(11)

42 6 10
                                    

Sudah lima hari Azka di rumah sakit, lima hari pula ia sudah tak sadarkan diri, kondisinya makin lama makin kritis membuat keluarganya sedih, beberapa bulan lalu dokter menyarankan Azka untuk operasi tetapi Azka menolak, ia tidak ingin dioperasi, mendengar Azka tidak mau dioperasi mama papa beserta adiknya Thalita tidak bisa memaksa, sekarang keadaan Azka kritis kemungkinan keberhasilan operasi 50% itu kata dokter. Bagaimana pun juga operasi harus dijalankan, jika tidak Azka akan koma seperti ini terus seperti ada raga tapi tak ada nyawa. Keputusan mama papa Azka sudah bulat, mereka sudah pasrah, hidup mati ditangan Tuhan. Mereka hanya bisa berdoa dan memutuskan hal yang terbaik untuk Azka.

* * *

Beberapa hari ini Gecca sering memperhatikan Thalita, akhir-akhir ini sahabatnya itu tidak seperti Thalita yang biasanya, dia lebih kalem dan tidak banyak omong.

Gecca sudah beberapa kali bertanya kalau ada masalah bilang aja, jangan dipendam sendiri gak baik, tapi selalu dijawab oleh Thalita kalau dirinya itu sedang baik-baik saja.

Sebenernya lo ada masalah apa sih Ta?

Apa nanti sepulang sekolah gue ikutin dia aja?

Yaya gue ikutin aja Thalita, kali aja setelah gue ikutin dia gue tahu dia kenapa.

Berbagai macam rencana muncul dipikirannya. Gecca memutuskan akan mengikuti sahabatnya itu, ia juga kesal bertanya yang selalu dijawab 'gue baik-baik aja'.

* * *

Bel pulang sekolah telah berbunyi, kelas sudah dibubarkan. Gecca bangun dari kursinya dan berjalan menghampiri Thalita.

"Ta gue pulang duluan ya"

"Iya"

Gecca sengaja bilang ke Thalita kalau dia mau pulang duluan, biar nggak ketahuan dia ngikutin, kan kalau Thalita berasa ada yang ngikutin dia jadi gak Gecca yang dikira ngikutin, orang Gecca udah bilang pulang duluan ya kan?.

Nah sesampainya di gerbang sekolah dia berhentiin tuh motornya agak jauh dari sana tepatnya di belokan deket sekolah biar nggak kelihatan.

Biasanya Gecca berangkat selalu bareng Thalita, tapi akhir-akhir ini Thalita selalu bilang ada urusan jadi mau gak mau ya dia bawa motor sendiri.

Setelah beberapa menit kemudian, Gecca melihat Thalita keluar, tanpa babibubebo langsung deh Gecca ngidupin motornya dan ngikutin Gecca, jaraknya masih jauh, biar gak ketahuan.

Lah ini kan jalan ke rumah sakit tempat tante gue dirawat.

Belum tentu kerumah sakit juga kan ya...?

Gecca positif thinking aja, siapa tahu kan Thalita cuma mampir ke Apotek yang deket rumah sakit itu.

Macam-macam pertanyaan mampir ke pikirannya, tapi Gecca berusaha mengenyahkan pikiran anehnya itu.

Tetapi ketika motor Thalita memasuki rumah sakit, Gecca jadi makin penasaran tentang apa hubungan kemurungan Thalita akhir-akhir ini dengan rumah sakit ini? Apakah salah satu keluarganya sedang sakit?.

Gecca pun memarkirkan motornya dan mengikuti Thalita memasuki rumah sakit.

Thalita memasuki sebuah kamar inap bernomor 261, dan rasa penasaran Gecca semakin bertambah, karena dia tidak bisa melihat pasien yang ada didalam kamar itu.

Gecca pun berpikir keras, gimana caranya agar ia mengetahui orang yang berada di dalam itu tanpa ketahuan Thalita?.

"Aha... tanya resepsionis aja... kenapa gak kepikiran?"

Gecca segera turun ke meja resepsionis dan bertanya.

"Mbak saya boleh nanya?"

"Boleh dik, mau nanya apa?"

"Nama pasien kamar inap 261 siapa ya?"

"Maaf, adik ini siapanya?"

"Saya temen salah satu keluarganya mbak"

"Maaf dik, saya tidak bisa memberitahukan nama pasien tanpa seizin keluarganya"

"Yah masak gitu mbak? Saya udah jauh-jauh kesini mau tahu kenapa sahabat saya jadi murung akhir-akhir ini, eh malah sia-sia"

"Adik tanya aja langsung ke sahabat adik"

"Sahabat saya nggak mau bilang mbak, dia tertutup orangnya, please mbak, saya nggak bohong mbak, saya ingin tahu kenapa temen saya jadi pemurung gini, kalau saya bohong mbak boleh pegang kartu pelajar saya deh mbak, tapi jangan bilang ke sahabat saya kalau saya nanya ke mbak"

Gecca mengambil kartu pelajarnya dari dalam tas dan memberinya kepada mbak resepsionis di depannya.

"Pegang ini dulu mbak, saya mohon sama mbak bantu saya, saya beneran pengen tahu nama pasien kamar inap 261 ini"

Resepsionis itupun mengambil kartu pelajar Gecca dan mencatat semunya di sebuah kertas kemudian mengembalikan kartu pelajar Gecca.

"Kenapa dikembalikan lagi mbak?"

"Karena udah saya catet, sebenarnya rumah sakit ini tidak memberikan hak untuk bertanya tentang pasien yang dirawat disini jika tidak keluarga pasien, karena saya pernah mengalami ini jadi saya mau bantu adik, bentar saya cari dulu nama pasiennya" kata resepsionis rumah sakit itu tersenyum penuh arti.

"Makasi banyak mbak"

"Iya sama-sama, tunggu bentar ya"

Setelah mencari nama pasien kamar inap 261 di komputer, resepsionis itupun menatap Gecca dan memberi tahu nama pasien itu.

"Namanya Azka Leonidas Geofandi dik"

Seketika jantung Gecca berhenti berdetak untuk beberapa detik, gak mungkin kan itu kak Azka? Kenapa namanya benar-benar sama?.

"Boleh nanya lagi gak mbak?"

"Nanya apa lagi dik?"

"Pasien yang bernama Azka ini sakit apa mbak?"

"Kalau yang itu saya tidak bisa memberitahukan dik, nanti adik tanya aja sendiri kepada teman adik"

"Oh yaya mbak, sekali lagi makasih kak"

"Iya sama-sama"

Untuk memastikan ia pun berlari lagi menuju kamar 261, dan Gecca memberanikan diri membuka pintu kamar inap itu sedikit dengan hati-hati agar tidak terdengar.

Setelah terbuka sedikit dengan sukses tanpa suara, Gecca menatap Thalita, mama papanya, dan seorang cowok di atas tempat tidur dengan banyak alat di tubuhnya, pegangan tangannya pada pintu pun terlepas, tanpa sadar air matanya keluar begitu deras. Gecca menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya sendiri.

Itu beneran kak Azka kan?






































Maaf typo masih bertebaran...

Maaf kemarin gak jadi double update, ni wattpad suka error, kemarin udah mau double up eh gak mau kepublish, baru sekarang mau, keselnya minta ampun dah...😂

Kalau boleh jujur, semakin lama ini cerita semakin gaje😄

*Niat awalnya Gecca agar gak ketahuan gagal ges😁 Aku kesel sama Gecca, ngapain gak dari awal aja sih ngintip kayak gitu, isi nanya ke resepsionis segala😂 Akhir2nya gagal juga kan? Wkwkkwk.

Aku pernah rawat inap lo di rs gara2 operasi hmmm,,, rasanya gak enak banget, makanannya semuanya hanya berasa garam, gak bisa makan sendiri, gak bisa sisir rambut sendiri, gak bisa mandi sendiri, pokoknya ya gitu. Kemana-mana pake infus, paling susahnya itu ya ke kamar mandi bawa infus. Hanya bisa tidur makan tidur lagi makan lagi. Sesekali takut kalau udah malem dan gak bisa tidur, serem gimana gitu, gak tau kenapa ya padahal lampu diluar cukup terang, kalau di kamar inap dimatiin. Huahuahaha😂

Sekali kali curhat muehehhe😁

Krisannya aku terima dengan senang hati loohhhh...

Thank's for reading❤
Vommentnya jangan lupa eakkk😁

Be My Patient AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang