1+

42 5 1
                                    


  Joen berdecik kesal sambil bergerak cepat memakai mantel . Lantaran adiknya tidak membangunkannya membuat ia hampir terlambat di hari pertama ia sekolah.

  "Aku berangkat dulu ya eomma" joeun selesai memakai sepatunya

  "Baiklah hati hati" eomma memberi pesan kepada joeun dan joeun mengangguk ,ia pun keluar dari rumah dan berlari secepat mungkin arah halte bis. Tidak peduli hawa dingin yang hari ini suhu sudah mencapai 5°c

  Ia sampai di halte bis

  Joeun membungkukan badannya sambil menghela napas berkali-kali karena kelelahan. 

  Setelah puas menghembuskan napas ia kembalin berdiri tegak dengan kuat ,otomatis membuat kepala joeun jadi sedikit terlempar kebelakang

DUUKKK

  Kepala joeun terbentur seseorang. 

  "Aduh" Ia meringis kesakitan,  sambil memegang kepala belakangnya. 

  "Aish"

Joeun mendengar suara dari belakangnya

  "Maafkan saya" kata joeun menoleh kearah belakang dan menundukan kepalanya berkali kali.

  Terlihat namja tinggi juga tampan sedang memegang dagunya.  Raut mukanya terlihat ia sedang kesakitan. Tapi tiba tiba namja itu terdiam melihat joeun. Seperti pikirannya kosong setelah melihat joeun

  "Maafkan saya" kata joeun lagi yang membuat ia sadar dari lamunannya.

  "Ti...tidak apa apa.  Anda pasti juga merasa kesakitan . Maafkan saya juga" kata namja itu tersenyum simpul

  "Baiklah" joeun membalas senyuman namja itu,  dan kembali menoleh ke arah depan , menunggu bis yang jurusan ke arah sekolahnya.

  Banyak orang berlalu lalang.  Kesibukan diri sendiri,  membuat mereka harus cepat cepat.

  "Aish...  Masa sih?  Ah kau!  Anj- yaudah aku akan mengambilnya! "

  Joeun menoleh ke belakangnya melihat namja tadi yang sedang memegang teleponnya di samping telinganya.  Raut mukanya kini terlihat kesal. Lalu ia segera berlari menjauh halte.

  Joeun tetap melihat namja itu . Walaupun ja sudah hilang dari penglihatannya.

  "Apa tidak apa apa berlari secepat itu di suhu yang dingin ini? " gumam joeun

 
  Lalu bis yg menuju kesekolahnnya datang . Joeun segera berlari ke arah bis itu dan naik ke dalam bis . Tapi ternyata tangga di bis itu licin membuat joeun tergelincir dan hampir terjatuh.

Lalu tiba tiba terlihat sebuah tangan yang kini merangkul pinggang joeun yang membuat joeun kembali seimbang.

  "Te....Terima kasih" joeun menoleh ke belakang terlihat namja tampan sambil tersenyum.

  "Sama sama" namja itu melepaskan tangannya dan tersenyum . Joeun membalas senyuman namja itu

  Joeun langsung naik ke dalam bis,  men-scan kartunya dan duduk di tempat duduk kosong.

 
  "Boleh saya duduk disini? "

  Joeun mendongak melihat namja yang menolongnya tadi sekarang sudah disampingnya sambil menunjuk bangku di sebelah joeun.

  Joeun mengangguk.

  Akhirnya namja itu duduk disamping joeun.

  "Anda sekolah di haneol juga ya? " tanya namja itu , sambil melihat seragam yang dipakai joeun. Joeun pun melihat seragam namja itu. Ternyata dua duanya memakai seragam yang sama dan juga terdapat simbol sekolah haneol di kerah baju mereka masing masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

aesthetic; lai guanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang