Part 3

75 7 4
                                    



"Hahaha... Shilla, Shilla. Jadi orang kenapa sih polos banget?" Suara tawa Tasya, sahabat Ashilla menggema keras di kelas 10 Ipa-1. Yang ditertawakan hanya cemberut kesal. "Kenapa juga kamu bisa-bisanya ngobrol sama kak Abi, ngritik plus muji dia tanpa sadar kalo itu kak Abi sendiri? Duh..." Cela Tasya masih dalam keadaan menahan tawa.

"Sya! Kok kamu malah ngetawain aku,sih? Sumpah, deh. Aku ga berfikir untuk ngeliat name tagnya." Bela Ashilla sambil membuka tutup botol minumannya. Lalu meneguknya perlahan. "Pokoknya aku gak mau ketemu sama kak Abi lagi! Malu."

"Halah. Ngapain malu? Berarti kamu gaakan baca puisinya lagi, gitu? Kan tadi kamu bilang kak Abi itu selama ini ngawasin kamu setiap pagi." Tanya Tasya seraya menggerak-gerakan alisnya. Heran dengan sikap sahabatnya.

Sejenak, raut wajah Ashilla berubah ragu. "Ng, baca mah tetep baca, atuh! Udah terlanjur jatuh cinta sama puisi-puisinya." Jawabnya seraya membuka notebook pink pastel kesayangannya lalu mulai menulis.

"Gak sekalian cinta sama penulis puisinya juga? Kak Abi? Harus sepaket, dong!" Ejek tasya. Ashilla yang kaget langsung buru-buru menutup notebooknya. Pipinya memerah, lalu setelahnya tiba-tiba menyerang Tasya dengan cubitan di sekujur tubuh Tasya. Tasya, yang dicubit malah tertawa keras. "Shilla, kak Abi itu ganteng tau. Terkenal pinter ekonomi sama pintar bikin puisi. Masa sih, kamu gak suka?" Ujar Tasya seusai Ashilla berhenti menyerangnya.

"Udah ah, syaaa! Ke kantin aja yuk? Aku laper."

***

"Bi, nanti kita tunggu pulang sekolah ya. Makasih banget udah mau bantu kita." Sekelompok anak kelas 11 terlihat menyalami Abi tanda terima kasih. Abi memang terkenal ramah dan penolong. Hari ini saja, Abi setuju untuk menjadi salah satu pengajar di acara peduli sesama sekolahnya. Acaranya akan digelar seusai sekolah, di salah satu panti asuhan di Jakarta, dan Abi akan mengajari anak-anak panti cara membuat puisi. Padahal tadinya ia mau pergi ke toko buku untuk membeli satu-dua buku untuk dibaca. Biasanya novel-novel remaja. Mencari-cari inspirasi dari kejadian romantis bahkan konflik-konflik yang ada di novelnya untuk Abi adaptasikan menjadi sebuah puisi. Tapi, setelah tadi anak-anak OSIS sekolahnya memohon-mohon dirinya untuk ikut berpartisipasi sebagai pengajar di acara OSIS sekolah, ia tidak mau menolak.

'Gua seneng kok,bantu orang.' Pikirnya.

Sebenarnya, Abi lagi malas ke luar kelas. Bahkan untuk ke kantin mengisi perut saja dia malas. Tapi, ketika teringat tingkah Ashilla tadi pagi, kakinya tak kuasa melangkah ke luar kelas untuk mencari Ashilla. Sepeninggal anak-anak OSIS dari hadapannya, Abi masih belum menemukan sosok Ashilla. Gadis cantik berambut cokelat yang galak tapi baik hatinya itu.

Setelah mencari-cari Ashilla di sepanjang koridor kelas 10, akhirnya Abi berhasil menangkap sosok Ashilla yang berjalan bersisian dengan satu temannya. Terlihat asik bercanda sambil sesekali tertawa lepas. "Hei." Abi berseru memanggil Ashilla. Tangan kanannya melambai. Lagi-lagi Abi terkikik geli melihat tingkah Ashilla.

"Selalu aja gugup begitu. Padahal gua nyamperin aja belum. Dude, kenapa Ashilla lucu banget?" Pikirnya.

Ashilla terlihat berbicara bisik-bisik pada temannya, lalu melangkah pelan menghampiri Abi.

"Kak."

Abi mulai tertawa lagi. "Ash, kenapa harus nunduk-nunduk begitu,sih?"

Ashilla akhirnya memberanikan diri mengangkat kepala dan mengalahkan rasa malu serta gengsinya yang sedari tadi menguasainya. "Ng, maaf ya kak. Ashilla gak sengaja ngritik puisi kakak. Puisi yang lain beneran bagus kok kak! Suer deh!" Merasa butuh memberi bukti, Ashilla langsung cepat-cepat menyalakan ponselnya lalu sibuk mencari-cari tangkapan fotonya. Iya, puisi Abi yang dia foto.

Tiba-tiba Ashilla berseru, hampir membuat jantung Abi copot. "NAH! Lihat nih, lihat ini, terus ini juga. Nah, ini puisi kakak juga. Aku suka. Nah yang ini waktu puisi tentang laut, juara deh. Nah ini tentang dosa. Cuma sekali kok, aku gak suka. Maaf,ya?" Menyadari Abi tertawa lagi, Ashilla tanpa segan memukul bahu kakak kelasnya itu. "Kak! Kok ketawa terus sih? Gak lucu!"

Abi yang dipukul Ashilla masih berusaha meredakan tawanya. "Wow, cantik-cantik pukulan kamu sakit juga lho. Kuat banget,sih? Kayak gorilla." Seketika candaannya membuat Ashilla bete setengah mati. Mulai lagi kebiasaan Ashilla. Cemberut. Abi, yang memang suka menjahili Ashilla, makin bahagia melihat Ashilla cemberut. "Eh, jangan ngambek dong. Gak dimaafin nih." Ancam Abi dengan ekspresi jahilnya.

"Kak! Oke oke." Ashilla yang menyerah akhirnya balik badan menginggalkan Abi. Berjalan pergi melengos kembali ke Tasya, sahabatnya yang lagi senyum-senyum memperhatikannya dari bawah pohon cemara.

"Shilla! Kenapa,sih, hobinya ninggalin orang terus? Gimana nanti kalo nikah? Bakal ditinggalin juga?" Seru Abi kencang. Berani bertaruh, pasti semua siswa yang lewat dan sedang duduk-duduk dekat koridor kelas 10 bisa jelas mendengarnya. Ashilla yang menyadari dirinya diperhatikan banyak orang, Segera berlari menuju Abi. "Nah, gini dong bali... AW! SAKIT,SHIL!" Belum komplit menyelesaikan kalimatnya, Shilla, 'Gorilla betinanya Abi' mencubit pinggangnya. Sekarang Abi yakin banget, Ashilla benar-benar 'Gorilla betina.'

"Rasain!" Lalu Ashilla melenggang pergi. Lagi.

Abi yang belum puas menjahili Ashilla berniat memanggilnya lagi.

'Kalo gua panggil ibu gorilla dia balik lagi gak,ya? Hihihi.' Ckckck, Abi... Abi.

Baru saja Abi siap-siap berteriak, Ashilla sudah menoleh. Melemparkan tatapan sinis penuh permusuhan. Lalu menjulurkan lidahnya. Seakan-akan hendak memperingatkan Abi, 'Watch out! Awas aja bikin malu sekali lagi!" Abi lalu tersenyum geli sambil melambaikan tangannya. Tetap memperhatikan punggung Ashilla sampai tak terlihat lagi.

***

Hai! makasih lho udah mau baca story Ashilla, hehe. Masih pemula, jadi plot sama tanda baca masih suka salah. Jangan segan buat ngritik dan ngasih saran yang membangun ya:)

Dann, happy banget, Akhirnya cover-nya udah jadii! Hehe. Setelah sebelumnya pake cover tanpa judul yang juga bad quality:v

.

.

Buat kalian yang masih ragu buat menulis di wattpad, dan sering curhat-curhat takut memulai, ayo kita berjuang bersama! Jangan malu nge-publish cerita kalian yang sekarang masih mendekam di folder laptop, siapa tau ternyata cerita kalian bagus dan disukai. Kalo ada yang ngritik juga gak papa, every body learn their thing. Gak langsung sempurna,kok. Kalo lagi asik-asik nulis tapi tiba-tiba buntu ide, don't panic. Semua penulis pasti pernah ngalamin, pemula atau bahkan yang udah jago. Jangan langsung nyerah dan malas nulis lagi. It's okay to feel stressed. Tapi bentar aja. Take a deep breath, you've got this. You can do it:)

Dreams become reality when we put our minds to it. Paint the sky, make it yours. Semangat!!!^^

AshillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang