II

10 3 1
                                    

"Azra!! Aku menyuruhmu berburu, bukan tiduran.."

"..!! Tuan pemburu? Ah.. Maaf.. Hari ini aku merasa sedikit pusing.." ujar Azra

"Hm.. Kurasa kamu tidak berbohong.. Kalau begitu berburulah sebisamu.. Nanti serahkan sisanya padaku.." kata Si Pemburu.

"Ah.. Terima kasih tuan pemburu.. Aku akan berusaha!" ucap Azra.

"Kalau begitu cepatlah.. Tanner Chess hampir kehilangan kesabaran karena kamu terlalu lama.."

"Ah.. Iya.. Kalau begitu aku akan cepat.. Lalu, apa kamu mau membantuku?" ujar Azra dengan tersenyum.

"Mm.. Ah.. Kurasa aku ada urusan lain.. Jadi, sampai jumpa"

Si Pemburu lalu meninggalkan Azra yang akan berburu.

"Hmm.. Kalau begitu, aku akan mencoba pakai teknik ciptaanku.." Kata Azra pada dirinya sendiri dengan tersenyum polos.

Dilemparnya empat pisau ke udara. Pisau itu terlempar tinggi lalu berpencar ke empat arah.

Wiiing...

"Karena ada empat pohon magnet di empat mata angin, maka pisau besiku akan segera tertancap.."

Azra lalu bersembunyi di balik semak-semak.

"Azra Style: burn dagger!" ucap Azra sambil menancapkan pedangnya ke tanah.

Jrek.. Wusssh..
Seketika pancaran energi elemen menjalari tanah lalu melesat ke tempat pisau tadi.

Wusshhh... Duarr!!
Seketika, terdengar ledakan di empat tempat yang berbeda. Hewan-hewan pun berhamburan menjauhi ledakan.

"Hehe.. Sekarang, para rusa itu akan kemari dan tidak akan bisa keluar dari wilayah pisau besiku.. Lalu tinggal tangkap mereka semua satu persatu.." ujar Azra senang.

Azra mulai mencari rusa yang sudah terjebak di wilayah pisaunya, lalu mengumpulkannya di dekat hulu sungai.

1 Jam Kemudian...

"Hahh.. Hahh.. Ternyata hanya ada 4 rusa yang terjebak.. Sebaiknya aku istirahat dulu.."

"Azra! Sudah kubilang jangan tertidur saat bekerja.."

"Ah! Tuan pemburu.. Aku sudah selesai berburu, dan cuma ini yang kudapatkan.." kata Azra.

"Empat rusa? Ini lebih dari cukup.. Mm.. Kerja bagus Azra.." puji Si Pemburu.

"Kalau begitu, tolong bantu aku membawanya.."ujar Azra.

"Mm.. Baiklah.. Ayo cepat, Tanner Chess benar-benar sudah hilang kesabaran.."

Azra dibantu si Pemburu lalu membawa pulang keempat rusa buruan. Jarak dari hutan tempat Azra berburu ke desa tidak begitu jauh. Kazour village, desa kecil yang dikelilingi hutan. Desa damai dan tentram inilah tempat tinggal Azra. Tempat yang sangat ia cintai

"Ahh.. Akhirnya aku bisa istirahat.."gumam Azra senang.

"Dasar bocah.. Tanner Chess masih menunggumu tau.. Aku ada urusan lain.. Jadi semoga beruntung Azra.." kata si pemburu kemudian pergi.

Azra lalu menghampiri seorang wanita paruh baya yang masih memakai celemek. Si wanita lalu berbalik melihat Azra.

"Azra!! Kau sangat terlambat untuk seorang anak muda! Kalau kau ingin aku membantu perayaan hari kedewasaanmu, maka jangan buang waktuku!" kata si wanita dengan kesal.

"Ah, maaf Tanner Chess, tadi ada sedikit masalah.. Ngomong-ngomong, itu ada empat rusa yang bisa kutangkap.." kata Azra.

"Hm.. Baiklah akan kuurus itu. Sekarang berikan bahan ini pada Charmer Vail.. Dia yang akan menyelesaikan bajumu.."

Dzentivour : Rule Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang