Ku amati gerakan bibir ibu dengan seksama.
Entah bahasa apa yang ibu ucapkan, suaranya begitu lirih nyaris tak terdengar.
Jemari tangannya memutar butiran tasbih, Pelan.
Aku mengikuti apa pun yang ibu lakukan. Gelang mutiara mainan segera aku lepas dari pergelangan tangan kananku lalu aku jadikan tasbih.
"1, 2, 3, 4... 1, 2, 3, 4...."
aku heran karena angka-angka itu yang aku dengar. Tapi aku tak ingin memikirkannya, angka-angka itu aku ucapkan dengan lantang.
"1, 2, 3, 4... 1, 2, 3, 4..."
Ibu yang berada satu jengkal di depanku menoleh ke belakang.
"Zikir yang diucapkan bukan angka-angka itu... Tapi subhanaallah...subhanaallah..." ibu menegurku sambil tersenyum, aku pun tersipu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU aku kembali
Short StoryIbu adalah wanita luar biasa. Didikan dan kasih sayangnya selalu terasa sepanjang masa.