Raquel terus menggerutu disepanjang koridor menuju kelasnya, moodnya benar - benar hancur hanya dengan bertemu Keenan hari ini. Wajahnya benar - benar merah dan panas akibat menahan kekesalan yg mendalam setelah bertemu Keenan tadi. Mungkin sekarang kepalanya sudah mengeluarkan asap, namun tak terlihat.
Begitu sampai di depan kelasnya, Raquel baru teringat, dia merogoh ponsel di saku seragamnya dan melihat jam yg tertera disana. Ia mendengus kasar, merasa lelah karena sekarang ia terlambat masuk ke kelasnya dan harus berhadapan dengan guru Matematika nya yg terkenal sangat kejam dalam memberi hukuman kepada muridnya. Raquel pun memutuskan untuk masuk ke dalam kelasnya, walaupun ia tau apa resikonya, tapi setidaknya dia sudah mencoba.
"Assalamu'alaikum" ucap Raquel seraya masuk ke dalam kelasnya. Baru saja ia menutup pintu kelasnya kembali, guru super kejam itu sudah berdiri dihadapannya dengan tatapan membunuh.
"A..n...uu bu, maaf saya terlambat" ucap Raquel tergagap karena takut melihat wajah gurunya
"Darimana saja kamu Raquel? Kamu tau kan, saya tidak menerima semua bentuk keterlambatan meski ada alasannya, jadi apa yang membuat kamu berani terlambat di kelas saya?" ucap Bu Bertha, guru Matematika Raquel sambil berkacak pinggang
"Saya benar - benar minta maaf bu, saya gak bermaksud untuk terlambat, tapi saya tadi dipanggil Bu Viona ke ruang guru" ucap Raquel dengan nada menyesal
"Baik, saya terima permintaan maaf dari kamu, tapi sebagai hukumannya kamu kerjakan 100 soal matematika bab 2 di buku paket kamu di luar kelas dan harus selesai saat jam pelajaran saya berakhir, mengerti?"
"Tapi, bu, saya kurang paham sama mat.." ucap Raquel mencoba meminta keringanan.
"Tidak ada tapi - tapian, ini supaya bisa dijadikan pelajaran buat kamu dan yg lainnya agar lebih disiplin lagi. Sekarang silahkan ambil buku kamu dan keluar dari kelas saya" ucap Bu Bertha tak terbantahkan memotong ucapan Raquel, membuat Raquel hanya bisa menghela napas panjang.
...
Disinilah Raquel sekarang, di taman belakang sekolah, bersama soal - soal matematika yg terlihat begitu memuakkan bagi Raquel. Ditambah lagi ia benar - benar payah dibidang matematika, juga karena seminggu ini dia jarang memperhatikan penjelasan gurunya itu. Sudah 10 menit ia mencoba mengerjakan soal - soal itu namun baru satu soal yang berhasil ia temukan jawabannya.
Seandainya saja ia tidak bertemu Keenan dan pikirannya tidak sekalut tadi, mungkin sekarang ia masih berada di kelas mencatat pelajaran yg dijelaskan. Atau seandainya saja Bu Bertha hanya menyuruhnya keluar kelas dan tidak memberinya soal - soal ini, mungkin sekarang ia sudah pergi ke ruang tari untuk berlatih gerakan baru. Namun nyatanya, sekarang ia malah terjebak dengan soal - soal matematika ini.
Raquel menghela napas panjang lagi dan kemudian mencoba untuk memejamkan matanya sebentar. Ia berharap dengan mengistirahatkan pikirannya sejenak mungkin akan membuatnya rileks dan dapat dengan mudah mengerjakan soal - soal tersebut. Namun, baru sebentar ia memejamkan mata, sebuah tepukan pelan di bahunya membuatnya terbangun.
Raquel terkejut melihat orang dihadapannya sekarang, ia kembali menghela napas lelah dan langsung membuang wajahnya ke arah lain.
"Lo ngapain sih disini? Ganggu suasana aja. Muak tau gak gue liat muka lo. Udah sana lo pergi" usir Raquel begitu saja
"Galak banget jadi cewek, ntar cantiknya ilang loh" ucap laki - laki itu mencoba menggoda Raquel
Hening. Raquel tak merespon sama sekali ucapan laki - laki itu, sekarang ia malah terlihat fokus kepada ponsel yg dimainkannya. Laki - laki itu kemudian duduk disamping Raquel.
"Oke, kalau gitu kita mulai semuanya dari awal. Hai, nama gue Keenan, gue murid baru disini sejak seminggu yang lalu, nama lo siapa?" ucap Keenan sembari menjulurkan tangannya. Raquel hanya melirik sekilas uluran tangan Keenan dan kembali fokus pada ponselnya. Keenan hanya bisa menghela napas dan menarik kembali uluran tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I be Your Girlfriend?
Novela JuvenilMusik dan tarian harusnya menjadi satu kesatuan yang indah. Suatu perpaduan yang akan membuat penikmatnya terkesima. Namun, berbeda dengan Keenan dan Raquel. Keduanya sama sama memiliki bakat dibidang musik dan tari. Tapi, dua hal tersebut rupanya...