3

32 1 0
                                    

Hai! Ini chapter 3. Chapter 2 agak abal ya? Yang ini nggak deh. Happy reading!

---

JIH-JHS, 05.36

Jam masih menunjukkan pukul setengah enam, ayam juga baru selesai berkokok. Tapi Cla sudah ada di kelasnya di lantai satu. Kelas 9.6 tepatnya.

Iseng, Cla melihat-lihat buku absen yang diletakkan begitu saja di atas meja guru menunggu diisi. Tadi Cla sudah mengisi bagiannya dan melihat sekilas ... oh iya, nama Ethan. Berarti Ethan ada di kelasnya dong? Cla melihat nama Ethan dengan teliti. Dia masih kepo sama nama akhir Ethan.

Ethan Rio A

Cla mengumpat dalam hati. Kenapa nama keluarganya mesti disingkat, sih?

Cla mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, lalu ke jam tangannya. Kelas masih kosong, jam juga masih menunjukkan pukul 05.45. Cla pun berjalan ke depan gerbang sekolahnya untuk standby disana sampai setengah jam setelah bel masuk. Rutinitas Wakil Ketua OSIS, kata Cla. Sebenernya sih peraturannya Ziva.

"Dor!" seru seseorang yang agak cempreng. Cla menoleh.

"Divya." Cla tersenyum pada adik kelas kesayangannya itu. "Tumben dateng pagi banget,"

"Hehehe ..."

"Bantuin gue jaga aja nih," kata Cla.

"Emang tugas gue Kak." ujar Divya sambil bergabung dengan Cla yang bersandar di pinggir gerbang.

"Pagi," sapa seseorang. Ziva.

"Eh si Kampret," gumam Cla. Ziva langsung memelototi dia. Tapi aneh, pipi Ziva memerah.

"Hai Kak." sapa Divya balik.

"Hai juga Div,"

"Gue gak disapa?" tanya Cla melas.

"Iya iya, pagi, Wakil Ketua Yang Terhormat~"

"Apapun." kata Cla singkat, padat, dan jelas.

"Apapun? Apanya yang apapun?" Ziva membloon.

"Ya, apapun." kata Cla. "Apapun kata lo."

"Oh." gumam Ziva. Cla bersyukur atasannya ini gak ngomong banyak lagi. Dia juga bingung dia sendiri ngomongin apa barusan. "Ngomong dong!" sahut Ziva sambil menjitak Cla pelan.

"Ngomong? Ngomong apa?" Gantian Cla yang membloon.

"Apapun~" kata Ziva sambil berlalu. Gaje.

"Kak Ziva kenapa, Kak?" tanya Divya.

"Lupa minum obat." jawab Cla diikuti tawa garing Divya. "Perasaan gak lucu deh Div."

"Emang Kak. Tapi gue--wakakak--ketawa aja gitu." kata Divya sambil ngakak.

"Stop, Div. Nanti gue gak bisa tidur."

"Iya maaf Kak."

"HAI KALIAN!!!" seru seorang cowok yang udah gak asing bagi Cla. Ethan.

"Wow. Dunia ini emang sempit." Cla berdecak.

"Apaan coba. Gue emang sekolah disini, Bodoh. Udah jelas dong kita bakal ketemu." Ethan menjitak Cla. Dua kali deh dia dapet jitakan hari ini.

"Oh." kata Cla dengan wajah datarnya. "Sana masuk-masuk. Hush, hush."

"Ngusir?" tanya Ethan. "Lo sendiri?"

"Bukan. Gue nyuruh lo masuk. Atau lo mau dapet sanksi gara-gara ribut sama Wakil Ketua OSIS?" kata Cla simpel.

Divya di belakang cuma ngakak aja.

"Demi apa lo Wakil Ketua OSIS!? Sumpe lo?" seru Ethan--entah kenapa--kaget. Padahal Cla sendiri terkenal sebagai wakil yang baik dan gak tegas kalo emang gak perlu, meskipun masa jabatannya masih baru. "Maap, maap. Gue masuk deh ya. Maap, Bu Wakil Ketua."

"Ngg?" gumam Cla bingung.

"Mungkin dia punya masa lalu yang suram tentang OSIS." kata Divya asal.

"Teori lo bisa jadi bener, tapi bahasanya berlebihan." komentar Cla.

"Gue tau." ratap Divya.

"Hahaha, canda Div. Gak usah ngambek." tawa Cla.

Divya mengerucutkan bibirnya.

---

Starbucks, Jum'at, 17.00

Besok hari Sabtu. Cla dan Manda memutuskan untuk hangout ke Kokas diantar kakak sepupu mereka, Thia.

"Gimana kuliah Kakak?" Manda basa-basi.

"Ya gak gimana-gimana. Cuman, masa ada yang suka sama gue." kata Thia sambil menyedot Green Tea Latte-nya.

"Hohoho." tawa Cla dan Manda garing.

"Eh-" gumam Thia.

"Kenapa, Kak?" tanya Cla.

"Itu Adisti bukan?" tanya Thia sambil menunjuk orang yang baru masuk.

"Mana mana?" tanya Manda.

"Ituu," Thia gak sabaran.

"Oh iya. Aku samperin, ya," Cla menawarkan diri.

"Eh-" cegah Thia dan Manda. Tapi Cla sudah duluan nyamperin Adisti dan ...

"Ethan?" tanya Cla. "Dunia ini emang sempit."

"Apa kata lo deh. Oh iya, Cla. Kenalin, ini Adisti, se-"

"Kita udah saling kenal, Than," potong Adisti. "Gue sepupunya Cla. Si Ethan ini adeknya temen gue, Rei."

"Oh, gitu. Mau gabung, Kak?" tawar Cla. "Ada Rai sama Kak Thia."

"Boleh. Gue pesen dulu ya." kata Adisti. Cla tersenyum dan pergi.

"Kak, bukannya-" kata Ethan sambil menyusul Adisti yang masuk antrian.

"Shut up, Yo. Nanti gue jelasin." ujar Adisti.

"Oke." gumam Ethan.

---

Hai! Bagus gak? Ngegantung gakk?

Read-comment-vote yaa.

Special thanks,

safira_haq

Who are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang