BAGIAN DUA
Perasaan manusia itu bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Hargai selagi ada, jangan sia-siakan.- Senja
~~~
B
el sekolah berbunyi tanda berakhirnya jam pelajaran.
" Senja, Nanti jadikan nemenin gua beli Jas? " tanya Jingga memastikan.
" Jadilah, masa gak jadi sii Ga " jawab Senja sambil membereskan bukunya ke dalam tas dan memakainya.
"Jingga , ayok. Gua udah selesai"
Ujar Senja sambil membetulkan poninya" jangan mainin poni lo. Gua jijik" cibir Jingga
" yeee sirik aja. Botak sii lo " cibir balik Senja
" sori sori aja ye Senja, gua gak berponi tapi gua berjambul. Dan jambul gua itu menawan. " ucap Jingga percaya diri.
"Najis" cibir Senja dan pergi meninggalkan Jingga.
Setibanya di parkiran Jingga memberikan Helm ke pada Senja. Sebenarnya Senja gak mau pakai helm dari Jingga karna akan merusak poninya tapi berhubung Jingga keras kepala dan kadang suka memaksa akhirnya Senja menyerah.
" Pegangan gua kali Ja. Nanti lo jatoh ngerepotim gua, lu kan gajah susah di angkat " ujar Jingga tanpa merasa bersalah
*pletak
" aw...." ringis Jingga.
" rasain " cibir Senja
Jingga hanya memajuka bibirnya beberapa senti membuat Senja gemas melihatnya.
"Semoga persahabatan kita gak pernah berakhir ya Ga " - Batin Senja.
Motor Jingga menelusuri hiruk pikuknya Kota Jakarta, hingga sampailah di Butik Kencana.
Senja turun dari motor sambil membuka helm yang ia pakai dan memberikannya pada Jingga.
" ayo Ja masuk " ajak Jingga
" Selamat Datang di Butik Kencana. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa pegawai Butik ramah dan sopan
" ini mbak saya mau cari jas , bisa tunjukin dimana letaknya? " tanya Jingga kepada pegawai butik.
" oh mari ikuti saya. "
Jingga mengikuti pegawai butik, dengan tangannya yang sibuk memegang tangan Senja.
Senja memperhatikan gaun yang berwarna hitam dengan balutan gold menghiasi di bagian pinggang. Sangat elegan.
" Ja, gimana ? Bagus gak? Cocok gak di gua? " tanya Jingga bertubi-tubi.
" Bagus Ga. Cocok kok buat lo. " jawab Senja jujur.
" Yaudah mbak, Jasnya yang ini ya. " kata Jingga memberikan Jas yang ia pakai kepada Pegawai butik.
" Senja , lo tunggu di ruang tunggu aja ya dlu. Gua mau ke kasir oke " ujar Jingga
" ohh yaudah, gua tunggu di sana ya. Jangan lama-lama "
----
Senja melirik ke arah jam tangannya. Sudah 30 menit Senja menunggu Jingga membayar Jas nya di Kasir.
Senja mendengus kesal dan kembali memainkan ponselnya
" Senja, yuk. " kata Jingga sambil membawa dua paperbag.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Dan Senja
Teen Fiction' Seharusnya aku mengerti, bahwa dia memang sudah berubah. Hanya saja aku sulit merelakan. Sulit memberitahu diri , bahwa dia sudah jauh pergi. Namun yang menyakitkan ternyata bukan kenyataan yang mengharuskan aku melupakannya tapi mendengar dari mu...