Two

5.7K 334 61
                                    

Kalian memang bisa membuatku luluh gaiss wkwk. Aku ga tau ini part apaan, pokoknya absurd dah. Tapi hepi riding aja yah...

WARNING!!
Banyak typo gaiss!!!

--------

"Menurutmu, apa." balas dosennya dengan senyum smirk di bibirnya.

Dosennya semakin melangkah maju membuat Ocha mundur.

Ocha menyilangkan tangannya. "Bapak jangan mesum sama saya. Jangan cium saya, Pak, saya masih perawan, Pak. Jangan pak," ucap Ocha kemudian memejamkan matanya.

TIKKK

"Siapa yang mau cium kamu? Makanya jangan kebanyakan nonton korea."

Ocha meringis sambil memegang kening yang disentil oleh dosennya. Wajahnya memerah antara malu dan kesal.

"Terus kenapa Bapak suruh saya kesini? Bapak pasti mau berduaan sama saya kan? Ngaku aja, Pak." todong Ocha.

Manu mendengus sebal mendengar itu, "Saya hanya mau menanyakan, kenapa kamu terlambat, bukan mau berduaan. Jangan kepedean." balas Manu dengan wajah datarnya.

Ocha hanya cemberut mendengar balasan itu.

"Jadi kenapa kamu terlambat Nona?" tanya Manu sambil bersidekap di dada.

"Bapak nggak akan nawarin saya duduk gitu? kaki saya pegel, haus juga." kata Ocha dengan polos.

"Astaga!" umpat Manu sambil memejamkan matanya. Rasanya ia sudah pusing menghadapai muridnya ini.

Manu menghembuskan napas dengan kasar, "Sudah. Kamu keluar dari tuangan saya. Besok-besok jangan terlambat lagi di pelajaran saya," ucap Manu lalu berbalik menuju kursinya.

"Lho, Pak. Nggak jadi nih? Wahh Bapak pasti cuma mau modus sama saya kan? Pake alesan mau nanya-nanya lagi  Nggak baik, Pak." celoteh Ocha dengan wajah menyebalkannya. Matanya agak menyipit sambil menunjuk-nunjuk kecil.

Wajah Manu semakin datar mendengar celotehan Ocha, mungkin datarnya sedatar jalan tol.

"Keluar. Ocha." balas Manu menekan setiap katanya.

"Dih Bapak sok-sok-an nggak mau ngaku. Ngaku aja kali, pak, saya nggak akan bilang siapa-siapa kok. Tenang." ucap Ocha sambil menunjukan wajah menangkan. Dan itu benar-benar menyebalkan bagi dosennya ini.

"Lain kali ya, Pak, kalau mau berduaan sama saya, bilang dulu, Pak. Saya--"

"KELUAR!" teriak Manu dengan wajah memerah.

Ocha terlonjak kaget lalu buru-buru keluar dan berlari menjauhi ruangan dosennya itu.

***

ocha berlari dengan kesetanan di sepanjang koridor. Orang-orang mentapnya dengan heran, bahkan Ocha hampir menabrak orang-orang yang lewat di depannya.

BRUKK

"Aduhh," Ocha meringis merasakan pantatnya yang mendarat di lantai.

"Sialan Lo bikin pantat gue sakit!" umpat orang yang di tabraknya tadi.

"Heh mana gue tau ada Lo disitu, kampret! Pantat gue juga sakit!" balas Ocha dengan sebal.

Keduanya berdiri sambil memegang pantat masing-masing.

"Emangnya Lo ngapain sih, Cha? pake lari-lari segala." tanya orang yang ditabtakanya yang ternyata temanya alias Laura.

"Tadi gue menghindari amukan monyet puber," jawab Ocha asal.

"Hah? Emang disini ada monyet? Lo liat dimana monyet puber?" tanya Laura penasaran.

"Mana ada lah! Dasar bego!" balas Ocha lalu berlalu pergi.

"Dia kan yang bilang tadi. Siapa yang bego sebenernya disini?" gumam Laura lalu menyusul Ocha.

...

"Bego!" sembur Laura pada Ocha. ocha sudah menceritakan apa yang terjadi tadi di ruangan dosennya.

"Jangan salahin gue. Gue kan cuma mau meminimalisir keadaan agar tidak tegang," balas Ocha sambil memakan ciki Lays rasa rumput laut yang ia beli tadi.

Kini mereka sedang di rumah Ocha, Laura menginap di rumah Ocha agar besok Ocha tidak kesiangan bangun pagi.

"Astaga! Gue kok bisa ya punya temen kaya Lo." Laura memandang Ocha tak percaya.

"Jadi Lo nyesel punya temen kaya Gue?" Ocha cemberut menatap Laura.

"Bukan!! Yaelah baper amat Lo." balas Laura.

"Tapi Lo ga diapa-apain kan sama Pak Manu? Jangan-jangan Lo udah dicium lagi sama Pak Manu." Laura memicingkan matanya.

"Yehh kagak lah! Amit-amit gue dicium sama Pak Manu." ujar Ocha dengan nada sewot.

"Syukur deh kalo gitu. Berarti bibir Pak Manu memang ditakdirin buat gue yang cium."

"Najis!"

***

Manu memejamkan matanya kala dirinya tertidur terlentang di kasurnya. Ia menghembuskan napas kasar, wajahnya menampakkan wajah lelah. Ponsel di sakunya bergetar, ada pesan masuk.

Manu menegang kala membaca pesan itu, jantungnya berdegup kencang. Keringat keluar dari sela-sela rambutnya. Hidupnya akan mulai kacau kembali.

TBC

Gimana gaiss? Absurd ya haha.

Part selanjutnya kalo mau cepet dan panjang 100 vote + 50 komen yaa Wkwk malak ni gue*sogalak

Iya tau pendek😚😚

Sampai jumpa di part depan..
Byebye

12:09
06- 07-17 (bagus nih tanggalnya)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang