B-7 : Sepupu (pt.1)
"Wah, Minhwa udah gede ya sekarang" itu bibi Minhwa yang tinggal di Busan. Sedang mencubiti pipi Minhwa yang agak berisi dengan gemas. Minhwa hanya menganggukkan kepalanya, ia capek.
"Tapi... tinggi kamu masih sama ya—" ini nih yang Minhwa ga suka. Jangan bahas tinggi badan dong!
Pernahkah kalian digituin?
"—Jimin itu pendek, kkk~ tapi masih tinggian dia daripada kamu"
Ucapan bibinya itu sontak membuat seorang laki-laki di ujung sofa ruang tamu itu mendengus. Iya, siapa lagi kalau bukan Jimin.
Jadi sebenernya Jimin itu sepupu Minhwa. Katanya dia mau sekolah di Seoul, jadi dia dititipin sama orang tua Minhwa.
Minhwa sih oke-oke aja sama Jimin. Meskipun mereka udah lama ga ketemu, tapi mereka masih chat-chatan kok. Ga sering juga sih.
"Nah, aku titip Jimin ya. Kalau dia bandel, hukum aja" ucap ayah Jimin seraya menjabat tangan ayah Minhwa.
Ayah Minhwa terkekeh "Tentu saja. Kalian sungguh tidak mau menginap? Ini sudah petang"
"Ani, besok aku ada rapat. Jimin—ingat pesan ayah, jangan bandel, pulang tepat waktu dan turuti samcheon dan imo-mu arrachi?"
Jimin mengangguk dan memeluk kedua orang tuanya sebelum mereka masuk ke dalam mobil. "Hati-hati di jalan!"
Box
Minhwa membantu Jimin merapikan barang bawaan namja itu di kamar barunya. Minhwa mendekati Jimin yang sedang menata pakaian di lemari "Jimin-ah, kau mau sprei yang mana?"
Jimin berdiri dari jongkoknya dan menghadap Minhwa. Ia memilih sprei berwarna abu-abu "Ini saja"
Minhwa tertegun dan mendongak. Beberapa kali matanya mengerjap. Astaga, Jimin terlihat makin tampan dari dekat. Apalagi suaranya tadi... bagaimana menjelaskannya?
Jimin memang belum mengeluarkan suaranya sedari tadi. Namja itu melepaskan hoodie putih yang dipakainya, menyisakan kaos dalamnya saja.
"A-ah, baiklah. Biar kupasang" Minhwa gugup, jelas! Bagaimana seorang anak SMA memiliki tubuh sebagus itu?
(Bayangin Jimin pas di MAMA 2014)
"Kau oke, Hwa?" tanya Jimin memastikan. Pasalnya sepupunya itu tampak menunduk terus, biasanya sepupunya itu akan cerewet membahas apa saja di chatroom mereka.
"Ne"
Jantung sialan. Kok dugeun-dugeun?-Minhwa
Jimin melanjutkan kegiatan menata pakaiannya ke dalam lemari setelah memastikan Minhwa berjalan dengan baik.
.
"Hwa, terima kasih sudah membantuku" ucap Jimin. Minhwa mengangguk.
"Jangan sungkan Jimin-ah. Oh, kamarku ada di seberang kamarmu. Dah! Aku mau membantu eomma memasak makan malam"
Box
"Hwa-ya! Tunggu Jimin!" seru ibu Minhwa. Tadi seusai sarapan Minhwa langsung pamit untuk berangkat ke sekolah.
Minhwa yang sedang memakai sepatunya berdecak "Tapi aku piket hari ini, eomma"
"Jangan membantah, Jimin belum tahu arah ke sekolah. Kamu juga harus mengantarkannya ke ruang guru nanti"
"Tapi—"
"Tidak ada tapi-tapian" setelah berucap itu, ibu Minhwa kembali ke dapur.
Minhwa mendengus "Kenapa Jimin lama sekali? Dasar siput! Awas saja jika aku telat karenanya"
Lima menit kemudian, Jimin datang dengan santainya, tidak menyadari sepupunya yang kesal karena menunggunya.
"Kajja, Hwa. Kau ini lelet sekali"
Heol! Park Jimin! Bedebah kurang ajar!
Sesampainya di sekolah, Minhwa mengantarkan sepupunya itu ke kantor guru terlebih dahulu. Ia tidak ingin uang jajannya dipotong sang ibu jika ketahuan tidak menuruti perintahnya.
"Jimin sialan" Minhwa menggerutu disela kegiatannya mengelap jendela kelas.
Minhwa paling benci telat saat piket karena orang yang datang terlambat saat piket akan kebagian membersihkan jendela kelas yang letaknya tinggi. Apalagi banyak anak-anak yang akan memperhatikannya. Salah satunya Tae—
"Whoa, aku bisa melihatmu dengan jelas dari sini, Hwa"
—hyung. Panjang umur-batin Minhwa.
"Entahlah, Kim cabul Taehyung!" Minhwa melempar kemoceng yang ia gunakan untuk membersihkan jendela ke wajah Taehyung.
Dan lemparannya tepat sasaran. Salahkan wajah mesum namja itu yang menyebalkan.
Minhwa hendak turun dari kursi yang ia pijaki, namun suara bel dari speaker yang berada tepat di atasnya membuatnya terkejut. Minhwa oleng, mungkin saja jatuh dan mencium lantai koridor jika Taehyung tidak segera menangkapnya.
"Kau tak apa, Hwa?" tanya Taehyung khawatir.
Minhwa akan berterima kasih kepada Taehyung jika saja ia tidak merasa sebuah telapak tangan besar menyentuh pantatnya.
"Ku-kurang ajar!!" Minhwa mendorong tubuh Taehyung hingga keduanya jatuh ke lantai koridor.
Minhwa bangkit "Kim Taehyung sialan! Dasar cabul! Mesum!"
Taehyung mengerjapkan matanya. Astaga, apa ia salah lagi? Memang ia melakukan apa?
Susahnya mendapatkanmu, Hwa—Kim Taehyung, 17th kelas 2 SMA yang masih setia dengan si jomblo
TBC
Ini apa? Wkwk ajur ajurr
Wythe
KAMU SEDANG MEMBACA
Box
FanfictionKim Taehyung, cowok yang suka banget ganggu Minhwa dari jaman SD. Tampang playboy gitu jangan dipercaya -Minhwa Hehe, senyum ganteng aja yekan? -Taehyung Receh sih, cek aja siapa tau suka. 10042017_Wythe