Wasiat Bego (part 4)

3.2K 149 0
                                    

*****


"Pesta topeng?" tanya gue sendirian saat menerima sebuah undangan

Saat gue sedang asyik nonton drama nya Mario Maurer tiba2 bel rumah gue berbunyi lagi dan saat gue keluar seperti tadi gak ada orang, hanya ada sepucuk surat yang berisi undangan yang sama. Undangan pesta topeng di Apollo besok malam.

"Loh ada lagi? Ini siapa yah yang kirimin aku beginian?" tanya gue bingung dan bergegas masuk untuk tidur.

-Dimas Pov-

"Alhamdulillah undangannya diambil! Hehe semoga kamu suka kejutan yang aku siapin, kejutan yang akan slalu kamu kenang." ucap gue tersenyum mengamati Pandu dari belakang semak2 halaman rumahnya.

***

"Pagi kak! Udah nunggu lama ya? Maaf ya hehe." ucap Pandu cengengesan.

"Engga, yaudah ayo cepet nanti kamu telat lagi." ajak gue.

Pandu mengangguk, wajahnya sangat ceria di pagi ini.

"Kenapa senyum2? Ada yg salah?" tanya gue bingung.

"Engga kok." jawab Pandu.

Gue hanya tersenyum karena gue udh bisa tebak apa yang dia sembunyiin.

"Nanti malem kamu gak ada acara kan?" tanya gue memastikan Pandu untuk pergi ke Apollo malam nanti.

"Aduh gak ada sih, cuma PR aku lagi numpuk2nya kak, jadi nanti malem aku gak bisa pergi. Oiya aku juga gak bisa diganggu." celoteh Pandu berbohong.

"Oh yaudah, yang semangat ya kerjain PR nya, kebetulan kk mau ngedate nanti malem." pancing gue.

"Hah? Ngedate? Sama siapa? Gabisa! Pokoknya kk harus dirumah dan gaboleh pergi! Titik." omel Pandu.

"Dih kamu siapa ngatur2 aku? Haha cemburu ya?" pancing gue lg mencolek dagu Pandu genit.

"Si..siapa yg cemburu! Aku kan..."gantung gue.

"Aku kan apa? Kalo cemburu bilang aja keles hehe." ledek gue terus.

"Ah udah ah! Kakak ngeselin!" omel Pandu meninju dada gue pelan.

***

"Kira2 Pandu suka gak yah tante? Aku takut Pandu marah." kata gue ke tante Nelma, mamanya Pandu.

"Engga kok, malah menurut tante ini adalah hal yang paling romantis! Tante aja sampe iri." puji tante Nelma.

Gue dan tante Nelma lagi menyiapkan surprise lamaran gue di Apollo. Ya surprise yg akan gue kasih ke Pandu,

"Nah tante ke butik dulu, mau ambil pesenan baju kalian." kata tante Nelma.
"Iya hati2 tante." ucap gue.

***

- Pandu Pov -

"Dek! Hehehe." tepuk ka Megan mengagetkan gue.

"Ka Megan? Ngagetin aja deh." kata gue manyun.

"Maaf, kakak cuma mau kasih ini." kata ka Megan menyodorkan sebuah album foto.

"Apa nih ka? Album foto?" kata gue membuka album tersebut.

"Eh.. Jangan dibuka! Kamu buka dirumah aja." cegah ka Megan.

"Apasih? Aku jadi penasaran." kata gue memasukan album tersebut ke dalam tas.

"Kamu nanti malem mau pergi?" tanya ka Megan.

"Iya kak, kenapa?" tanya gue.

"Gapapa. Yaudah kk balik ke kelas ya, bye! Semangat ya belajarnya." suport ka Megan.

"Iya kk juga, biar nanti bisa lulus dan dapet perguruan yg kk pengen." suport gue balik.

Ka Megan tersenyum dan pergi.

"Ka Megan ngapain Ndu?" tanya Wida penasaran.

"Gatau, ka Megan ngasih gue album foto." jawab gue.

"Album foto? Coba liat dong! Kepo gue!" kata Wida semangat.

"Ogah! Ka Megan aja nyuruh gue buka nya dirumah nanti." kata gue.

"Aelah fix lu pelit!" kata Wida.

***

"Mah aku pulang!" ucap gue kepada mama dan mengecup pipinya.

"Sayang, ada paket untuk kamu tuh dimeja." kata mama.

"Paket? Dari siapa?" tanya gue.

"Mama gatau, yaudah kamu cepet ganti baju lalu makan." kata mama.

Gue hanya mengangguk dan bergegas pergi ke kamar.

***

"Baju? Perasaan aku gak endorse baju deh." kata gue saat membuka paket yang ternyata baju kemeja berwarna pink keputihan.

"Ada suratnya." kata gue mendapati sebuah amplop di dalamnya.

"Pakai di acara pesta topeng nanti malam ya. Lafyu <3"

"Siapa sih orang ini? Bikin penasaran aja." gerutu gue.

Saat gue ingin memejamkan mata untuk tidur, gue teringat album foto yang ka Megan kasih.

"Album foto apa ya?" tanya gue sendirian.

"My first love, it's for you" begitu tulisan yang tertera pada sampul album foto.

Gue tersenyum, ka Megan sukses bikin gue mesem mesem ga jelas.
Saat gue membuka album foto tersebut jantung gue seperti tersengat listrik.

"Ini kan?..."

Bersambung~

Wasiat BegoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang