Satu : Bule baik

34 2 0
                                    

"Ayah berangkat dulu ya ci" Pakaian yang cukup rapi pertanda sudah siap untuk berangkat bekerja. Aku mengangguk dari kejauhan yang sedang menyetrika seragam sekolahku dan juga adik.

Seketika, punggung ayah menghilang dan menjauh dari pandanganku. Ayah bekerja sebagai sales di perusahaan salah satu adiknya. Baru 2 bulan bekerja disana.

Ayah adalah seorang pekerja keras. Tidak pernah mengeluh jikalau ia lelah. Selalu menyempatkan waktunya dengan anak-anak nya. Setelah kepergian mama, ia kini menjadi single parent. Berusaha untuk bisa menjadi ibu dan juga ayah bagiku dan adik.

Aku dan adik sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Kami berdua menaiki angkutan umum untuk pergi kesekolah. Kebetulan, sekolah kami searah. Jadi, lantas saja kami berangkat bersama.

Dream High

Dengan seragam putih abu-abu yang cukup rapi, aku menyusuri koridor sekolahku. Koridor sekolah menjadi padat seketika karena bel berbunyi. Semua murid berlarian kecil menuju kelasnya.

"Din" Aku menepuk pundak Dinda teman sebangku yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

"Eh Suci. Pagi, Suci Naila Arkana" Jawab Dinda dengan senyum hangat yang tersungging di pipinya dan kemudian berdiri.

"SUCI!!!" Teriak Rachel dari pintu kelas, membuat seluruh murid dikelas seketika diam dan menatap ke arah Rachel. Sepertinya, dia baru saja datang.

"Ya ampun, Rachel. Kamu kebiasaan ya teriak mulu" Rachel hanya membalasnya dengan senyuman terpaksa kepadaku dan Dinda.

"Ya, nih. Kamu itu bikin telingaku budek tau gak?" Jawab Dinda dengan memutar bola matanya malas.

Hari ini, adalah hari pemilihan Ketua Osis di SMA Revnalis. Semua guru, memilih kosongkan semua jam pelajaran dari kelas 10-12 untuk pemilihan Ketua Osis. Jam pelajaran kosong, merupakan hal yang paling disukai semua murid disekolah ini. Makanya, setiap jam kosong, setiap kelas pasti ramainya melebihi pasar malam.

"Ci, kamu pilih siapa yang jadi Ketua Osis?" tanya Rachel kepadaku sambil mengecek ponselnya.

"Itu kan bersifat rahasia hel. Mana bisa aku kasi tau ke kamu" Jawabku sambil membuka buku pribadiku untuk menulis.

"Iya ci. Kita kan sahabat, gapapa dong kalo aku sama Rachel tau" Dinda menaikkan alisnya menatap wajahku serius.

"Kalian harus milih Kak Rey" Ucap Rachel.

"Kak Rey?"

"Oh, yang kemaren kampanye dikelas kita? Yang ganteng dan tinggi itu? Ya deh aku milih dia" Suci berdecak kesal melihat kedua sahabatnya membicarakan tentang siapa yang akan dipilihnya nanti saat pemilihan ketua osis.

Pemilihan Ketua Osis dimulai dikelas IPA-2 kelas Suci. Semua menuju lapangan untuk memilih siapa yang pantas untuk menjadi Ketua Osis tahun ini. Satu persatu, telah melakukan pemilihan.

Para kandidat Osis, menuju lapangan untuk menghitung hasil suara. Sebelum itu, para kandidat dipersilahkan menyanyikan yel-yel dari kandidat nya.

SMA Revnalis cukup lumayan ramai. Lapangan basket dikelilingi siswa-siswa yang melihat langsung penghitungan suara Pemilihan Ketua Osis.

"Satu suara untuk Reynaldi dan suara terakhir untuk Irwan." Ujar anggota Osis yang mengambil dan membuka hasil suara. Lalu, anggota osis lainnya mencoretkan garisan hitam dipapan tulis yang putih. Ia langsung menghitung jumlah garisan yang telah diperoleh itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAM HIGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang