Meyakinkan Tuhan

159 6 3
                                    

Disadari atau tidak, di luar sana banyak orang yang memiliki impian yang sama dengan apa yang kita cita-citakan. Artinya, kita memiliki saingan dari berbagai latar belakang dari berbagai belahan dunia, dan dari berbagai tingkat intelektualitas yang berbeda yang sedang berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya, dan bisa jadi mimpi orang-orang itu sama persis dengan apa yang kita mimpikan. Kita tidak bisa menghindari keadaan ini. Kita tidak bisa melarang orang lain supaya tidak memiliki yang sama dengan kita, sebab mimpi adalah barang publik yang boleh dimiliki oleh makhluk hidup di mana pun dan kapan pun.

Meskipun banyak individu memiliki mimpi yang sama, namun pencapaiannya tidak bisa dianggap sama, sebab pencapaian itu tergantung perjuangan untuk mencapainya. Ada diantara mereka yang berjuang lebih keras dari apa yang kita lakukan, namun ada juga yang kadar perjuangannya sama atau kurang keras dari apa yang kita lakukan. Itu tidak jadi masalah, sebab takdir sudah digariskan pada jalurnya masing-masing.

Sebagai manusia normal, ketika kita bersaing dengan ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang dari berbagai latar belakang dengan tingkat intelektualitas yang berbeda, umumnya kita akan lebih banyak merasa naif dengan kemampuan kita. Ketika merasa naif, maka kita malah akan lebih sering fokus membanding-bandingkan apa yang telah kita lakukan dengan apa yang telah orang lain lakukan. Merasa bahwa orang lain lebih baik daripada kita, bahkan terkadang kita merasa tidak percaya diri bahwa apa yang kita perjuangkan akan menghasilkan capaian yang memuaskan. Perasaan ini malah membuat mental kita ciut bahkan terkadang timbul perasaan iri.

Perasaan-perasaan tersebut sungguh sangat keliru. Perlu diingat bahwa sehebat apapun kemajuan dan kemampuan seseorang, ini tidak akan menjadi kerugian bagi perjuangan kita. Artinya, kita tidak perlu terpengaruh dengan apa yang dicapai orang lain. Kita tidak perlu terpengaruh dengan cara orang lain memperjuangkan mimpi-mimpinya.

Jauh sebelum kita lahir ke dunia, catatan garis hidup kita dari sejak lahir hingga meninggal telah diselesaikan Tuhan, dengan demikian kita tidak perlu menghawatirkan apa yang dilakukan oleh orang lain. Sangat keliru jika kita malah lebih sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain, sebab barang tentu jalan hidup orang berbeda-beda. Makanya, cukuplah kita berjuang dengan baik dan  mempersiapkan diri sematang mungkin.

Membanding-bandingkan perjuangan kita dengan apa yang diperjuangkan orang lain malah  membuat kita lemah dan malah berhenti berjuang. Hal inilah yang membuat waktu kita terbuang percuma. Padahal, sebagai manusia yang hidup dengan batas waktu, sebaiknya waktu berjuang untuk meralisasikan mimpi-mimpi kita tidak dihabiskan dengan memikirkan hal-hal yang tidak perlu.

Limit waktu yang tersedia digunakan untuk mempersiapkan diri sematang dan sebaik mungkin agar kualitas diri kita semakin baik serta semakin siap berjuang dan bersaing dengan jutaan orang yang mengejar mimipi yang sama dengan mimpi-mimpi kita.
Prinsipnya, biarkan orang lain berasumsi liar mengenai apa yang kita lakukan, tidak perlu repot-repot memikirkan dan melakukan sesuatu yang tidak perlu, cukuplah  lakukan perjuangan yang dapat meyakinkan Tuhan bahwa kita adalah manusia yang paling pantas meraih apa yang dimimpikan.

Menggapai BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang