1 of 4

7.7K 836 47
                                    

Kim Namjoon meletakkan beberapa buku di atas meja. "Boleh aku duduk disini?" Tanyanya sembari menggulung lengan kemeja, irisnya mengamati pemuda yang tadi bertopang dagu, tampak melamun.

"Tentu saja boleh, kau juga membayar disini." Pemuda bersurai cokelat membalas. Namjoon tersenyum tipis, kemudian mengambil duduk didepan pemuda tersebut. Jemarinya kemudian membuka salah satu buku yang tadi sempat diletakkannya di atas meja.

"Tae hyung." Suara lain mengganggu acara membaca Namjoon, sebelah alis terangkat ketika mengalihkan atensi pada seseorang yang baru datang menghampiri mejanya, dan memanggil pemuda didepannya.

Pemuda didepannya tampak terkejut, kacamata yang tadi bertengger dimatanya dilepas, mengekspos iris cokelat bening tanpa penghalang. Namjoon sempat takjub tadi, sayang hal tersebut sedikit dirusak dengan iris cokelat bening yang ganti menyipit.

"Ada apa lagi? Kita sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi Jungkook." Meraung, pemuda yang sempat Namjoon dengar bernama Tae tersebut tiba-tiba meraih salah satu buku yang dibawanya tadi, kemudian menyibak halaman buku tersebut dengan kasar. Kentara sekali jika pemuda dihadapannya tengah kesal.

"Aku hanya ingin bilang, kembalikan barang-barang yang pernah kuberikan pada hyung." Pemuda lain yang dipanggil Jungkook tersebut membuka suara kembali. Mendengar pemuda tersebut berkata seperti itu hampir membuat Namjoon melempar buku, saking lucunya.

Tae, pemuda yang lebih tua mengecurutkan bibirnya. Tak lama pemuda bersurai cokelat tersebut melepas cincin yang sebelumnya terpasang apik dijemarinya. "Itu kukembalikan, sisanya akan kukirim lewat kurir nanti,"

"Pergi sana, sialan." Lanjutnya kesal, pemuda yang diberikan cincin tanpa mengatakan apapun lagi melenggang pergi dari tempatnya berdiri tadi.

Namjoon yang sedari tadi mengamati, menghela nafas. Bibirnya terkurva begitu melihat pemuda didepannya melanjutkan membuka halaman pada buku dimejanya, tampak menyibukkan diri.

"Bisa kembalikan bukuku?" Tanya Namjoon, pemuda didepannya tersentak kemudian memandangnya dengan iris cokelat bening yang melebar. "Aku tidak yakin kau ingin meminjamnya." Namjoon melanjutkan, kemudian berdiri dari kursinya. Bibirnya tersenyum, menampilkan lesung dipipi.

Pemuda didepannya terperangah, mengusap surai cokelatnya kasar, iris cokelat bening miliknya memandang bergantian antara buku dan Namjoon. "Aku ingin meminjam buku ini, isinya bagus, boleh kan?" Pemuda tersebut menanggapi. Namjoon hampir terkekeh ketika mengetahui pemuda didepannya tengah berbohong, bahkan pemuda tersebut tidak menyadari jika posisi buku yang dibacanya salah. "Boleh saja,"

"Ah, ngomong-ngomong bukumu terbalik." Seringai tipis lolos dari bibirnya, Namjoon mengemasi bukunya kemudian melenggang pergi menuju penjaga perpustakaan, tak memperdulikan pemuda bersurai cokelat yang sedang menutupi wajahnya yang memerah malu.

.

.

.

BTS - Milik Bighit

.

Kim Namjoon x Kim Taehyung

.

.

.

Mengetukkan sepatunya pada lantai, Namjoon menyandarkan tubuhnya pada tembok dibelakang. Pintu disampingnya tak berapa lama terbuka,  menampilkan beberapa mahasiswa yang keluar dari ruangan tersebut.

Irisnya mengamati, kemudian kurva terpatri apik dibibirnya. "Jin hyung." Panggilnya. Pemuda yang dipanggil terburu menghamprinya. "Namjoon, aku sudah mengirimimu pesan tadi." Katanya tak enak, membuat alis Namjoon terangkat, tampak tak percaya. Sebelah tangannya kemudian merogoh handphonenya dan membaca pesan disana.

Maaf Namjoon, aku ada urusan. Kapan-kapan saja ya kita nontonnya.

"Maafkan aku, tapi aku harus pergi sekarang." Pemuda yang dipanggilnya Jin tadi menepuk bahunya kemudian melenggang pergi. Namjoon menghela nafas, irisnya melirik jarum jam pendek pada arlojinya yang menunjukkan pukul 7. "Susah sekali mendekatinya." Gumannya sembari memasukkan kembali handphonenya pada saku celana.

"Yak, minggir,"

"Minggir." Pemuda yang tadi pagi ditemuinya tampak berlari menuju kearahnya, surai cokelatnya tampak lepek oleh keringat. Dibelakang pemuda tersebut tampak laki-laki paruh baya tengah mengejarnya. Namjoon bersedekap ditempatnya, bibirnya tersenyum miring ketika sebuah ide terlintas dikepalanya.

Dan saat pemuda bersurai cokelat tersebut semakin mendekat, Namjoon buru-buru menarik tangan pemuda tersebut untuk berlari mengikutinya. "Ya kenapa kau menarikku?"

Mengabaikan protesan pemuda tersebut, sebelah tangan Namjoon yang bebas merogoh saku celanannya dan mengeluarkan dua lembar kertas kecil dari sana.

"Mau nonton film denganku?" Ditengah keduanya berlari, Namjoon dengan lesung di pipinya bertanya pada pemuda tersebut. Sedang pemuda yang ditanyai tengah menatapnya tak percaya.

.
Tbc

FooL [MonV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang