Saat memainkan ponsel ku,taehyung pun masuk kamar dan duduk dekat tepi tempat tiduk kami
"Kau marah pada ku"ucap taehyung
"Maaf,aku akan membelimu mobil baru sebagai permintaan maaf ku"sambung taehyung
"Benarkah"ucapku dengan sedikit penyelidiki dia berbohong atau tidak
"Benar"
Aku pun langsung melempar ponsel ku dan memeluk taehyung,juga tidak lupa aku mencium pipinya
"Ini baru istri manja ku" ucap taehyung sambil membalas pelukan ku
"Aku sangat mencintaimu"ucap jihyo yang dari tadi dengan senyuman di wajah cantiknya
Bagaimana taehyung tidak menuruti kemauan jihyo,jika istrinya semanis ini
"Aku juga sangat mencintai istri manja ku ini"
malam ini pertengkaran kami pun berarti,bukan berakhir lebih tepatnya cuman berbaikan sesaat.ya aku selalu mengalah bahkan setiap pertengkaran hebat pun uang ku yang menjadi pendamainya,bahkan aku sampai memberikannya kartu ATM ku untuk dia berbelanja seharian cuman untuk tidak bertengkar dengannya.aku tidak bisa marah denganya,mungkin bukan tidak bisa tapi tepatnya belum bisa.aku benar sangat mencintainya,walau mungkin dia cuman mencintai hartaku.aku suami yang baikan,,,,?
*TAEHYUNG*
Pagi ini jihyo yang memasakan makanan untuk ku dan aku menunggu dengan manis di depan meja makan,dia masak untuk pertama kalinya,ya aku sangat senang tapi jujur didalam pikiran ku,aku memikirkan rasanya yang mungkin seperti TAI"Akhirnya jadi"ucap jihyo sambil meletakan makana itu di depan ku
"Apa ini?makanan?kalian ingin tau bentuknya?seperti sampah yang di acak acak oleh anjing,bahkan mungkin lebih rapi dari pada yang di acak acak anjing"ucap taehyung dalam hati
"Sepertinya rasanya enak"ucap taehyung sambil menatap makanan di depanya*sangat menjijikan*
"Makanlah aku akan menunggu mu makan,sampai makananya habis"ucap jihya yang menarik korsi di depan taehyung
Bagaimana ya rasanya,,,,?enak,,,,?mungkin tidak,,,,?tunggu sambungan berikutnya wkwkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Silly wedding
Fanfictionsiapa bilang pernikahan karna perjodohan selalu berakhir perpisahan,,,,?bahkan aku sangat menyukai perjodohan,apa lagi dengan pria mapan