One

247 18 14
                                    

XI IPS 2 terkenal dengan kericuhan dan kegaduhannya. Bahkan tidak pernah kapok walaupun sudah dihukum berkali-kali oleh guru piket ataupun guru BK yang geram dengan kelakuan mereka. Mereka pernah dihukum dengan berbagai hukuman, seperti dijemur di lapangan dari jam pelajaran pertama pertama sampai jam istirahat pertama, bahkan pernah juga dihukum untuk mengepel koridor sekolah yang luasnya naudzubillah hanya dengan kain lap, bukan dengan kain pel yang ada gagangnya. Tapi, bukannya menjalankan hukuman dengan baik mereka malah bermain-main dengan menyemburkan air yang telah dibawa dengan menggunakan ember besar yang entah didapat dari mana ke koridor sekolah, sehingga menyebabkan koridor tersebut banjir bahkan mereka jadi serodotan di koridor tersebut.

Seperti hari ini, guru yang kebetulan mengajar di kelas XI IPS 2 telat masuk ke kelas. Jadilah Sean si biang kerok utama kelas ini melancarkan aksinya untuk membuat kegaduhan. Dia menghidupkan lagu dangdut dari hp nya dan dihubungkan ke speaker kelasnya dan naik ke atas meja guru.

"DIGOYANG BANG!!" Sean berseru sambil berjoget ria di atas meja guru.
Akhirnya teman-teman sekelasnya pun ikut berjoget di depan kelas bahkan ada beberapa yang berseru.

"ASIIIK MANG TARIK TERUS!!"

"ASOY BANG GOYANG AE DAH!!"

"AHH MANTAP BANG TERUS BANG"

"Abang pilih yang mana perawan atau janda..." sebagian murid ada pula yang bernyanyi sambil berjoget.

Sementara dia hanya diam dibangkunya yang terletak di pojok hanya melihat teman-teman sekelasnya dengan wajah datar. Sudah terlalu terbiasa bagi dirinya melihat kelakuan teman-teman sekelasnya yang terlalu absurd itu. Bahkan ia sering terkena getahnya walaupun tidak terlibat.

Tiba-tiba, kegiatan berjoget ria tersebut terpaksa terhenti karena guru yang seharusnya mengajar datang dengan wajah sangarnya. Beliau adalah Pak Judin, guru geografi.

"APA-APAAN KALIAN INI?! MENTANG-MENTANG TIDAK ADA GURU KALIAN SEENAKNYA DI KELAS! SUDAH SEKARANG DUDUK DI TEMPAT MASING-MASING!" teriak Pak Judin menggelegar, bahkan terdengar sampai ujung koridor.

Sementara si biang kerok masih asik berjoget di atas meja guru dengan mata terpejam. Saking asiknya, dia tidak mendengar suara teriakan Pak Judin.

Pak Judin tambah geram dengan kelakuan salah satu muridnya langsung menghampiri Sean. Beliau menoel-noel kaki Sean dengan penggaris yang panjangnya 100cm tersebut.

Namun, Sean dengan dengan seenak udelnya malah menendang penggaris tersebut hingga terlempar sampai ambang pintu dan berkata jangan mengganggu dan mengajak berjoget lagi. Anak-anak lain yang melihat hal tersebut meringis dan menutup telinga mereka bersiap-siap karena akan ada teriakan ronde kedua.

"SEAN ALDEBARAN! TURUN KAMU!! TIDAK ADA SOPAN-SOPANNYA SEKALI KAMU INI!!"

Sean langsung terdiam ketika mendengar teriakan tersebut dan langsung membuka matanya. Saat sudah melihat wajah garang gurunya dia malah menyengir tidak berdosa dan langsung turun dari meja guru.

"Eh ada bapak. Mau ikutan joget pak? Biar musik nya saya nyalain lagi." Masih dengan cengirannya yang menyebalkannya Sean berkata seperti itu.

Pak Judin masih melihat garang ke arah Sean. Beruntung beliau masih bisa bersabar dan menahan emosinya karena ada hal yang harus disampaikan.

Setelah melihat situasi yang terkendali beliau langsung berbicara,

"Baiklah anak-anak hari ini kalian akan mendapat teman baru." Pak Judin menoleh ke arah pintu dan mengangguk mempersilahkan murid baru tersebut masuk ke kelas.

Saat murid baru tersebut masuk ke dalam kelas ia langsung disambut teriakan heboh siswa laki-laki.

"Wihh ini mah sih bidadari yang turun dari khayangan"

"Wah mantep nih koleksi cecan kelas ini akhirnya nambah"

"Uyy neng, itu kulit apa bukan? Kinclong bener."

Dan masih banyak lagi seruan heboh dari siswa laki-laki. Mereka baru berhenti saat Pak Judin menginterupsi mereka. Setelah keadaan kelas sudah mulai kondusif kembali, Pak Judin langsung mempersilahkan murid tersebut untuk memperkenalkan diri.

"Hai, kenalin nama gue Aquila Russel Avior. Kalian bisa panggil gue Aquila atau Qila. Gue pindahan dari Bandung. Salam kenal." Perkenalan Aquila disambut hangat oleh anak-anak kelas XI IPS 2.

"Wow orang sunda nih mantep dah"

"Qila minta no hp dong"

"Qila minta id line lo dong"

"Qila mau gak jadi pacar abang? Biar nanti dipanggilnya sayang sama abang Sean yang gantengnya tiada tara mengalahkan Alvaro Mel." Sontak perkataan Sean tersebut langsung dihadiahi dengan sorakan teman-teman sekelasnya. Aquila yang melihat hal tersebut hanya bisa tersenyum geli dan bersyukur bahwa setidaknya ia disambut dengan hangat oleh teman-teman barunya.

"Aquila silahkan kamu duduk di sebelah Elang."

Mendengar perintah tersebut, ia langsung beranjak dari tempatnya berdiri menuju bangku kosong satu-satunya yang ada di pojok kiri kelas.

"Hai, kenalin gue Aquila salam kenal ya." Aquila yang sudah duduk di bangkunya langsung memperkenalkan dirinya pada teman sebangkunya tersebut, sambil mengulurkan tangannya dan masih dengan senyuman yang terukir indah di bibirnya.

Namun, melihat bahwa teman sebangkunya itu tidak akan merespon uluran tangannya dia pun menarik kembali tangannya sambil menggerutu sebal dalam hati. Setelah itu langsung memfokuskan diri ke arah Pak Judin yang sudah mulai menerangkan materi di depan kelas.

***

Bel istirahat sudah berdering lima menit yang lalu, namun Aquila masih bergeming di tempat duduknya. Ia bingung, perutnya sudah meronta minta diisi, namun dia tidak tahu dimana letak kantin berada. Jadilah dia tetap bergeming di tempat duduknya.

Tiba-tiba salah seorang siswi dengan paras yang cantik menghampiri dan memperkenalkan diri pada Aquila.

"Hai Aquila, gue Lyra Equinox Myth. Lo bisa panggil gue Ira. Lo mau ke kantin? Kalo mau bareng gue aja."

Tentu saja Aquila menerima ajakan tersebut, lalu segera bergegas menuju ke kantin bersama Ira. Di sepanjang perjalanan ke kantin ia menjadi sorotan murid laki-laki dengan tatapan berbinar seolah melihat bidadari dan tatapan tidak suka dari murid perempuan. Mungkin mereka iri.

Sesampainya di kantin, ia langsung duduk di tempat yang ternyata sudah ditempati oleh sahabat Ira yang bernama Nova Belvania. Mereka cepat akrab. Malah sekarang Aquila sudah dianggap sahabat oleh mereka berdua. Dan Aquila senang akan hal itu.

Setelah jam istirahat selesai mereka bergegas kembali ke kelas. Di ujung koridor Aquila dan Lyra harus berpisah dengan Nova yang kebetulan berbeda arah dengan mereka berdua. Nova kebetulan anak IPA. Tepatnya XI IPA 1.

Mereka berduapun langsung melanjutkan langkahnya menuju kelas mereka.

Dalam hati Aquila menggerutu, sebenarnya dia belum ingin kembali ke kelas karena belum siap bertemu dengan teman sebangkunya yang sukses membuat dia kesal tadi pagi.
****

Tbc

A/n : Hai guys. Andromeda come back:v Kalo ada typo komen ya hehe:v
Semoga kalian suka ya;)

Keep voment guys😘😘

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My AndromedaWhere stories live. Discover now