH!!!!" teriakan Quirrel ketika tubuhnya terbakar begitu menarik paksa lengan Harry menjadi hal terakhir yang bisa dilakukannya pada Harry. Sebelum kemudian tubuhnya menjadi abu, dan pecahan jiwa Voldemort mencoba melarikan diri.

Tapi Harry bukan lagi bocah 11 tahun yang tidak tau apa-apa. Dengan ayunan tongkatnya, Harry membuat serpihan jiwa berwarna hitam itu terbakal oleh fiendfyre.

Oke, saatnya kembali menjadi bocah 11 tahun~

Harry membuat dirinya pingsan setelah menyembunyikan batu bertuah yang ada di sakunya. 

.

Run, Malfoy. Run!

"Draco~~~" seruan bersemangat Harry ketika bertemu dengan Draco yang masih berumur 11 tahun langsung membuat yang dipanggil merinding.

"What the fuck, Potter?!" tanya bocah itu dengan wajah kesal.

"Oohh, jangan begitu. Aku baru keluar dari Hospital Wings loh, harusnya kau memanjakanku, bukannya mengumpatiku," ucap Harry dengan wajah cemberut dan mata berkaca-kaca.

"Kau pikir kau ini siapa Potter?! Pergi! Menjauh dariku! Kau menjijikkan!"

"Heee? Bukankah kau ingin menjadi temanku? Sekarang aku sudah melemparkan diriku ke pelukanmu, mengapa malah kau ingin aku menjauh?" tanya Harry dengan wajah memelas.

Semua yang mendengar itu seketika merinding ngeri. Tidak mengerti apa yang menyebabkan Harry Potter tiba-tiba berubah. Dan apapun perubahan itu akan membawa hal buruk terhadap Hogwarts.

"Run, Malfoy! Run! Kau tidak boleh membiarkan dirimu tertangkap Potter! Kalau tidak, akan terjadi marabahaya!" teriak si kembar Weasley heboh.

.

Secret Lover

"Kau tau, satu hal yang sangat aku sukai dari semua ini adalah, aku bisa memelukmu sepanjang malam," gumam remaja berambut pirang itu sambil menatap dalam pada sosok di pelukannya.

Harry tertawa kecil, "jika saja kau membiarkan semua orang mengetahui hubungan kita, kita tidak perlu menyelinap di RoR hanya untuk bertemu, Dray."

"Ya mau bagaimana lagi, kau sendiri tau 'Rry kalau Dark Lord masih belum mati sepenuhnya. Ada banyak Death Eater wanna be di Slytherin. Aku tidak bisa membayangkan sesuatu yang akan terjadi jika mereka mengetahui hubungan kita dan memaksaku melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan. Jadi, untuk sementara aku lebih senang kita menyembunyikan hubungan ini, Harry."

Harry mengangguk sambil mengecup penuh sayang bibir itu, "aku tau Dray."

Dia sudah tidak sabar untuk segera mengalahkan Dark Lord dan hidup bahagia bersama Draconya.

.

Time Turner

"Oke Harry, dengar, ini time turner, dengan ini kita bisa kembali ke masa lalu dalam waktu beberapa jam. Tapi kau harus ingat, tidak boleh bertemu dengan dirimu yang dimasa lalu atau akan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi," ucap Hermione padanya dengan wajah serius.

Harry mengangguk paham, sebelum kemudian memutar jam pasir itu.

"No, Harry- wait!"

Uh Oh.

Apapun yang akan dikatakan Hermione tidak terdengar lagi karena Harry merasakan tubuhnya tiba-tiba memasuki semacam pusaran yang memusingkan. Dan-

"Omph!"

Harry mengerjap ketika merasakan dia mendarat di tubuh seseorang. Dengan panik dia langsung bangkit dan terdiam ketika melihat remaja di hadapannya adalah Draco Malfoy, yang anehnya menggunakan seragam... Gryffindor?

"Harry?! Bukankah kau-"

"Draco! Aku lupa- what the-"

Uh... Harry tau dia dalam masalah besar ketika melihat sosok Harry Potter di hadapannya menatap dengan ekspresi aneh, dan... dia memakai seragam Slytherin.

.

End

Alphabetis DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang