Sadisnya Cinta

33 3 1
                                    

Mentari pagi menyorot lewat jendela, mengusik tubuh yang terbaring dengan mata terpejam, Aliando sastra putra. Ya, lelaki yang berparas tampan nan gagah serta terlahir dari keluarga yang terpandang, Ayahnya seorang Pemimpin dan pemegang perusahaan terkenal,sedangkan ibunya seorang pengusaha butik yang cukup tersohor, ali yang mempunyai seorang kakak yang cantik luar biasa, namun karena pergaulan yang salah akhirnya di usia yang masih cukup muda, rena(kakak ali) di nikahkan segera dengan seorang pengusaha emas.
Ok next.. :)
Ali yang terkenal sebagai pewaris dan penerus perusahaan ayahnya, wajahnya yang rupawan kerap jadi sorotan setiap wanita yang melihatnya, namun karena keseriusannya mengelola perusahaan ayahnya, ia seolah lupa akan tujuan hidupnya untuk segera membina rumah tangga. Mila, ibunya ali kerap mengingatkan anaknya supaya segera menikah.
Namun ali hanya menanggapinya dengan senyuman kecil atau dengan anggukan setelahnya tak menanggapi lebih lanjut, di usianya yang memang terbilang cukup matang ali kerap di sudutkan oleh keluarganya untuk segera menikah.
Skip
Skip
Skip
Dengan malasnya ali membuka matanya kemudian turun dari ranjang melangkah menuju kamar mandi. Beberapa mnit kmudian ali keluar dari kamar mandi lalu segera bersiap² untuk menjalankan rutinitas seperti biasa ke kantor.
------------
------------
Tiiinnn...!!!
Suara klakson kendaraan memenuhi keramaian jalan yang pada hari itu luar biasa macetnya.ali mendengus kesal pasalnya ia sebentar lagi akan mengadakan meeting penting di kantor , harusnya ia sudah tiba di sana paling tidak 5 menit sebelum meeting di mulai. Lama menunggu akhirnya ali mulai pasrah dengan nasibnya kini,ia memutuskan untuk menelepon sekretarisnya di kantor bahwa ia akan telat datang hari ini.
"Hallo..rev," ali
"Hallo, pak ali ada apa,?" tanya reva sekretaris ali.
" hmm..begini rev, saya sekarang msih d jlan kejebak macet, tolong kamu suruh riko untuk segera menyiapkan laporan pekerjaan proyek kita ke client meeting sekarang, laporannya ada di atas meja saya. Soalnya saya sepertinya tidak bisa datang ke kantor sekarang, kamu mengerti kan..???" tanya ali dengan tegas.
"Oh..ii..iyya..pak, mengerti" jawab reva gugup.
" ya sudah, itu saja" ucap ali sambil menutup teleponnya.
Tiiiiinnn..!!
" buset daah tuh mobil yg di blakang gue gk sbaran amat sih, gk liat apa situasi di dpan lg kaya apa, maen klakson² orang seenak jidat" gerutu ali di dalam mobil sambil pandangannya menengok ke belakang.
Tiiiiinnnn..
Tiiiiinnnnn...!!
"Gila banget yah tuh orang.!! Gue aja yang buru" bgt juga gk gitu² amat, ni pasti yg nyetir mobil kayaknya gk tau etika deh, sumpah bgt daah tuh orang pengen gue gibeng" oceh ali di dalam mobil.
" udahlah pasrah ajah dahh gue sekarang, mana perut udah demo,," gerutu ali kembali.
Ya memang pada saat akan brangkat tdi ali melupakan sarapannya karena buru² bergegas pergi ke kantor.
Setelah kemacetan usai ali mulai bernafas lega,ia tak memilih langsumg ke kantor, karena meetingnya pun sudah selesai.
Kini yang ali fokuskan hanya mencari tempat makan karena ia memang sangat kelaparan sekarang, ali melirik jam di tangannya.
" masih jam 11, udah deh urusan kantor gampang. Yg terpenting sekarang adalah urusan perut. Gila lama² gue ngejongkeng kelaparan di dalem nih mobil." oceh ali.
Stelah lama mencari, akhirnya mata ali tertuju pada rumah makan di seberang jalan yang ia rasa tidak terlalu buruk baginya makan di tempat itu.
"Parkir dimana nih gue," guman ali.
Stelah beres memarkirkan mobil, ia pun berjalan masuk ke dalam rumah makan tersebut.
Ali memilih mengambil kursi paling pojok di belakang.
Saat ia tengah fokus melihat² menu makanan yang ada di daftar menu, tiba² ia di kejutkan oleh sapaan suara lembut

cinta tak sempat terucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang