----------------Allyxxaa_EN----------------
Happy reading! (><)
.
.
.
Fares POV"Eh, sumpah ya Hani, jangan sok gak kenal deh. Ayo pergi, dia siapa sih?" tanyaku dengan nada agak tinggi. Kesal, Hani seakan tak pernah bertemuku sama sekali.
Aku menarik tangan Hani yang kecil untuk menjauh dari pria dan tempat itu. Aku berniat membawa Hani pulang.
"Ngapain narik-narik Hani? Aku temen sekolahnya." ucap pria itu dengan nada berat seraya menahan Hani.
"Cih, sekedar temen sekolah aja sombong, aku pacarnya." ucapku kesal sambil menarik tangan Hani. Hani hanya menurut saja, tetapi dengan wajah yang kebingungan.
"Loh, mas ini pesanan makanannya gimana?" teriak bapak penjual saat aku dan Hani keluar dari warung itu.
"Lepasin." ucap Hani. Aku menghiraukannya.
"Fares, lepasin ya please." katanya agak lembut. Aku diam.
"LEPASIN TANGANKU FARES!! KAMU ITU JANGAN SOK TAU URUSAN ORANG, EMANG KAMU SIAPA HA?!!" teriak Hani seraya menarik tangannya untuk lepas dari tanganku.
Begitu terlepas, dia langsung berlari menjauh, menerjang awan yang sedang menangis dengan tangisan yang tragis.
Aku kebingungan saat itu, kenapa hatiku terasa sesak saat dia bersama pria lain? Benar, memangnya aku siapa?
Sekarang, Hani pergi. Aku masih berdiri diatas rintikan hujan yang menghujam tubuh ini. Bahkan rasanya, tidak ada hasrat untuk mengejar Hani kali ini.
Akhirnya aku berjalan berlawanan dengan Hani. Aku takut jika..
....
Ah, sudahlah lupakan.
Hani POV
Kringg..kring..
Bel sekolah sudah berbunyi. Rasa-rasanya aku terlalu malas untuk bergerak bahkan berbicara sekalipun. Aku masih setia pada bangku yang aku duduki sekarang.
"Han, kamu kenapa sih? Ayo pulanggg..dari pagi nih ya, kamu cuma angop (menguap) terus tidur, angop lagi tidur lagi. Niat sekolah gak sih?" oceh Cedy panjang x lebar = luas. LOL.
"Tau nih, kamu mesti abis nangis deh Han, matamu bengkak gitu." ucap Ardel.
"Yah, sayang banget kamu ngelewatin nikmat surga dunia." kata Ardel lagi. Kini mukanya berubah merah seperti kepiting rebus.
"Maksudnya?" ucapku dan Cedy bebarengan.
"Ihhh itu, cogan yang baru aja pindah di kelas kita, Dy. Masa gak tau, kalo si Hani emang gak tau soalnya dia molor mulu sih," "kayaknya dia dah pulang ya?" kata Ardel berceloteh ria tanpa aku tau maksudnya apa.
"OOHHH IYAAA YANG COGAN ITU KAN..KYAAA!! GANTENG BANGET KAYA GUANLIN WANAWAN!!!!!" teriak Cedy kegirangan.
"Emang apaan?" ucapku polos. Mereka kini menatapku geram.
Buk!
"Aduh, malah dipukul sih!" protesku.
"Jadi gini, kan daritadi kamu molor, nah pas kamu lagi enak-enaknya molor nih, ada anak baru masuk kelas kita. Dia cowok, ganteng bangeeeett >//<" kata Cedy antusias.
"Ohh, terus-terus?" ucapku penasaran.
"Iya, terus dia tuh ya ganteng" ucap Ardel. Aku kesal.
"Iya tau, dia ganteng, terus apaaa?" "masa ganteng doang!" celotehku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk Without You
Teen Fiction[On Going] Bukan sekadar suka atau menyukai, aku ini cinta padamu. Namun, bisakah aku hidup tanpamu untuk hari ini sampai ajal menjemputku? . . . . By : Allyxxaa EN