.About him. (meet) (2A)

256 30 10
                                    

                 "mengapa ketidakhadiran memperbesar rasa cinta?"

Ps : yang bercetak miring berarti flashback. Contoh : chanyeol.
Author Pov

          "Maaf ?" Tanya Tiffany. Matanya menelisik, menemukan suatu keresahan yang ada pada bola mata gadis tersebut. Yang ditatap pun hanya tersenyum tipis, menundukkan pandangnya. "Ah, tidak...seharusnya aku tidak menanyakan itu". Balas Yoona.

            Gadis bermata rusa itu pun duduk di kursi. Suasana canggung tercipta diantara mereka berdua. "Lagipula-" tiffany berkata, sambil menghela nafasnya. "Dalam sebuah persahabatan. Antara seorang wanita dan lelaki, apakah mungkin salah satu dari mereka menyayangi lebih dari itu?". Tiffany tersenyum simpul. "Aku rasa, tanpa harus kuberi tahu pun, kau akan mengerti". Tiffany melirik Yoona, gadis polos tersebut tengah membuka mulutnya, namun tak ada sepatah kata pun yang keluar. "Tapi entah mengapa, aku sangat yakin. Bahwa...." gadis bermarga hwang itu tersenyum kecut. "Dia--, chanyeol. Sepertinya tidak akan paham dengan apa yang aku rasakan". Tiffany pun tertawa, air mata sudah ada di pelupuknya. Yoona tahu, dia tertawa. Namun itu terasa seperti tangisan.

           Tiffany pun berbalik, kembali berkutat dengan masakannya. "Chanyeol ada di hotel, aku akan memberikan alamatnya kalau kau mau, dan kalau kau kuat melihat apa yang tengah dia lakukan. Kau bisa mengambil taksi". Ujar tiffany. Selanjutnya-- adalah anggukan dari Yoona.

@Hilton hotel

           Chanyeol mendelik sebal dengan pertanyaan wanita yang tengah memainkan kancing kemejanya ini. "Sebaiknya kau pulang". Gerutu Chanyeol. Wanita tersebut mendelik, memeluk Chanyeol lebih erat, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Chanyeol. "Apakah kau marah?" Tanyanya manja. "Atau aku saja yang pulang". Gumam Chanyeol.

          Mata wanita tersebut menatapnya intens, ia geram. Lantas berdiri di hadapan Chanyeol. "Apakah ini, kelakuanmu setelah kita bersenang-senang tadi malam? Siapa yang ingin kau temui? Apakah kau ingin cepat-cepat bertemu Tiffany? Aku sudah cukup muak dengan perlakuan gadis itu, ia kerap kali memicingkan matanya dan ketus kepadaku! Ada apa denganmu?!". Bentak Seohyun.

             Chanyeol hanya bisa memijat pelipisnya. "Hyun-ah, dengarkan aku-" sahut Chanyeol. Yang dipanggil hanya bisa memalingkan wajahnya, menahan amarah. "Aku sedang tidak mempunyai mood yang baik hari ini. Kau bukanlah satu-satunya hal yang harus kuurus. Aku hidup tidak hanya untukmu. Aku hidup untuk diriku". Ketus Chanyeol. Dengan nada yang menyebalkan, serta kata-kata yang menusuk seperti itu, seohyun hanya bisa meremas rambutnya kebelakang. Lantas tersenyum paksa. "Baiklah, aku mengerti", sahut gadis itu. Seohyun pun sedikit menunduk, mensejajarkan posisinya dengan Chanyeol yang tengah menatap lurus dan terduduk di sofa.

           Seohyun menempelkan bibirnya pada bibir pria itu, namun tatapannya masih tidak berubah--masih kosong. Gadis itu belum melepaskan bibirnya, menatap Chanyeol penuh harapan. Mata lelaki tersebut menyimpan terlalu banyak rahasia. Dan seohyun selalu berharap lelaki itu akan mau membaginya, meski itu tak akan terjadi. Tak ada balasan dari Chanyeol, hanya sekedar menempelkan bibir, tak lebih dari itu.

              "Jaga dirimu baik-baik" ujar Seohyun, sambil berjalan memutar knop pintu. Sebelum seohyun menutup pintu sepenuhnya, manik gadis tersebut bisa menangkap sosok Chanyeol yang mematung, dengan pandangan kosong. Dari celah-celah pintu, seohyun hanya bisa menutup matanya. "Aku selalu berharap, kau mau membagi kesedihanmu denganku". Gumamnya menahan tangis, sebelum benar-benar pergi.

            Di sisi lain, Chanyeol masih terlihat rapuh. Katakan saja Chanyeol seorang pengecut. Chanyeol meneguk segelas soju yang ada di dekatnya. "Aku terlalu brengsek untuk merindukanmu". Gumamnya.

THE ANOTHER YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang