Langkah gadis itu terlihat teburu buru. Dengan wajahnya yang polos dia berlari melewati lapangan basket yang sedang dipakai oleh eskul basket.
“Misi misi gue mau lewat” kali ini dia menerobos diantara orang orang yang sedang menempel artikel di madding sekolah.
“santai aja bisa kali, Ra?” kata seorang gadis yang ditangannya terdapat beberapa lembar kertas.
“Eh, Sorry ya sher gue lagi buru buru.” Tanpa menunggu jawaban temannya gadis itu kembali berlari menuju kelasnnya.
“Eh kata pak kodra hasil ujian Matematika kemaren udah dibagiin ya?” Dengan nafas yang masih ngos ngosan Arra bertanya kepada seisi kelas 12 IPA 1.
“Iya udah dibagiin.. Tuh diatas meja guru. Nilai lo 8,75 ra” entah dari mana datangnya atha sahabat arra sudah berada didepannya dengan sebungkus baso goring setan, makanan favoritnya.
Seketika senyuman Arra mengembang Nampak puas menatap hasil ulangannya.
“Tapi kali ini lo kalah dari Satria, nilai dia 9. Lebih tinggi 0,25 dari lo” dengan santai nya Atha berkata kalimat yang paling dibenci untuk didengar oleh arra.
Senyuman arra pun menghilang digantikan oleh raut wajah tak terima atas kekalahannya atas pria yang selama ini selalu menjadi baying baying hitamnya.
“Pasti pak kodra salah koreksi deh. Mana mungkin gue kalah dari si satria” kali ini arra meluapkan kekesalannya dengan meremas kertas hasil ujiannya.
“Pak Kodra gak mungkin salah koreksi Abell emang itu udah takdir kalo lo itu selalu dibawah gue” tiba tiba muka ganteng Satria muncul dari balik pintu kelas.
“Heh jangan sok belagu lo. Baru menang juga kali in doang” kini gadis itu mencibir sambil menatapa sengit pria didepannya.
“Ekhem.. kayanya bakal ada perang dunia nih. Ra sorry, gue cabut dulu ya. Mau beli lemon tea di kantin”Atha melangkah kebelakang menghindari dua tatapan maut Arra dan Satria.
“Eh lo tuh ya. Harusnya lo terima kekalahan lo. Gue ini ketua “
“Heh satria jangan belagu dong. Mentang mentang ketua osis. Gue juga kan wakil ketua osis, tapi jangan bawa kekuasaan lo di organisasi ke kelas dong”
“Terserah gue dong Abell” kini bukan tatapan sengit yang ditunjukkan satria melainkan kerlingan nakal khas nya saat dia tengah menggoda arra.
“Heh Sat, lo bisa engga berhenti sebut gue pake nama Abell? Itu nama kecil gue” wajah cantik arra terlihat geli mendengar nama Abell. Nama yang sering diucap oleh mamahnya ketika dia masih anak anak.
“Masa bodo. Itu nama kesayangan gue buat elo My Lovely Enemy” Satria mencubit pipi Arra dengan gemas.
“Ih apaan sih. Jijik tau. Kalo lo gak mau berhenti panggil gue abell gue bakal panggil lo Fian, biar lucu”kini senyuman nakal arra muncul bak matahari muncul ketika habis ujan.
“Whatever. I don’t Care babe” dengan angkuhnya Satria alias Fian meninggalkan Arra yang Nampak shock.
“Apa tadi dia bilang? ‘Babe’ ?Hueek gue pengen muntah berlian” “Fian lo emang stress”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ini dikit banget ya? gimana tanggapan kalian?
Makasih buat yang nyempetin baca cerita aneh bin ajaib ini *BOW
jangan lupa VOTE yeee kalo sempet comment juga boleh. yang Vote gue kasih randy deeeh :)
Eh iya, sekedar pemberitahuan aja kalo cerita ini berdasarkan kisah nyata yang gue alamin sendiri :'( *Elap Ingus* tapi gue ubah sedikit biar lebih mantap, hehehehe pokonya ini gue tulis sambil Flashback gitu, sampe gue pengen balik ke jaman itu (CURHAT) *DeritaJomblo
Asyudahlaah daripada kita bergalau ria, kita sudahi sampai disini. pokonya gue minta yg baca cerita absurd ini bersedia meluangkan waktunya untuk Vote bahkan Comment.. :))
BEST REGARD ;*
Eriska sung