Aku melihat sup asparagus, ayam bakar, dan segelas susu telah dihidangkan di atas meja makan, terlihat menggiurkan. Sebelum makan, kami berdoa terlebih dahulu. Tanpa basa-basi, aku langsung menyantap makan malam dengan lahap. Mama yang melihatku hanya tertawa kecil.
" Gita, hari ini di sekolah berjalan baik?" tanya papa penasaran
" Iya, menyenangkan." Aku tersenyum lebar. Papa dan mama kemudian tiba-tiba menatapku sedikit khawatir dan aku berusaha menghiraukannya
" Oh iya ma, pa. Lusa aku boleh menginap bareng teman?" aku teringat pembicaraanku dan Lina tentang dia yang mengajak aku dan beberapa temannya untuk menginap bersama di suatu tempat yang belum di rencanakan. Papa dan Mama menatapku semakin khawatir
" Gita. Sebelumnya, papa dan mama ingin menanyakan sesuatu. Apa kamu bersikap baik di sekolah?" tanya papa. Suasana tiba-tiba menjadi lebih serius
" Papa dan mama mendapatkan surat pelanggaran yang kamu lakukan di sekolah bersama teman-temanmu. Totalnya ada 20 pelanggaran, itu banyak sekali. Apa yang sebenarnya kamu lakukan di sekolah? Papa minta maaf, tapi kamu tidak boleh menginap bersama teman-temanmu itu. Kamu harus memperbaiki sikapmu dulu" papa tiba-tiba mengatakan hal yang membuatku marah
" Gita, kamu sebaiknya bergaul dengan teman-teman yang baik" mama menasihatiku
" Apa-apaan itu! Padahal aku sudah berusaha mempunyai teman. Papa dan mama bilang sendiri padaku untuk mempunyai banyak teman, bergaul dengan yang lain. Aku sudah melakukannya!" seruku yang sudah termakan emosi
" Mama tahu itu sayang, tapi kamu juga harus memilih teman yang mengajakmu dalam kebaikan, bukan teman yang mengajakmu dalam keburukan" mama berusaha menenangkanku, tapi aku sama sekali nggak terima. Aku pun pergi dari ruang makan dengan sangat marah dan masuk ke kamar. Aku sudah memutuskan, aku akan pergi menginap dengan teman-temanku meski dilarang. Aku akan pergi diam-diam.
*
" Di sekolah?" aku memastikan pernyataan Lina tentang tempat menginap bersama lusa nanti
" Iya, nanti kita cerita-cerita horror juga yuk" usul Anki. Aku sudah berteman dengannya berkat Lina
" Boleh sih" aku setuju saja dengan usulan Anki, lagipula sepertinya ini akan menarik
" Lo nggak takut ya Git?" tanya Tessa, siswi di sekolah ini yang mempunyai wajah seperti bayi, sangat imut. Lina banyak memperkenalkanku kepada teman-temannya. Bukan hanya Anki dan Tessa saja. Tapi masih banyak lagi, seperti Nikki, Amy, Amber, Rikki, Dewitt, dan lain-lain.
" Biasa aja sih. Lagian hantu itu nggak ada"
" Hahaha Gita lucu juga ya? Maksud lo apa sih? Hantu itu ada di dunia ini" Tessa tertawa kecil
" Iya Git, hantu itu nyata. Nggak percaya? Coba lo tanya satu-satu murid di sekolah ini, tanya apa mereka pernah lihat hantu? Pasti jawabannya pernah semua. Apalagi sekolah ini rumahnya para hantu. Banyak banget hantu yang tinggal di sini. Dan, saking banyaknya hantu, banyak juga website-website bertebaran di internet tentang sejarah dan mitos SMA3. Lo mungkin bisa cek sendiri" jelas Anki. Mendengar perkataan Tessa dan Anki, aku merasa agak merinding. Dan, lagi-lagi aku merasakan dingin, seperti saat pertama kali bertemu Lina.
" Hei sudah dong. Jangan nakut-nakutin Gita. Dia masih baru di sini. Kalian mau Gita tiba-tiba pindah sekolah gara-gara ditakut-takutin?" Lina berusaha menghentikan pembicaraan
" Git, lo jangan percaya kata mereka ya" Lina tersenyum lebar padaku dan itu sedikit membuatku lega. Saat itu pun aku jadi teringat perkataannya "mereka yang ketakutan sudah punya banyak teman". Lina benar, sekarang aku sudah punya banyak teman, aku nggak perlu takut. Teman-temanku nggak akan meninggalkanku. Lina nggak akan meninggalkanku. Aku yakin itu.
Pembicaraan kami saat jam istirahat itu terhenti karena bel masuk kelas berbunyi. Aku duduk kembali di kursiku. Aku jadi memikirkan perkataan Tessa dan Anki. Saat sekolah selesai, aku pulang ke rumah, mandi, memakai piyama, dan menyalakan komputerku. Aku ingin memastikan perkataan Xela.
BERSAMBUNG :)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FRIENDS (Selesai)
HorrorGita. Si cewek yang ditindas. Sejak dia pindah sekolah, kehidupannya sudah lebih tenang. Kini dia tidak sendirian, temannya banyak, kehidupannya di sekolah baru sangat menyenangkan. Tapi, apa teman-temannya yang sekarang ini baik untuk kehidupan...