Bagian 2

4 1 0
                                    

Seorang anak umur 6 tahun sedang  terlentang tidur di lantai rumahnya. Tiba-tiba wanita paruh baya datang menghampiri si anak tersebut.

"Kirana... kamu sedang apa terlentang di lantai nak? Nanti kamu masuk angin loh!"
"Bosen bun. Dirumah terus, soalnya gak ada teman main dan gak ada yang bisa di ajak ngobrol."
"Iya juga sih bunda juga belum kenal banyak orang disini, kan kita baru pindah 2 hari yang lalu sayang."
"Bunda sih enak ada beberapa yang udah bunda kenal. Lah kalau Kirana gak ada tuh yang sebaya sama Kirana di tetangga kita."
"Iya juga ya? Gimana kalau ibu aja kamu ke taman di komplek ini? Mana tau kan, ada yang sebaya kamu? Bunda juga bisa nambah teman juga."
"Ke taman?" Kirana langsung lari kedalam kamarnya
"Loh Kirana kamu mau kemana sayang? Kamu gak mau ke taman?"
Kirana datang dengan pakaian yang sudah diganti.
"Mau dong bun. Bunda siap siap gih!"
"Ya elah yang emak siapa yang anak siapa? Kok bunda yang disuruh suruh jadinya."
"Hehehe bunda lama sih."
Bunda hanya geleng geleng kepala.

---------------------

"Wah.... rame bun."
"Iya ya! Para ibu juga rame disini."
"Bunda, itu banyak anak sebayaku bermain di tempat bermain!"
"Ya udah kamu kesana gih, bunda mau kenalan dulu dengan ibu-ibu itu."
" Ok bunda."
"Hati-hati mainnya ya!"
Kirana hanya mengangkat tangannya sambil menunjukkan jempolnya.

----------------

Kirana melihat sekelilingnya dan langsung menghampiri 2 orang anak yang sedang bermain di bak pasir.
"Kalian sedang bermain apa?"
"Kami sedang membuat rumah dari pasir ini." kata anak yang rambutnya kepang dua.
"Wah... boleh aku ikut main juga?"
"Ok. Kamu bisa ikut, kita lomba siapa yang buat rumahnya paling tinggi ya?" Kata anak yang satu lagi
"Ok siap" Kata Kirana dan anak yang rambutnya berkepang dua serempak. Kirana sangat senang karena teman yang dia temui sangat baik.
"O... ya sepertinya aku baru pertama kali melihatmu!" Kata anak yang berkepang dua sambil membuat rumah dari pasirnya.
"Iya. Kamu anak baru ya di komplek ini?" Kata anak yang satu lagi
"Iya aku baru pindah dua hari yang lalu kemari. Namaku Kirana."
"Oh pantasan. Namaku Jenie, senang bertemu denganmu" Kata anak yang rambutnya berkepang dua.
"Halo Jenie." Ucap Kirana senang karena sudah dapat teman baru.
"Kalau namaku Lisa." Ucap anak yang satu lagi.
"Halo Lisa." Ucap Kirana
Setelah berkenalan mereka kembali fokus dengan rumah pasir mereka.
Beberapa saat kemudian akhirnya rumah yang mereka buat pun siap.
"Yee... Rumahku udah jadi. Bagaimana dengan rumah kalian berdua ? Tanya Jenie kepada Kirana dan Lisa, serempak mereka mengangguk.
"Baiklah kita liat rumah siapa yang paling tinggi!"
Jenie beranjak dari rumahnya untuk melihat rumah pasir Kirana dan Lisa. Ia berjongkok sambil melihat perbedaan tinggi rumah mereka.
"Huuff aku kalah ni. Rumah yang paling tinggi itu punya Lisa."
"Ha? Benarkah? Yee aku punya rumah paling tinggi"
"Bukan hanya tinggi tapi rumah pasir buatan Lisa juga bagus" tambah Kirana
"Makasih Kirana, Jenie" Lisa tersenyum tulus.
Kirana dan Lisa membalas senyuman Lisa

"Hei... kalian bertiga!"
Mereka pun sontak melihat ke sumber suara. Ternyata ada seorang anak laki laki bertubuh gemuk menghampiri mereka.
"Ba...yu...?" Jenie dan Lisa seperti merasa ketakutan melihat anak lelaki tersebut.
"Kalian sedang apa?"Tanya Bayu sambil melihat ke arah rumah pasir buatan mereka.
"Wah..wah... lihat rumah-rumah pasir ini. Apakah aku juga boleh ikutan?" Bayu tersenyum licik
Jenie dan Lisa hanya tertunduk mendengar kata kata Bayu.
"Kamu mau ikutan? Ya sudah buat punyamu juga!" kata Kirana tetapi tangan Jenie langsung menahan tangan Kirana sambil menggelengkan kepala.
"Kenapa?" Kiran keheranan
"Wah... betul juga itu. Tapi tanganku sedang memegang bola, jadi kau buat rumah pasirku!"tunjuk Bayu kepada Kirana
"Kenapa harus aku? Kamu kan mau rumah pasir ya bangun sendiri!" Kirana mulai kesal karena diperintah
"Kamu berani melawan?"
"Kenapa harus gak berani kalau aku benar?"
Bayu terdiam sambil menatap Kirana.
"Ok. Kalau aku gak dapat apa yang aku minta berarti kalian juga harus tidak mempunyainya." Ia berjalan mendekati rumah pasir itu dan mulai menghancurkan rumah tersebut satu per satu lalu pergi.
"Hei apa yang kau lakukan dengan rumah pasir kami?"
Bayu berbalik sambil menunjukkan senyum kemenangannya.
Kirana sudah emosi dan ingin memukul Bayu tetapi ia dicegah oleh Jenie dan Lisa. Kirana mengatur nafas dan berusaha meyakinkan Jenie dan Lisa bahwa ia sudah tenang lalu maju 3 langkah dari mereka berdua
"Dasar B*bi Gendut!!!" Ucap Kirana dengan lantang. Bukan hanya Jenie dan Lisa saja yang terkejut, tapi Bayu juga.
"Apa kau bilang tadi?"Bayu mulai naik pitam
"Bayu si B*bi Gendut!!!"
Bayu langsung melempar kuat bola kaki yang dipegangnya
"Kirana!!!" Teriak temannya, Kirana menutup matanya
"Awas!" Ucap seorang anak laki laki yang tidak dikenali Kirana. Ada yang mendekap Kirana dan mereka terlempar ke arah samping agar tidak terkena bola tersebut.
Kirana perlahan membuka matanya dan mendapati seorang anak lelaki yang berada di sampingnya. Rambutnya cokelat dan matanya yang berwarna cokelat indah.
"Kamu tidak apa-apa?"Anak laki-laki itu langsung bangkit dan mengulurkan tangannya untuk membantu Kirana berdiri.
"Ha?" Kirana langsung sadar dan menerima uluran tangan tersebut.
"Iya aku gak papa. Terima kasih ya."
Anak laki-laki tersebut langsung menghampiri Bayu.
"Bayu. Kamu mencari masalah lagi ya?"
"E...ng...gak kok steven. Aku gak cari masalah kok."
Dahi Kirana langsung berkerut. Bagaimana mungkin Bayu takut dengan anak itu pikir Kirana
"Ampun. Kamu bohong lagi, jelas-jelas aku liat kamu melempar bola ke anak itu tadi." Steven menunjuk dan melihat ke arah Kirana. Kirana yang ditunjuk langsung menunduk karena matanya bertemu dengan mata cokelatnya Steven.
"I..it..u.."
"Sekarang minta maaf!"
"Tapi.."
"Minta maaf sekarang!"
"Huuff.. Aku minta maaf untuk kelakuanku tadi dan soal melempar bola kepadamu juga."
"A..aku juga minta maaf tentang memanggilmu dengan kata yang tidak baik tadi" Kirana juga meminta maaf tentang perkataannya tadi.
"Baiklah, karena urusannya telah selesai. Ayo kita pergi Bayu." Kata Steven sambil sambil merangkul pundak Bayu..
"Tunggu!!!" Kirana memanggil mereka sontak Steven dan Bayu berbalik
"Terima Kasih atas bantuanmu namaku Kirana. Namamu siapa?"
"Aku?" Steven menunjuk dirinya dan dibalas anggukan oleh Kirana.
"Namaku Steven." Kata Steven sambil tersenyum.

*Flashback off*

-----------------------

Kirana'pov

Setelah merasa sunyi ak membuka mata perlahan dan mendapati Stepani yang berada diatasku dengan raut muka yang khawatir.
("Kenapa gue ingat hari itu ya? trus knapa hati gue trus dag dig dug padahal ini stepani bukan dia tapi mereka mirip")
Aku pun merasa  wajah stepani ngeblur kemudian gelap.

------------------
Halo lagi... sebenarnya masih banyak kekurangan ya? Tapi inilah batas kemampuanku jasi kalau ada saran tolong disampaikan ya!🙏🙏🙏
Maaf banyak typo🙇🙇🙇
Salam dari penulis

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She is a Boy!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang