Prolog

120 18 125
                                    


"Jika kamu bertanya, siapa yang paling berarti dan kucintai dalam hidup setelah Allah, Rasul, dan kedua orangtua, maka akan kujawab, kamu."

Diana, tak pernah ia sangka jika dirinya akan hidup bertemankan Rahman. Seorang pemuda yang dulu amat ia kagumi kepribadiannya. Orang yang tak lain adalah teman masa kecilnya.

Masih lekat dalam benak Diana, saat mereka duduk di bangku SMA. Bukan mengingat kebersamaan mereka, bahkan Rahman jarang sekali bicara dengan teman perempuan satu kelasnya, termasuk dirinya. Ia bahkan sering bermimpi jika pertemanan mereka akan kembali terjalin baik seperti dulu.

Sayangnya, hal itu tak pernah terjadi. Pernah suatu hari ia duduk di perpustakaan, sangat dekat dengan Mushala sekolah. Dari jandela itu Diana menatap sosok Rahman yang khusyuk membaca Alqur'an di sana. Terlihat jelas karena Mushala sekolah mempunyai kaca yang transparan.

Dalam diamnya, Diana tersenyum. Entah kenapa melihatnya dari jarak sejauh ini pun ia merasa bahagia.

****

Gugur. [On Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang