al

799 156 11
                                    

"Putusin bang Yoongi dan jadian sama gue."

Seungwan menghela napas dan mengalihkan pandangannya ke arah jalanan. Saat ini dirinya dan Yuta tengah berada di perjalanan menuju sebuah super market untuk membeli beberapa keperluan yang di perlukan Emma.

Ya, kekasih Yuta tersebut tengah sakit saat ini. Seungwan dan Yuta berniat datang dan membawa beberapa hal yang kiranya di perlukan Emma.

Namun, pikiran Seungwan melalang buana ke angkasa luar yang luasnya tak terkira, ketika sebaris kalimat yang terucap dari bibir Taehyung kemarin sore kembali mengingang di gendang telinganya.

Seungwan masih ingat dengan betul bagaimana seriusnya muka Taehyung saat itu. Bahkan, ketika dirinya menganggap ucapan Taehyung sebagai candaan, pria itu memilih diam dan kembali menyantap makanannya.

Dan, tentu saja. Setelah hal itu terjadi semuanya terasa sangat canggung. Taehyung yang biasanya banyak omong menjadi lebih diam dan tenang dari pada sebelumnya.

Seungwan menghela napas lagi. Entah sudah keberapa kali, dalam satu pagi ini dirinya menghela napas.

"Mbak kenapa sih?" tanya Yuta yang masih fokus pada jalanan yang cukup padat.

Seungwan menoleh dan menatap adiknya itu. "Gak papakok."

"Kalau ada masalah cerita aja gak apa-apa. Ya meskipun Yuta juga gak bisa ngasih solusi juga sih." lalu Yuta tertawa.

"Mbak gak ada masalah kok. Kamu tenang aja." jawab Seungwan dengan senyum yang terkesan terpaksa, tersungging di bibirnya.

***

Hari ini ada banyak tisu dengan bercak kemerahan yang berserakan di kamar Hayoung.

Gadis itu terbaring lemah di atas kasur berselimut merah muda kesukaannya itu. Napasnyapun cukup cepat dan memburu dengan temperatur suhu tubuhnya yang tiba tiba naik.

"Young? Kita ke rumah sakit ya?"

Hayoung menggelengkan kepalanya dan menatap pria yang saat ini duduk di pinggiran kasurnya dengan telapak tangan pria itu yang masih menempel di jidat Hayoung.

Hayoung tidak menyangka kalau Hongseok bakalan datang dalam waktu yang cukup cepat saat gadis itu menelfonnya. Tidak seperti Yoongi yang bahkan menghidupkan ponselnya juga tidak.

"Lo yakin cuma minum obat, bisa buat lo sembuh?" tanya Hongseok dengan raut muka super khawatirnya. Jujur saja, Hongseok sedikit khawatir saat melihat Hayoung yang tiba tiba batuk di sertai dengan cairan merah yang sarat akan bau anyir itu.

Bukannya menjawab, Hayoung malah tersenyum.

'ah masih tetep manis.' batin Hongseok saat melihat senyum Hayoung dengan bibir sepucat mayatnya.

"Uhuk uhuk!! Uhuk!!" saat Hayoung batuk, gadis itu langsung mengambil tisu yang ada di nakas dan menutup mulutnya rapat-rapat.

"Lo beneran gak apa-apa?? Sumpah gue khawatir."

Hayoung melepas tisunya dan lagi lagi dirinya tersenyum menatap Hongseok. "Gue gak papa." jawabnya.

Hongseok hanya bisa menatap bibir bagian dalam Hayoung yang tadinya berwarna putih, sekarang menjadi sedikit memerah.

"Dia bohong."

"Hayoung sakit. parah."

Bisik seorang pria tua yang memakai setelan jas rapi dengan dasi kupu-kupu yang melayang-layang di sebelah Hongseok. Bahkan guratan ekspresi sedih terlukis dengan jelas di wajah keriput pria itu.

"Pacarnya gak setia lagi!" pria tua itu menatap sebuah photo yang di bingkai manis dengan frame photo berwarna coklat yang ada di nakas.

Hongseok menatap pria tua itu, lalu mata Hongseok juga mengikuti kemana pria tua itu memandang.

Asumsinya selama ini benar.

Hongseok membuang napasnya kasar-kasar.

***

Karena Hayoung yang sulit sekali di ajak pergi ke rumah sakit untuk di periksa apa penyakit yang diderita gadis itu. Akhirnya, Hongseok menelfon teman sesama dokternya. Namun, kali ini dokter umun kok, bukan dokter estetika macam Hongseok.

Dokter Sehun sudah keluar dari kamar Hayoung setelah sepuluh menit berada di dalam sana.

Tentu saja Hongseok langsung menghampiri Sehun dan menghujani pria tampan bak pangeran di dunia dongeng itu dengan pertanyaan.

"Hun, Hayoung gimana? Dia gak apa-apa kan? Mana mana resep obatnya??"

"Tenang hong, tenang." Sehun duduk di sofa yang ada di ruang tengah dari apartemen Hayoung.

Hongseok mengikuti Sehun, dan melakukan buang dan tarik napas secara perlahan agar dirinya bisa rileks saat ini.

"Jadi???"

"Kalau menurut gue. Hayoung saat ini lagi sakit parah."

Hongseok menghela napasnya. Prediksinya dan apa yang dikatakan pria tua berjas tadi benar.

"Lo udah tau?"

"Prediksi gue bilang gitu."

"Hayoung terkena Tbc. Untuk lebih lanjutnya gue belum tau, ini tadi gue barusan ambil darahnya dan mau cek di lab."

Hongseok memijit pelipisnya pelan setelah mendengar penjelasan dari Sehun.

"Ini resepnya. Nanti kalau hasil lab sudah keluar. Gue bakal hubungi." Sehun memberikan secarik kertas berisikan nama nama obat dengan tulisan cakaran ayam kepada Hongseok.

"Makasih."

"Lo suka Hayoung?" tanya Sehun sebelun dirinya pergi.

"Kayaknya. Iya."

"Sabar. Kita gak tau gimana jalan yang di kasih Tuhan." Sehun menepuk pundak Hongseok. "Gue balik dulu." lalu pergi meninggalkan apartemen dengan nuansa serba coklat dan merah muda itu.

Setelah kepergian Sehun, Hongseok kembali memijit pelipisnya yang tiba tiba terasa nyeri.

"Begini banget sih, hidup lo young." ucap Hongseok sedikit mendesah tidak terima.

Iya, pria itu tidak terima dengan apa yang tidak sengaja ia ketahui tentang Hayoung.



"Tuhan, please! Aku belum ingin mati."



Pendek lagi gaes muehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pendek lagi gaes muehehehe

SephiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang