Hari ini Hyungseob libur bekerja. Seperti yang dijanjikannya pada kekasih tampannya itu bahwa jika ia libur mereka akan pergi bersama. Jadi hati Hyungseob begitu gembira sembari menunggu jam pulang yang sekitar 10 menit lagi akan berdenting.
Ia melihat ke arah jendela kelasnya. Di sana sudah ada Woojin yang menunggunya dengan tenang. Telinganya tersumbat headset namun matanya terus saja tertuju pada Hyungseob. Hobi sekali sih orang ini menatapinya terus menerus? Meski sering diperlakukan begitu tetap saja ia malu!
Apalagi banyak orang yang sudah berlalu-lalang di depan kelasnya dan memerhatikan jika Woojin menatapnya begitu dalam. Hyungseob memerah sampai telinga-telinga jadinya! Pintar sekali Woojin dalam hal mari kita menggoda Hyungseob.
Keberadaan Woojin membuat konsentrasinya buyar seketika. Kekasih tampannya itu sesekali menunjukan cengiran lebarnya yang tentu saja memamerkan gingsulnya yang menggoda. Hyungseob jadi rindu rasanya menjilat gigi itu. Eh?
Pikiran Hyungseob jadi kotor begini sejak Woojin suka mencoba-coba hal aneh dengannya. Entah tiba-tiba meremas bokongnyalah, mengecup lehernyalah, atau berbisik lembut ditelinganya. Duh sepertinya Hyungseob harus mencuci ulang otak Woojin.
Padahal dulu Woojin sangat sopan lho. Bahkan ia hanya berani mengecup bibirnya sesekali saja. Sisanya hanya di pipi atau kening. Bagaimana bisa ia berubah seperti ini? Sepertinya Woojin tidak boleh dekat-dekat dengan Samuel lagi jika Hyungseob ingin otaknya tidak tambah kotor!
Kekasih bule kesayangan Daehwi itu meskipun menjabat sebagai adik kelasnya tapi tingkahnya pada Daehwi begitu terbuka. Ya, saking terbukanya sampai bercinta bukanlah hal tabu bagi mereka! Hyungseob sampai kesal melihat Daehwi yang sering tiba-tiba mengeluhkan bokongnya sakit.
Setinggi apa hormon bule itu sih? Kasian juga Daehwi sampai jalannya miring begitu. Untung saja perlakuannya sangat hangat dan Hyungseob bisa melihat bahwa Samuel begitu mencintai teman karibnya itu. Kalau tidak mungkin ia sudah bisa mengatai Samuel sebagai 'penjahat kelamin' dan menjauhkannya dari Daehwi.
Tak terasa pelajaran telah selesai. Jung saem pun menutup kelas setelah itu berjalan keluar. Segera Hyungseob merapikan tasnya lalu berjalan keluar menghampiri Woojin yang begitu ia rindukan. Hari ini kelas Woojin sibuk sekali sampai tadi pagi ia tak sempat menjemput Hyungseob.
Hyungseob sih tidak masalah dengan hal itu. Ia begitu memahami kekasihnya berada di kelas unggulan yang super sibuk itu. Tapi ia tetap saja tak bisa menahan rindunya itu yang begitu menyiksanya.
"Maaf lama ya".
Hyungseob menyapa Woojin yang tengah menatapnya dengan senyuman yang begitu merekah. Hyungseob pun membalas senyuman kekasihnya dengan mengalungkan tangannya dipinggang Woojin. Tak tahan, Woojin mengusak rambut Hyungseob pelan.
"Tak apa, apapun untuk tuan putri". Woojin menampilkan cengiran tanpa dosanya pada Hyungseob yang sedang misuh-misuh tak terima dipanggil 'tuan putri'.
"Ih, aku ini lelaki ya. Meskipun imut begini aku juga sama denganmu. Kau kan sudah melihatnya juga sendiri".
"Eh? Mulutmu mulai nakal ya?? Kenapa? Mau aku melihatnya lagi?".
"Apa sih Woojin? Sudah ayo cepat kita jalan-jalan!".
Woojin mencubit pipi Hyungseob gemas karena dengan pintarnya anak manis ini mengalihkan pembicaraannya. Padahal Woojin sudah berharap lebih lho. Untuk adik kecil Woojin diharapkan bersabar ya, karena sepertinya untuk mendapatkan kehangatan seorang Ahn Hyungseob lagi cukup sulit.
Setelah percakapan yang menjurus ke arah dewasa itu mereka memutuskan untuk segera pergi ke parkiran motor agar bisa cepat berangkat. Hyungseob sudah tidak sabar mencicipi ice cream di kedai yang Woojin bilang memiliki rasa yang unik.
Maka dari itu ia terlihat begitu bersemangat menarik kekasihnya menuju tempat parkiran. Woojin sih pasrah-pasrah saja mengikuti kemauan 'tuan putri'nya. Apapun asal ia bahagia berada di sisinya. Woojin tak mau mengulangi kesalahannya lagi dengan menyia-nyiakan Hyungseobnya yang begitu manis ini.
Motor Woojin pun melaju menuju kedai yang dimaksud Woojin. Waktu pertama kali kesini ia menemai Jihoon dan Jinyoung kencan karena katanya Jinyoung tidak mau jika hanya berdua dengan Jihoon. Padahal ujung-ujungnya Woojin yang tengah menikmati ice cream vanilla dicueki begitu saja oleh dua sejoli itu.
Ice cream vanilla adalah rasa kesukaan Hyungseob. Woojin memakannya karena saat itu ia sedang begitu merindukan sosok mungil yang kini tengah memeluk pinggangnya dari belakang yang sukses membuatnya hangat dalam udara dingin ini. Ternyata rasanya cukup unik dan ia rasa Hyungseob akan menyukainya.
Setelah sampai di parkiran dan Woojin sudah mematikan mesinnya, Hyungseob langsung melompat turun dan segera meminta Woojin mempercepat gerakannya agar mereka bisa segera masuk untuk mencicipi ice cream vanilla yang dari gambarnya saja sudah membuat Hyungseob begitu ingin.
Woojin hanya tertawa saja melihat Hyungseob yang begitu semangat. Sesenang itukah Hyungseob? Woojin tak bisa menahan bibirnya untuk menarik senyuman lebar yang ia pamerkan pada kekasih imutnya ini. Woojin mengecup bibir Hyungseob sekilas lalu segera menggiring Hyungseob untuk masuk.
Setelah masuk mereka segera memesan 2 cup ice cream vanilla. Cup besar untuk Hyungseob dan cup kecil untuk Woojin. Sebenarnya Woojin tidak begitu suka ice cream hanya saja Hyungseob tidak suka jika ia hanya ditemani makan. Ia inginnya Woojin makan juga. Maka dari itu Woojin hanya memesan cup kecil.
Sembari menunggu mereka mencari tempat duduk. Setelah menemukannya mereka segera duduk berhadap-hadapan. Mereka sesekali bercanda atau menggoda satu sama lain. Hyungseob sebenarnya begitu senang melihat perubahan perilaku Woojin padanya.
Kini ia terlihat lebih tulus dan hangat ketika bersamanya. Mulai dari hal kecil seperti bicara sampai memeluknya. Hyungseob begitu merasakan jika Woojin sudah benar-benar berubah dan mencintainya dengan tulus. Ia begitu bahagia mendapati hal ini.
Tak terasa pesanan mereka pun datang. Hyungseob segera saja melahap ice cream itu yang terlihat menggiurkan. Woojin tak bisa berhenti tersenyum melihat Hyungseob yang memakannya dengan lahap. Sesekali ia mengelap sudut bibir Hyungseob yang belepotan dengan ibu jarinya.
Hyungseob sih sudah asik dengan makanannya jadi tidak terlalu memerhatikan jika mata Woojin sedari tadi tidak lepas darinya. Hal yang ada dipikiran Hyungseob saat ini hanyalah mari cepat habiskan ice cream yang enak ini.
"Enak sekali ya?".
Woojin yang gemas melihat kelakuan Hyungseob akhirnya bertanya. Hyungseob sih hanya mengangguk lucu dengan mulut penuh ice cream yang mengundang Woojin untuk mengusak rambutnya lagi.
"Lain kali kita kesini lagi ya? Aku suka sekali ice cream disini" ucap Hyungseob setelah menelan sesendok ice cream yang baru saja dimasukkan ke mulutnya.
"Tentu saja, kita bisa pergi kesini lagi".
"Tapi Woojin ayo makan ice creammu. Dia sudah hampir meleleh begitu".
Sebenarnya Woojin sudah lupa dengan ice creamnya semenjak melihat Hyungseob yang makan. Tapi karena kekasihnya ini meminta untuk ice cream yang katanya hampir meleleh ini untuk dimakan, ia pun tak punya pilihan lain.
Mereka pun terus menikmati cup ice cream masing-masing sambil sesekali berbincang satu sama lain. Hari ini mereka merasa begitu senang bisa kencan lagi setelah sekian lama. Tak terasa mereka pun sudah menghabiskan ice cream masing-masing dan berniat untuk pulang.
"Seob-ah?".
"Hmm?".
"Besok kan libur, menginap di rumahku ya?".
"Eh?".
TBC
Maafkan daku yang menghilang sekian lama. Kalo sibuk sih sibuk karena emang selalu sibuk. Tapi mager banget entah kenapa buat nulis.
Chapter ini sama depan masih mereka mesra-mesraan dulu ya. Biar puas dulu baru nanti ada konflik deh~
Oh iya makasih buat 4,5Knya ya~~~ Diusahain update secepetnya
KAMU SEDANG MEMBACA
stop + park woojin x ahn hyungseob [completed]
FanfictionHyungseob akan mengakhirinya. Mengakhiri kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. [PRIVATE +++] WARN! BXB YAOI YANG GA SUKA YA JANGAN BACA ATUH