Sorry, I Like Double! (oneshoot)

2.7K 50 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semuanya berawal dari kesalahpahaman. Gara gara itu, aku kemudian dipermainkan oleh teman teman.

"Dasar kucing maling!" ejek salah satu temanku bernama Rio.

"Hahaha bando kucing itu memang sangat cocok untukmu!" ejek Farid sembari memotoku yang sedang dibuli menggunakan pakaian dalam wanita dan bando kucing.

Kemudian setelah kejadian itu aku pindah sekolah dan jauh dari orang tuaku. Aku menumpang dirumah kerabat jauhku.

"Dengarkan kata-kata paman di Makasar, ya!" pesan ayahku.

"Padahal lebih baik kalau kita pergi dari kota ini sama-sama." kata ibu memelukku.

"Ibu ngomong apasih? Toko ini kan sudah 3 generasi. Aku tidak apa-apa kok!" ucapku meyakini ibu dan ayah yang mempunyai usaha toko di jakarta.

Karena itulah aku Rickun akan berjuang mencari tempat yang aman!!!

Oh iya namaku Rickun, aku duduk dibangku kelas 2 SMA. Aku memiliki tinggi sekitar 166cm dan berambut agak pirang.

Aku pun pergi terbang ke Makassar untuk tinggal disana.

"Rumah paman Waseda besar sekali..." ucapku tertegun begitu tiba di rumah paman.

"Rickun kamu sudah datang?" sambut paman yang mempersilahkanku masuk.

"Terimakasih atas bantuan paman!" ucapku menundukan kepala ke arahnya.

"Hahaha tidak usah formal begitu. Rumah ini isinya laki-laki semua, makanya berantakan." jelas paman.
Aku tersenyum senang.

"Paman sudah dengar ceritanya dari ibumu. Kasihan kamu, anggap saja ini rumah dan keluargamu sendiri." kata paman.

"Benar Rickun!" ucap suara yang berasal dari belakangku.

Aku menoleh dan menatap 2 orang pemuda yang belum pernah ku temui sebelumnya.

"Wah paman lupa mengenalkan mereka." kata paman berdehem.

"Ini Aldo dan adiknya Anggit!" jelas paman mengenalkan kedua putranya.

"Halo anggap saja aku kakakmu sendiri." ucap pemuda bernama Aldo.

Aldo adalah putra pertama paman Waseda yang tampan. Memiliki rambut hitam pekat dan tubuh tinggi yang indah.

"Boleh aku memanggilmu ka Rick?" tanya pemuda satu lagi bernama Anggit.

Anggit merupakan putra kedua paman Waseda yang kini duduk dibangku kelas 1 SMA, dia memiliki wajah manis dengan rambut gondrongnya yang berwarna pirang. Walaupun begitu tinggi dia tetap melebihiku.

"Anggap saja aku papamu." ucap paman kemudian malu malu.

Aku membuka mataku lebar-lebar.
"Ini dia!! Ini adalah tempat yang aman untukku!" ucapku dalam hati.

Tapi...

"Celana dalam ini nggak cocok untukmu! Kamu cocoknya pakai sempak putih tipis atau garis garis!" ucap ka Aldo yang mengeluarkan celana dalamku dari dalam tas.

"Nggak apa apa ah! Kalo aku suka yang ini!" kata Anggit menunjukan sempak kelvin ku yang memiliki karet berwarna biru.

"Hei jangan seenaknya!!!" ucapku malu melihat mereka mengobrak abrik celana dalamku.

"Maaf ibu mereka meninggal sejak mereka kecil. Jadi mereka tidak tau bagaimana caranya menjaga sikap dan memperlakukan saudara jauh." jelas paman yang terlihat kikuk dan pergi masuk ke dalam kamarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry, I Like Double!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang