"mata Lo kenapa den ? Sembap gitu " pertanyaan Tiwi menyambut langkah pertama Denta masuk kedalam kelas.
"Mata sembap mana ? Gue bahagia gini kok sembap. Ni mata gara-gara tadi malem gue lembur bikin buku keuangan" Denta berbicara dengan mantap.
"Gaya banget Lo ! Kaya anak akuntansi aja !" Tiwi mendorong tubuh Denta perlahan. "Bisnis lo laku banyak gak den ? " Lanjutnya meninggalkan topik sebelumnya.
"Mayan lah bro" jawab Denta santai.
"Oiii yat piket lu ! " Tiba-tiba suara nyaring Denta terdengar di seisi ruang kelas.
Dayat,orang aneh di kelas. Dia itu lucu,tapi bego. Dan manis juga,sih.
"Gue tadi udah piket" singkat.
"Emang iya tiw? " Denta ragu
"Mungkin,gue juga belum lama dateng" jawaban Tiwi tidak membuat Denta lega.
Denta sibuk mencari tahu sana sini untuk memastikan apakah Dayat benar-benar sudah piket atau hanya berbohong. Waktu 15 dihabiskan hanya untuk tanya kepada seluruh warga kelas tentang hal yang sebenarnya tidak penting untuk Denta. Bel masuk berbunyi dan membuat Denta dengan terpaksa menghentikan aktivitas nya baru saja.
Kegiatan sekolah dari pagi sampai sore berakhir. Ini saatnya Denta pulang. Pulang ? Tidak,setiap jam pulang sekolah ia tidak pernah langsung pulang ke rumah. Semua ini sudah kegiatan rutin Denta,entah ke perpustakaan daerah,atau ke cafe kesukaannya,atau juga tetap menunggu di sekolah untuk sekedar menghabiskan waktu. Bermain handphone lah,membaca novel lah,ataupun memakai WiFi. Dan kegiatan ini akan berakhir pada pukul lima sore yang tadinya dimulai pada pukul dua siang. Semua ini bukan apa-apa,semua ini hanya karena Denta tidak pernah betah berada di rumah. Suasana rumah tidak pernah membuat Denta nyaman untuk berlama-lama berada di rumah. Walau terkadang ia juga tidak tega dengan mama nya yang kesepian di rumah karena tidak ada teman walau hanya untuk sekedar mengobrol. Dirumah hanya ada Denta,mama,dan papa nya. Selain mereka bertiga,tidak ada siapapun di rumah. Semua pekerjaan rumah hanya dikerjakan oleh Denta dan mama. Mama dan papa tidak pernah mau untuk mencari pembantu rumah tangga karena alasan yang tidak masuk akal. Dan alasannya adalah,agar Denta dapat menjadi gadis yang rajin agar besok saat sudah mempunyai suami dan anak tidak menjadi ibu dan istri yang buruk karena tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Terkadang Denta kesal karena menurut nya pemikiran mama dan papa itu sungguh tidak masuk akal. Menurut nya, anak-anak di dunia ini itu sudah cerdas dan bijak untuk memikirkan sesuatu hal,tidak mungkin kan besok saat ia sudah punya anak dan suami rumah nya akan didiamkan saja kotor dan lain sebagainya.
Kembali ke topik sebelumnya,jam 5 sore Denta harus segera pulang ke rumah karena kalau tidak akan terjadi perang besar lagi seperti tadi pagi.
Kalau di pikir-pikir, Denta dan papa jarang berbaikan karena mereka berdua sama sama memiliki sifat yang berpegang teguh pada pendirian mereka masing-masing. Mereka tidak pernah mau kalah berdebat, dan terkadang perbedatan hebat akan terjadi karena ditambah sifat egois papa.
Inilah mengapa Denta ingin sekali menjadi anak pungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisa Terbang
Teen Fictionjangan kalian nilai gue dari cover gue,karena kalau gue bahagia belum tentu hati gue juga sumringah. jangan kalian nilai cinta dari cover nya,karena kalau cinta itu bahagia belum tentu jalaninya dengan rasa sumringah. Yang harus kalian tau,kalo kali...