fourth

15 3 3
                                    

"Mau bareng ga?" ajak Jinhwan untuk yang kedua kalinya. Yeseul memandang takjub Jinhwan. Jinhwan kalau dilihat dari sudut pandangnya saat ini sangat menarik dan ... tampan? Yeseul langsung mengusir angannya yang sempat melayang hilang.

"Ehm, ga ngeberatin, kan?" tanya Yeseul hati-hati. Jinhwan menggeleng, dan mengisyaratkan Yeseul untuk masuk ke mobilnya. Yeseul tersenyum dan masuk kedalam mobil milik Jinhwan dari pintu sebelah kanan.

Saat Yeseul masuk ke dalam mobil Jinhwan, suasana hening mulai terpercik. Yeseul dan Jinhwan sama-sama tidak berani bicara. Mereka menekadkan untuk memulai pembicaraan, namun bentrok kata terjadi.

"Jad-"

"Hei-"

"Ehm, kau mulai duluan deh" rela Jinhwan. Yeseul tersenyum melihat sikap Jinhwan. Jinhwan melirik sedikit kearah Yeseul, dan bisa dipastikan Jinhwan terkena sedikit 'serangan jantung'.

"Jadi, kenapa kamu pulang?" tanya Yeseul hati-hati sambil memerhatikan detail-detail furnitur mobil milik Jinhwan yang terlihat elegan. Pengharum mobil rasa vanilla milik Jinhwan mulai tercium oleh indra penciuman Yeseul, "Ngomong-ngomong, harum vanillanya enak".

"E-eh aku cuma pulang sebentar buat mengambil tas dan barang-barang pribadi. Kau pulang cukup larut juga sih" jawab Jinhwan. Dari sudut matanya, Jinhwan bisa melihat wajah pasrah dalam wajah lelah Yeseul. Jinhwan merogoh sesuatu dari plastik belanjaan di sampingnya dan memberikan sebotol minuman vitamin kepada Yeseul, "Minumlah, biar ga sakit. Kau juga suka vanilla toh ternyata".

"Hem, makasih ya. Iya, harum vanilla tuh enak, jarang ada laki-laki suka harum vanilla, kebanyakan suka wangi white musk atau black musk gitu. Padahal laki-laki yang suka harum vanilla, atau bahkan berbau vanilla itu tipeku banget" celoteh Yeseul sambil menerima minuman vitamin dari Jinhwan dan meminumnya. Jinhwan tersenyum geli mendengar celotehan Yeseul. Tapi ia baru saja menyadari kalimat akhir Yeseul...

'Padahal laki-laki yang suka harum vanilla, atau bahkan berbau vanilla itu tipeku banget'

Jinhwan merasa jantungnya sedikit berdetak lebih cepat dari biasanya. Yeseul masih tidak menyadari perkataannya, dan terus meminum vitaminnya. Seselesainya Yeseul meminum vitaminnya, ia membuka ikatan rambutnya dan membiarkan rambutnya tergerai lepas.

Jinhwan merasa tersedak oleh udara walau sebenarnya tersedak udara saja mustahil. Tenggorokannya terasa tercekat melihat aura wanita Yeseul terpancar saat Yeseul menggerai rambutnya. Rambut hitam pekat sepundak milik Yeseul tergerai bebas, membuat kulit porselen Yeseul terlihat lebih menonjol. Jinhwan yang melihatnya saja sudah tergila-gila.

Akhirnya, Jinhwan mengantar Yeseul tepat sampai rumah, setelah diarahkan oleh Yeseul tentunya. Yeseul mengucapkan terimakasih dan menunggu Jinhwan hingga hilang ditelan lalu lintas. Rumah Yeseul yang terletak di kawasan Gangnam terlihat sangat mencolok dari rumah-rumah disampingnya.

"Aku pulang" seru Yeseul saat memasuki rumahnya. Yeseul melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu yang berada di ruang tamu dan bergegas masuk kedalam. Ia mendapati ibunya sedang memasak di dapur.

"Eomma? Masak apa?" tanya Yeseul hati-hati. Ibu Yeseul hanya menengok kearah Yeseul sebentar. Ibu Yeseul mengaduk dan mencicipi masakannya itu, "Sup rumput laut".

"Sup rumput laut? Siapa yang ulang tahun?" tanya Yeseul sambil mengambil gelas dan menuangkan air putih yang tersedia di meja makan.

"Yeseul, hari ini tuh kamu yang ulang tahun. Sama aja ya kayak kakakmu, lupa ulang tahun sendiri" jelas Ibu Yeseul sambil membuat mimik wajah pura-pura kesal. Yeseul cekikikan melihat tingkah ibunya.

"Bu, aku ke kamar dulu, aku capek. Nanti kalau sudah selesai bikinnya, panggil aku aja" ujar Yeseul sambil berdiri dan mengembalikan kursi meja makannya ke tempat semula. Ibu Yeseul memberi isyarat 'oke' dengan jarinya, memperbolehkan putrinya kembali ke kamarnya.

Yeseul menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya yang berada di lantai 2 rumahnya. Kebetulan, kamarnya bersebelahan dengan kamar kakaknya, jadi lantai 2 di rumahnya tidak terlalu sesak karena Yeseul benci kesesakan.

KRIET~

Yeseul menyalakan lampu kamarnya dan tiba-tiba...

"SAENGIL CHUKKAHAE URI JEON YESEUL!!!" teriak 5 orang di kamarnya dengan gembira sambil menyalakan confetti. Mereka adalah Eun-ye, Seola, Hyemi, Tiff, dan Alexa. Mereka adalah teman terdekat Yeseul di sekolah. Alexa menghampiri Yeseul dengan kue blue velvet kesukaannya. Yeseul sedikit merasa kaget dengan 'surprise' mereka kali ini.

"Eh woi gila! Ngapain muncul di kamarku! Udah gitu seharian ngebohongin aku lagi" canda Yeseul. Mereka semua tertawa karena Yeseul berhasil ditipu seharian tanpa curiga suatu apapun.

"Yap, sekarang tiup lilin gengs! Yeseuul, make a wish dulu dong!" ujar Alexa sambil menyalakan lilin yang terdapat diatas kue blue velvetnya. Yeseul tersenyum dan mendekat ke Alexa agar meniup lilinnya menjadi agak lebih mudah. Yeseul tersenyum sambil menutup matanya, mencoba mendoakan harapan-harapan yang selama ini dia inginkan.

Yeseul meniup lilinnya sekaligus. Teman-temannya bersorak gembira sambil memeperkan frosting krim keju ke yang lain sambil bercanda. Lebih tepatnya, Yeseul yang kena paling banyak, sih.

"Eh, ayo kita kebawah abis mandi! Udah ada sup rumput laut tuh dibawah" ujar Yeseul memberhentikan candaan mereka. Tiff mengangguk mengiyakan, yang disusul dengan Eun-ye, Seola, dan Alexa.

"Mandi bareng aja seru!" seru Tiff mengungkapkan pendapatnya. Alexa dan Eun-ye langsung setuju dengan pendapat Tiff. Seola dan Yeseul mah mengikut saja.

Setelah mereka mandi bersama, yang menyebabkan kamar Yeseul menjadi sangat basah dan tentunya ramai, Alexa, Tiff, Eun-ye, dan Seola langsung memakai sejenis evening dress yang terlihat lumayan mahal. Yeseul langsung heran melihat mereka memakai baju mahal hanya untuk makan sup rumput laut.

"Ehm, ngapain pake evening dress?" tanya Yeseul. Eun-ye langsung memukul jidatnya dan berlari kearah walk-in closet milik Yeseul. Eun-ye kembali dengan sebuah evening dress warna maple di tangannya.

"Sehabis makan sup rumput laut, mending kita jalan yuk keluar" senyum Eun-ye. Yeseul berusaha mengelak, "Tapi eommaku? Eonniku?". Eun-ye memutar bola matanya.

"Tentu saja kami sudah ijin, bodoh. Kami kan tidak sepertimu" jawab Alexa mewakili Eun-ye. Alexa langsung melipat tangannya didepan dadanya dan memperhatikan bagaimana Eun-ye mendandani Yeseul.

"Voila! Birthday gurl is ready" ucap Eun-ye antusias. Yeseul tampak sangat meawan dan classy didalam balutan evening dress maple tadi. Makeupnya yang tipis namun menonjol berkesan manis diwajahnya.

Mereka berlima turun ke ruang makan, yang disambut dengan kehadiran kakak dan ibu Yeseul. kakak Yeseul terlihat sangat elegan walaupun hanya sekedar duduk di meja makan, karena memang kakaknya adalah seorang mahasiswa hubungan internasional, sudah pasti dia sering ke acara-acara formal antar negara.

"Oh, Yeji eonni? Sudah pulang, toh?" tanya Yeseul sambil menarik kursi didepan kakaknya. Yeji memandangi Yeseul tidak percaya.

"Ya jelas aku pulang lebih cepatlah, kan hari ini ulang tahunmu, bodoh" ujar Yeji eonni sambil memutar bola matanya. Yeseul hanya cengengesan mendengar alasan kakaknya. Yeji menyeruput kopinya, "Lagipula, malam ini kita akan sangat bersenang-senang untuk merayakan ulang tahunmu". Yeseul menelan ludahnya, membayangkan betapa liar kakaknya nanti saat kakaknya ikut.


to be continued...


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HALOOOOOOOOOOOOO

Akhirnya bisa update lagi! Ini aja sempet ngupdate karena tadi ada suatu masalah besar yang menyangkut hidup dan matinya cintaku /g/

Okeoke, have a nice reading ya gengz!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

High-Low Love [ikon's jinhwan fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang