1 - Open The Door

45 11 1
                                    

Jeon Jungkook, pemuda ini bukanlah Mahasiswa rajin dengan peringkat tertinggi, bukan pula si kutu buku yang gemar membaca, ia hanya seorang Mahasiswa yang mencari kesibukan ditengah serangan rasa bosan. Kim Yugyeom penyebabnya, ia terdampar tanpa kawan di Perpustakaan Universitas tempatnya menimba ilmu. Ingin ia mengumpat, sahabatnya itu tak pernah ada saat ia butuhkan, tak bisa diandalkan. Seperti kacang lupa pada kulitnya, pribahasa tersebut layak ia tunjukan pada lelaki hidung belang tersebut. Oh, Jungkook tak ingin membuat nama Yugyeom buruk karena kelakuan pemuda itu, tapi tak bisa di sangkal, itu kenyataan. Memang kurang ajar sekali si Kim itu, saat dia membutuhkan teman ia akan menghampiriJungkook dan merengek minta ditemani untuk bermain game atau sekedar minum kopi di Cafe karena kebosanannya, tapi jika Jungkook yang membutuhkannya ia akan menjadi seseorang yangsangat sibuk dengan seribu alasan yang Jungkook tau ujung-ujungnya adalahmasalah seorang Gadis. Seperti saat ini, Yugyeom lebih memilih  gadis yang mengajaknya berkencan ketimbang Jungkook yang mengajaknya ke Cafe untuk sekedar minum kopi. Oke, baiklah, Jungkook tak akan memikirkan hal tersebut. Sudah biasa.

Jungkook tengah memilih-milih buku bacaannya, mungkin buku yang bisa menjadi referensi atau pembelajarannya  untuk membuat Skripsi akhir. Yah, saat ini Jungkook tengah berada di Semester akhir untuk meraih gekar S1. Pemuda tampan ini akan segera lulus.

Setelah lima menit mencari, akhirnya Jungkook membawa 3 buku tebal yang ia tumpuk di tangan kanannya. Lantas, kakinya menuju meja baca di ujung barat. Disana sepi, tak ada seorang pun hingga ia bisa berkonsentrasi penuh.

Jungkook menaruh tasnya, menjatuhkan bokongnya di atas bangku. dan mulai membuka satu per satu lembar dari buku yang ia bawa.

'Hiks..Hiks... Buka pintunya.'

Terdengar isak tangis samar-samar di indra pendengaran pemuda yang tengah asik membaca tersebut. Jungkook mencoba menajamkan pendengaranya, namun sepersekian detik ia tak mendengar apapun selain suara jam yang berdetak. Pemuda dengan kemeja putih tersebut mengedikan bahunya, merasa salah mendengar. Lantas kembali pada buku di hadapannya.

'Tolong aku....hiks hiks..'

Jungkook mendengarnya namun mencoba menghiraukan suara itu.

'Orabeoni...hiks aku merindukanmu?'

'hiks,,,tolong aku.'

Shit! Konsentrasi Jungkook hancur, sura gadis menangis begitu mengganggunya. Ia pikir memilih pojokoan untuk membaca adalah tempat yang tepat. Namun ia lupa  pojokan juga tempat yang bagus untuk menangis.

Jungkook berdiri, ia memutar kepalanya mencari sumber tangisan tersebut. Pojok barat tentu tak ada siapapun kecuali dirinya. Ia pun melangkahkan kakinya ke Pojok bagian Timur yang sama sepinya sperti pojok Barat.

'Hiks,,'

'Aku lelah.'

'Hiks,,,'

Suara itu semakin dekat seiring kaki Jungkook melangkah.

Tepat didepan rak buku baris akhir bagian Timur, Jungkook berdiri, ia yakin gadis itu menangis di balik rak buku ini. Ia tak langsung menghadap gadis tersebut, Jungkook bukanlah seseorang yang tak sopan untuk melihat gadis menangis. Pemuda yang baik setidaknya harus memberi privasi pada seorang gadis. Namun ia terpaksa menegur kali ini, karena tangisan gadis ini cukup mengganggunya dan bahkan mengganggu pembaca lainnya.

"Permisi, aku tidak tahu rasa sedihmu seperti apa. Tapi ku mohon jangan menangis disini...."

Jungkook terdiam sesaat untuk mendengar suara gadis tersebut, namun ia tak mendengar apapun hingga ia pun melanjutkan kalimatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Princess's CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang