"Woojin-ah, tidak bisa langsung saja? Rasanya aku akan gila jika terus seperti ini".
Woojin ingin tertawa sebenarnya. Mengapa anak ini lucu sekali? Duh, ia bisa diabetes lama-lama kalau begini terus. Ia pun hanya mengecup bibirHyungseob lalu tersenyum lebar sambil mengusak rambutnya.
"Sabar ya sayang, aku ingin kita menikmati ini dengan perlahan". Woojin mengakhiri ucapannya dengan kecupan pada hidung Hyungseob yang membuat pipi si korban memerah layaknya tomat rebus.
Woojin pun membuka kaos Hyungseob karena tak ingin menyiksanya terlalu lama. Sebentar-sebentar, sepertinya ini kaosnya? Sebegitu rindunyakah Hyungseob padanya sampai memakai bajunya? Ya Tuhan, Woojin gemas sekali!
Woojin baru menjilatkan lidahnya pada benjolan pada dada Hyungseob tapi si empunya sudah menjerit-jerit. Dengan begitu semangat Woojin terus mempermainkan nipple merah Hyungseob yang begitu menggoda untuk dinikmati.
Sesekali ia menggigitnya pelan, ia cium lalu ia jilat sampai ia sedot keras layaknya bayi yang kehausan. Entah kenapa Woojin suka sekali bagian ini. Ia merasa bagian ini begitu sensitif sehingga bisa membuat jiwa Hyungseob melayang-layang.
Hyungseob sendiri sudah hampir gila sekarang. Rasa nikmat apa yang ia rasakan saat ini? Ia ingin Woojin melakukannya lebih keras dan kasar. Ia terus ingin lebih dan lebih. Mengapa ini begitu mencandunya?
Kecupan Woojin turun ke bawah. Tangganya tak tinggal diam, keduanya masih asik bermain ditempat sensitif milik Hyungseob itu. Ia menjilati perutnya lalu mengecupi pusar kemerahan Hyungseob. Gila, Woojin suka sekali rasanya! Sangat memabukan.
Semakin turun sampai ia tiba di depan adik kecil Hyungseob. Ia kecup lembut. Hal ini membuat Hyungseob semakin gila. Hanya kecupan saja terasa luar biasa seperti ini? Ya Tuhan, ia ingin lebih lagi!
Tangan Woojin pun mulai mengelusnya. Lenguhan Hyungseob makin terdengar gila. Terkadang Woojin pun juga meremasnya pelan. Perlahan tangannya semakin cepat memainkan bagian privasi milik Hyungseob itu.
Hyungseob merasa begitu sempit. Ia ingin Woojin cepat melepaskannya dari segala perasaan ini. Ia ingin segera merasakan Woojin memompanya dengan keras. Ah, membayangkannya membuat adiknya semakin tegang saja.
Woojin pun mulai menurunkan celana Hyungseob. Saat ini ia hanya memakai celana bahan sehingga sangat memudahkan Woojin untuk membukanya. Ia terkikik pelan mendapati properti imut milik Hyungseob begitu keras seperti ini.
"Jangan tertawa! Lanjutkan saja".
"Oke, oke. Baiklah tuan putri".
"Ya, terserah kau saja".
Woojin mulai mengulumi bagian itu. Hyungseob menjadi merasa begitu sebal diantara rasa nikmatnya ini. Mengapa orang ini tidak memuka celana dalamnya dulu? Apa ia memang berniat membuatnya begitu tersiksa seperti ini?
"Woojin-ah, buka saja celana dalamku".
"Nanti saja".
Tuhkan, apa Hyungseob bilang! Jelas sekali orang ini mau mempermainkannya. Tidak tahu apa ia ingin sekali merasa bebas. Iya sih, ia sudah tidak terlalu merasa ketat. Tapi tetap saja bahan satu ini ingin segera ia buka saja!
Pria tampan di bawah Hyungseob ini masih asik mengulumi adik kecilnya. Menjilatnya, mengecupinya sampai mengemutnya layaknya permen. Hyungseob rasa ia gila saja. Apalagi nanti saat Woojin memasukinya?
Tangan nakalnya itu terus saja mengelusi paha putih Hyungseob. Sesekali ia mencubitinya. Tangan Woojin semakin ke atas. Woojin terus mengelusi paha dalamnya hingga membuat Hyungseob merasa begitu nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
stop + park woojin x ahn hyungseob [completed]
FanfictionHyungseob akan mengakhirinya. Mengakhiri kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. [PRIVATE +++] WARN! BXB YAOI YANG GA SUKA YA JANGAN BACA ATUH