Prolog II (Perpisahan Sementara)

9 1 0
                                        

Pagi ini sangatlah cerah matahari bersinar lebih awal dari biasanya. Di awal musim panas ini di rumah minimalis hari ini penghuni rumah yang tak lain adalah keluarga Tn. Kwon tengah mempersiapkan semua kebutuhannya untuk pindah sementara. Koper berisikan baju dan barang yang penting telah di kemasnya tadi malam. Tidak banyak barang yang di bawa karena memang hanya beberapa waktu saja mereka tinggal di sana.

"Tok.. tok tok" bunyi pintu diketuk bergema mengusik orang yang di dalam kamar tersebut.
"Tok..tok tok sayang kamu sudah siap? Eomma tunggu di bawah ya." Ketuknya sekali lagi sambil memanggil pada kamar anak perempuan satu-satunya.
"Nde eomma, aku akan segera turun.?" Jawab nya segera.

Gadis itu membereskan beberapa yang perlu ia bawa tak lupa ia membawa bingkai foto yang berada di samping tempat tidurnya. Foto kelurga kecilnya appa, eomma dan dirinya ia mengusap figura itu lalu menciumnya sayang. Terdapat dua bingkai di meja tersebut ia ambil kembali benda sejenis senyum terlihat jelas menghiasi wajahnya gambar tersebut adalah gambar dirinya, Yoonhi dan Jungkook sahabatnya.

Segera ia memasukan kedua benda tersebut kedalam ransel kecilnya melangkah kan kakinya segera keluar tidak ia sadari note kecil berisikan nomer telpon teman-temannya jatuh ke lantai terkapar di sisi tempat tidurnya.

"Hay sweety kau sudah siap?" Tanya ayahnya yang sedari tadi menunggunya di bawah menyambut anaknya.

"Tentu.. Kajja!"Jawab Nabi mengajak.

Karena semuanya sudah beres mereka semua pun segera menuju pintu keluar.

Ketika hendak mengunci pintu terdengar seseorang yang datang menuju rumah tersebut. Nafasnya tersenggal bulir keringat sedikit terlihat di sudut dahinya sepertinya ia habis saja lari maraton 100 m. Ia mengatur nafasnya sebentar keluarga Kwon melihatnya keheranan.

"Yoonhi-ah.."Teriak Nabi begitu senang karena yang datang adalah sahabatnya Yoonhi yang akan mengantarnya ke halte menuju stasiun.

"Yoonhi-ah kau ini kenapa?"Tanya Ny. Kwon angkat bicara yang di tanya tersenyum masih dengan mengatur nafas.

"Tidak apa-apa eommanim. Syukurlah kalian belum berangkat." jawabnya lega. Tn. dan Ny. Kwon hanya tersenyum menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabat anaknya ini.

Nabi melangkah berlari mendekati Yoonhi kemudian memeluknya erat. Ia pasti akan sangat merindukan sahabatnya ini kemudian melepaskannya.

Tas yang di gendong Nabi di rogohnya mengambil selembar tisu yang selalu ia bawa. Memberikannya pada Yoonhi untuk menyeka keringat yang mengucur. Sahabatnya itu menerimanya kemudian ia segera menyeka wajahnya dengan tisu tersebut dengan tersenyum mengisyaratkan terima kasih.

"Maap,.. Seharusnya aku lebih cepat dari ini. Ini semua salah Jungkook katanya ia akan ikut tapi ketika kutunggu cukup lama ia malah tidak jadi ikut iisshh dia sungguh menyebalkan." Jelasnya tentang insiden yang ia alami mengapa ia telat datang.

"Oh seperti itu rupanya. Mungkin Jungkook masih mengantuk." Jawab Nabi berpikir positif dengan senyuman.

"Aiishh anak itu memang suka aneh." timpal Yoonhi dengan raut sebalnya.

Diam-diam Nabi kecewa dengan apa yang di katakan Yoonhi dengan tidak jadinya Jungkook untuk mengantarnya ke halte bus.

Tn. dan Ny. Kwon hanya memperhatikan mereka berdua berbicara. Sebenarnya ia tidak ingin memisahkan Nabi dengan teman-temannya. Tapi apalah daya keadaan seperti memaksa.

"Kajja hari sudah semakin siang." Ajak Tn. Kwon untuk segera ke sebrang jalan menuju halte bus karena memang hari sudah semakin siang.

Mereka mulai berjalan menuju ke halte bus dengan beriringan karena halte tidak jauh dari rumah mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang