Prolog

170 9 3
                                    

"Semuanya terkendali Sam? apakah oksigenmu masih cukup? jangan lupa jaga Furh oke!" Aku mendengar suara pak tua ini yang begitu peduli terhadapku semenjak benda lonjong yang melayang disana itu menerbangkan aku dari tanah bumi ke tempat gelap ini.

Oh iya, Furh adalah nama anjing pintar yang mengikuti diriku semenjak pesawat itu terbang. Sebenarnya aku sedikit risih tapi yasudahlah ini pilihan mereka jika aku ingin melayang-layang di luar angkasa.

"Yah Furh aman, oksigenku masih tersisa banyak. Hei lihat ada banyak sekali rasi bintang disini!" Aku serius kawan, sungguh indah sekali pemandangan disini.

"Sam! berhentilah bermain dan lanjutkan perjalananmu ke stasiun luar angkasa!" astaga dasar pak tua! kenapa aku selalu dipaksa agar melakukan keinginanya, apa dia fikir aku mau menurutinya haha.

"Baiklah pak tua, aku akan lanjut sekarang. Hehehehe." Aku terbang dengan menggunakan seragam astronot dan kau tau mesin terbangnya, tidak tidak bukan roket tapi sejenis jetpack.

Itu stasiun luar angkasanya. Tidak begitu menarik bentuknya. Tapi disana ada bulan indah yang minta dihampiri olehku. Oh, sungguh sayang jika aku melewatkan hal ini. Jarang sekali astronot bisa berjalan di bulan, selain pak Neil.

Furh sudah memulai perjalanannya namun aku menariknya agar tidak terlalu jauh berkelana. Sebenarnya, ada maksud lain di balik semua tindakan tadi haha. Aku ingin ke bulan untuk hari ini saja.

Aku menarik kembali targetku dan berubah menjadi ke arah bola besar berwarna putih yang ada disana. Betapa besar nikmat tuhan sehingga hamparan alam semesta ini masih saja terlihat indah jika dilihat dari manapun. Bukankah manusia sudah terlalu berlebihan jika masih saja mengeluh kepada sang pencipta?

Disana bumi, tempat manusia dan makhluk 6 kingdom lainnya tinggal secara bersamaan. Namun, manusia selalu menjadi yang teratas. Bukan hanya diberkahi fikiran, tapi manusia juga dapat memproses segala sesuatu di bumi. Hanya saja, mereka terlalu berlebih-lebihan. Ahh begitu hijau dan menarik hatiku bola bumi disana. Namun sayang, di sisi yang satunya lagi tidak terlalu terang, kalian tahu kenapa? karena surya tak bisa berada dimana saja seperti pemerintahan yang ada di bawah sana.

Ah silau! Cahaya apa ini! Cahaya penerang dia luar angkasa? Apa ini dari stasiun? Mustahil cahayanya sampai kesini. Ternyata benar bukan dari sana. Tapi dari bumi!

Tunggu dulu, cahaya dari mana itu? tempat itu terletak di benua Asia kan? bagaimana bisa sinar itu sampai ke luar angkasa? sinar luar biasa dan sinar itu menyilaukan sekali, aku harus mengambil gambar untuk hal ini agar bisa aku presentasikan di bumi nantinya.

Furh terlihat begitu bosan ketika aku masih saja asik memandangi cahaya luar biasa itu. Aku tersadar untuk cepat mengabadikan momen indah ini. Bukankah ini salah satu bukti kekuasaan Tuhan yang lain?

Aku mengambil ponsel milikku yang berada di dalam baju besar ini, baju ini terlalu besar sehingga jika aku berminat untuk melakukan tarian salsa tempat itu tetap muat tapi sayangnya aku tidak berminat.

Yah ini dia, sinar luar biasa yang akan mengagetkan dunia. Tunggu dulu, Asia kan? tempat di Asia itu banyak sekali yang dianggap suci di berbagai agama. Apa mungkin ini salah satu bukti kekuasaan tuhan yang lainnya? sudahlah aku harus fokus mengambil gambar cahaya itu tapi kenapa kamera ponselku hitam semua? aku rasa ini salah satu bukti lainnya, ah tapi tunggu dulu kawan. Ternyata kamera milikku tertutup oleh pakaian besar ini hahaa.

Yah dapat, waktunya melanjutkan perjalanan ke bulan. Furh tersenyum ke arahku,yah tidak heran dengan makhluk yang satu ini. Karena dia sudah terlalu berakal jika dibilang anjing, aku tidak berminat melabelkan bahwa dia adalah anjing. Tapi, pada hakikatnya anjing ya anjing.

Extracta EleninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang