2

72 12 0
                                    

Happy Reading!!!

Lagi lagi sekarang dirinya kembali menyendiri dalam kesunyian. Meratapi nasibnya saat ia berada di sekolah barunya, saat ia tiba tiba tidak sadarkan diri membuatnya tertawa miris dengan keadaannya saat ini.

Bulan seakan menemaninya dalam kesendirian,hampa itulah yang dirasakannya saat ini, di balkon apartemen nya gadis itu memetik senar gitar dengan lembut menyanyikan sebuah lagu yang mengingatkannya pada seseorang.

Ya. Sekarang dia tinggal sendiri. Ia lelah dengan keluarganya sendiri tetapi perlu ia akui, ia sangat amat merindukan keluarganya itu. Tapi apadaya alana belum berani menginjakan kaki dirumahnya lagi.

Alana memegang dadanya tepat di area jantungnya. Maaf ren gara gara gue lo ga bisa ngeliat dunia lagi, kenapa harus lo yang kasih jantung ini ke gue. Kenapa ga orang lain aja, seandainya lo masih disini mungkin gue akan dengan senang hati menebar kebahagiaan bersama lo. Rasa bersalah itu selalu menyusup dalam dirinya. Alana menghela nafas berat dan menyenderkan kepalanya ke tembok seraya kembali memetik gitarnya.

Setelah hampir 2 jam akhirnya gadis itu menghentikan permainannya dan membawa gitarnya masuk karena dirasa angin sudah menusuk tulangnya.

🍭

Alana menghendus kasar dan membuka pintu mobilnya. Ia tersenyum kecil melihat sekolahnya ini.

Semoga hari ini gue bisa mendapatkan kebahagiaan di sekolah ini. Semoga.

Batinnya sambil berjalan membawa berkas berkas kepindahannya. Dikarenakan kemarin ia lupa membawanya. Dan kemarin ia harus pulang duluan diantar oleh rayya karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkin kan.

Kini alana berjalan sendiri ke ruang kepala sekolah tidak seperti kemarin yang ditemani oleh rayya dikarenakan sahabatnya itu belum menujukan batang hidungnya. Ia melihat ke sekelilingnya banyak yang tersenyum ke arahnya. Dengan senang hati alana hanya membalasnya dengan senyuman

"Siapa tuh cewek? Anak baru?"

"Kayaknya baik deh murah senyum"

"Matanya anjirr teduh bett"

"Sok cantik gilaa. Masih cantikan juga gue"

"Cabe dasar"

Dan berbagai ocehan lainnya yang tertuju padanya yang hanya dibalas dengan senyuman olehnya. Padahal ini hari keduanya sekolah tetapi masih saja banyak yang mengatainya. Tapi ia tak memperdulikan hal itu dan terus melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah sampai langkah kakinya terhenti karena beberapa orang berdiri di hadapannya menghalangi jalannya.

Dan seketika semua hening tak ada ocehan-ocehan yang keluar lagi.

Alana mendongak menatap orang orang yang menghalagi jalannya. Ia mencari name tag salah satu dari mereka, tapi ia tak menemukannya.

"Hmm, permisi gue mau lewat" ujar alana mencoba berbicara selembut mungkin.

Cowok itu mengangkat sebelah alisnya. Dan menundukan kepalanya agar bisa melihat cewek yang ada di hadapannya ini. Cowok itu melihat tepat di manik matanya . Alana yang menyadari hal itu mengedipkan matanya dan memutuskan kontak mata mereka.

VermisseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang