Jumat sore yang menenangkan. Aku menengok ke luar dari jendela kamarku, menghirup udara sore, kemudian tersenyum. Selama beberapa saat aku termangu dengan tangan menopang dagu. Angin musim gugur yang berhembus dari arah Timur menerpa, membuat beberapa helai rambut yang terjatuh akibat ku kuncir asal-asalan pun menari di udara. Sejenak aku memandang ke berbagai objek di luar sana.
Dari kamarku yang terletak di lantai dua ini, aku bisa melihat gumpalan bak kapas yang tergantung di langit juga bergerak tergiring angin, beberapa orang yang melalu lalang di jalanan kompleks depan rumah, dan hijau pepohonan yang ditanam di halaman rumah-rumah---membuat mataku kembali segar. Pasalnya, sudah lama aku berkutat pada berbagai buku untuk persiapan ujian mendatang sejak sepulang sekolah tadi, membuat sekujur otot mataku lelah. Tak lama kemudian, ekor mataku menangkap sebuah objek yang sangat familiar sedang berdiri di depan pagar.
"[Name], ada temanmu datang." Aku menoleh ke arah suara di balik pintu. Itu suara Ibu, beliau sudah melangkah turun lagi sekarang. Aku yakin Ibu sedang sibuk menyiapkan makan malam terdengar dari dentingan khas dari dapur di bawah. Aku mengambil cardigan yang tergantung pada gantungan baju, kemudian membuka pintu dan dengan tergesa, berjalan menuruni anak tangga rumah.
"Karma-kun, kau telat. Aku menunggu sampai sempat berlatih satu paket soal tadi." (Nb : sepaket disini maksudnya kayak paket soal UN ya jadi isinya 40-50 soal, hehe)
"Maaf, ada sesuatu yang harus ku kerjakan. Apa yang lain sudah sampai? Aku tidak mendengar suara riuh dari mereka." Aku berjalan mengiringinya menaiki tangga menuju kamarku sambil menghela napas.
Hari ini, ada kerja kelompok antara aku, Karma, Maehara, Yada dan Rinka untuk mengerjakan tugas dari Irina-sensei mengenai presentasi berbahasa Inggris. Oh! betapa menyusahkannya hal itu. Dan lihat, bahkan di waktu yang bersamaan pun mereka terhalang tak bisa datang kemari. Sungguh, sebenarnya aku kurang menyukai sistem kerja kelompok untuk tugas karena yah.. itu membutuhkan suatu hal yang dinamakan kesabaran.
"Tidak. Mereka kompak berhalangan hadir hari ini." jawabku sambil mengendikkan bahu.
"Hei coba lihat siapa yang kau bawa ini---ya ampun, adikku pintar sekali memilih kekasih. Ahaha." Siapapun, tolong berikan aku tisu untuk menyumpal mulut ember kakak perempuanku yang satu itu. Dia menutup pintu kamarnya dari luar sambil tersenyum-senyum jahil.
Karma membungkukkan badannya kemudian tersenyum kalem. "Selamat sore," ujarnya pada kakakku. Aku memutar bola mata malas. Sekarang dia menunjukkan sifat sopannya, padahal aku tahu dalam hati palingan dia lagi ogah-ogahan.
"Berisik." Hanya itu kata yang kulemparkan untuknya, tak mau ribut-ribut berdebat hanya karena kata 'kekasih' yang dia lontarkan tadi meskipun aku sangat tidak setuju akan hal itu. Apa-apa dibilang kekasih, mungkin kalau aku membawa tukang jaga kebun sekolah ke rumah juga bakal dibilangnya kekasih. Oke, tapi itu gak ada gunanya, kan.
blam
Pintu kamar kututup pelan, kemudian dengan santai aku berjalan ke meja belajar yang terletak di sudut ruangan.
"Jadi, kamu bisa bersikap sopan juga ternyata ya Karma-kun." ocehku asal sambil merapikan buku-buku yang tadi kugunakan belajar. Aku mengambil meja kecil dan kuletakkan di tengah ruangan, lengkap dengan bantal duduk serta beberapa camilan.
"Seorang pria harus menjaga sikapnya terutama pada calon kakak ipar bukan?" Aku tertegun sejenak, mencoba mencerna kalimatnya tadi.
"Ku lihat wajahmu memerah. Apa terserang demam dadakan?"
"Seorang pria harus menjaga ucapannya terutama saat di dalam kamar wanita, bukan begitu Karma-kun?" Dia tertawa tertahan begitu selesai mendengar ucapanku yang membalikkan kalimatnya. Setelah meminta maaf, Karma mengambil tasnya dan mengeluarkan satu buku serta peralatan menulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia [Karma x Reader]
Fanfiction[Full Name] awalnya adalah siswi kelas 3 biasa di Kunigigaoka. Terkenal rajin, dan cukup disiplin, membuatnya menjadi siswi yang pintar. Karena memiliki sifat yang kaku, [Name] tak disukai oleh banyak teman kelasnya. Suatu hari, mereka yang tidak me...