Suara ketukan pintu yang sudah pasti berasal dari pintu utama apartmen membangunkanku dari tidur yang nyenyak setelah semalaman menghabiskan satu serial drama yang direkomendasikan teman kantorku.
Dalam hati aku menjerit dan dalam pikiranku sudah menyusun segala macam sumpah serapah yang akan ditujukan kepada seseorang yang sedang mengetuk pintu apartmenku. Aku memiliki kemungkinan benar sembilan puluh sembilan persen mengenai siapa yang sedang berada diluar sana.
Park Jimin.
Dihari kerja seperti hari ini, lelaki yang biasa dipanggil Jimin ini selalu menumpang sarapan dipagi hari. Tetapi, alih - alih merepotkanku, dia sedikit meringankan bebanku dipagi hari.
Yap, Jimin dengan senang hati mengantarku bekerja sebagai ganti dia menumpang sarapan. Bahkan tak jarang juga dia menjemputku dan mengantarku kembali kerumah. Lagipula jarak tempat bekerja kami tidak terlalu jauh.
"Good Morning Sleeping Beauty!"
Sapa Jimin begitu aku mempersilahkan dirinya masuk.
"Seperti biasa aku akan memakan apapun yang kau masak sebagai sarapan, dan juga seperti biasa aku meminta porsiku lebih banyak darimu." lanjutnya, dan kali ini diakhiri dengan senyuman polosnya seperti anak berusia sepuluh tahun.
"Baiklah Chim, beri aku waktu untuk mempersiapkan diriku. Apa kau tidak sadar hari ini kau datang sangat pagi sekali daripada biasanya?" kataku sedikit protes.
Oh ayolah hari ini manusia ini datang satu setengah jam lebih awal dari biasanya. Biasanya aku sudah selesai membersihkan diri dan berpakaian rapi saat ia datang kesini.
"Haha baiklah maafkan aku karena membangunkan putri tidur lebih awal, aku hanya terlalu bersemangat hari ini. Entah karena apa."
Aku hanya mengabaikan perkataannya dan berlalu meninggalkan lelaki itu yang sudah asik dengan televisiku.
Satu jam berlalu, aku sudah siap dengan pakaianku yang rapi dan bersiap untuk memasak sarapan yang sederhana. Aku akan membuat beberapa potong roti isi untuk menghabiskan stok roti yang tersisa.
Setelah roti isi sudah siap, kami melakukan rutinitas sarapan kami seperti biasa. Kami saling bertukar cerita, entah itu mengenai pekerjaan, dan segala hal termasuk hubungan asmara kami.
Ah, aku belum mengatakan apapun kepada kalian hubungan apa yang aku dan Jimin jalani, sejak kapan kami saling kenal, dan lainnya.
Jadi aku dan Jimin merupakan teman sejak kami berada di universitas. Entahlah siapa yang memulai percakapan tapi kami akhirnya dekat dan menjadi sahabat seperti sekarang. Dan tentunya persahabatan kami murni pertemanan. Meskipun diawal persahabatan kami terjadi beberapa konflik tentang perasaan, tetapi kami berhasil meluruskan semuanya hingga saat ini. Aku sudah menganggap Jimin sebagai saudara kembarku sejak awal, karena disaat kami saling bertukar pikiran, kami memiliki beberapa kesamaan. Ya beberapa.
Jimin tinggal di satu gedung apartmen yang sama denganku, hanya saja dia berada di lantai atas. Maka tak heran ia selalu menumpang sarapan di apartmenku.
Dan aku? Baiklah sejak awal aku belum memperkenalkan diri.
Namaku Choi Seungyeon. Seorang perempuan yang tidak terlalu spesial dengan kehidupan yang biasa - biasa saja layaknya perempuan berumur 20an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakupenda; Jimin Taehyung
Fanfiction"Nakupenda" means I love you in Swahili . au . Slow update