Chapter 2

43 6 0
                                    

Pertemuan pun tiba.

Malam ini, Afuri memakai short dress yang dia beli kemarin. Dingin sih, tapi mau bagaimana lagi, Linda dengan keras hati menyuruhnya memakai short dress itu tanpa memikirkan situasi dan kondisi.

YaLord, kenapa malem ini dingin banget sih? Mana dress-nya gak ada lengannya, mini, terlalu terbuka lagi. Bisa-bisa semua orang nganggep gue 'tante-tante' lagi. Pikir Afuri.

"Kamu pake gituan gak dingin Af?" Celoteh Roi.

"Eungg.. hehe, enggak Pa. Lagian ini bagus kok. Apalagi pilihan Mama. Is da bes lah pokoknya." Timpal Afuri dengan alasan 'ngawur'nya yang tergolong masuk akal.

"Gak kasian anak kamu apa? Lihat tuh, dari tadi suka mlorot-mlorotin bajunya. Padahal udah gak bisa panjang lagi?" Sindir Roi, eh bukan sindir. Malah udah frontal.

"Afuri cantik kok. Elegan lagi. Gak liat apa Pa? Emang kamu gak bangga punya anak secantik Afuri?!" Jawab Linda ketus.

"Aduh aduh, Pa.. Ma.. kalau kalian ribut gini, terus kita kapan masuknya? Afuri tadi liat kedalem udah ada yang tamunya loh. Emang gak malu kalo seandainya mereka liat Papa Mama lagi berantem? Gak lucu ah Ma, Pa." Lerai Afuri. Iyalah dilerai, orang Afuri malu.

"Oh my God. Gara-gara Papa nih. Salahin Papa kamu, Dek. Yang bikin mama naik darah ya Papa kamu nih." Linda cemberut dan manja, lantas ia masuk melupakan Afuri dan Roi.

"Pa.. sebaiknya Papa hibur Mama deh. Afuri nggak papa kok, walaupun dingin." Afuri berusaha merayu Papanya untuk mengalah hari ini dengan Mamanya.

"Iya Af. Papa masuk dulu ya, kalau kamu udah siap, kamu tinggal masuk nyusulin Papa. Oke?" Jelas Roi.

"Oke Pa. Beres." Afuri mengedipkan matanya tanda ia sangat mengerti sembari Roi meninggalkannya.

Afuri Pov.

Gue bingung mau masuk apa enggak. Males sih sebenernya. Begemana gak males, orang ini acara orang tua. Pasti gue disana cuma dengerin cerita mereka tentang masa lalu mereka. Pasti bosen.

*ngeliatin mobil*
Enak ya, seandainya gue bisa ngelarikan diri dari sini. Sayangnya gue gak bawa kuncinya ih. Sial.

Gue ngerasa kok ada yang mendekat ya? Apa ini? Jangan-jangan... hantu? Gak mungkin, tempat mahal kayak gini masa ada hantu.

Tapi... suaranya... kayak... langkah kaki. Iya bener langkah kaki. Pake sepatu.

Kok serem ya? Kok gue ikutan merinding?

Afuri... Afuri.. tenangin diri lo ucap gue sambil elus-elus dada, gue nenangin diri.

Pukk!

What?? Ini apa?? Tangan orang? Orang siapa? Dia siapa? Siapa yang pegang pundak gue?

"Afuri?"

Dia tau nama gue. Dan gue yakin dia bukan setan atau genderuwo atau apalah itu. Pelan-pelan gue nengok kebelakang, mastiin siapa orang itu.

"Iya? Siapa ya?" Ternyata emang bener orang. Tapi gue gak tau dia siapa. Lumayan sih, cakep.

"Aku Jason Anggara" Nama dia oke sih. Boleh lah, boleh.

"Daripada kita terus disini, mendingan kita masuk deh. Soalnya udah ditungguin sama orang tua kita"

'Kita'? Lo aja kali, gue ogah wkwk

"Iya" Jawab gue simpel.

Author Pov.

"Adek, kenapa baru masuk? Udah ditungguin daritadi loh" Ucap Linda manja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trying to be Happy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang