9. Mati Berdiri

7 0 0
                                    

Mati berdiri(?) Orang yang berpendirian namun tak punya nyali -Din

• • • • • • • • • •

Hari ini adalah hari dimana tingkat kebosanan Dinda bertambah 180° semenjak kuotanya habis ditelan aplikasi yang nggak guna.

"Ini acara televisi apa sih! Isinya cuma ngomongin empat makhluk yang kagak guna"
Gumam Dinda sambil gonta ganti channel televisi.

~Aku mah apa atuh.. cuma se~

Tiba-tiba ponsel Dinda berdering.
Tanpa melihat siapa penelponnya Dinda langsung menggeser tombol hijau.

'angkat aja lahh.. siapa tau cogan'
Gumam Dinda.

"Halo?"
"Cepet kemari, penting!"
Tut~

Tanpa banyak bicara sang penelpon langsung memutus sambungan telvonnya.

"Yaelahh Mami, sini lantai satu aja pakai telvon sgala kayak rumahnya lantai 100 aja:v"
Gumam Dinda sambil berjalan malas menuju lantai satu tepat dimana kantor pemasaran maminya berada.

Krieettt..

"Apa mi?"
Ucap Dinda malas sambil menuju sofa diruangan pemasaran.

"Hari ini, penghuni apartement itu bakalan dateng"

"Trus?"

"Samperin gih ke Apartementnya"

"Ngapain?"

"Cium dia"

"Mami!"

"Yaelahh.. sono kenalan. Lu kan penanggung jawabnya"

Huffft,-
Tanpa menjawab Dinda hanya mendengus kesal.

Tanpa menghiraukan ocehan maminya. Dinda berjalan keluar menuju toko penjual makanan di ujung jalan.

Dengan langkah malasnya sambil menggembungkan kedua pipinya Dinda memasuki toko makanan.

Dan...

Jebret..

Se ekor kudanil menawarkan bantuan ke Dinda.

Ralat! maksudnya karyawan.

"Mblo.. ada yang bisa saya bantu?"
Tanya seorang karyawan lelaki  sambil menyodorkan sejumlah menu makanan.

'Mblo? emang gue kelihatan jomblo banget ya?'
Gumam Dinda sambil nelen ludah.

"Dia nggak jomblo, dia pacar saya"

Ucap seorang laki-laki sambil mengalungkan tangannya ke leher Dinda.

Mendengar ucapan lelaki tersebut, karyawan lelaki itu langsung memanyunkan bibirnya tanda kesal.

"Eitss.. Najis!"
Ucap Dinda tajam sambil menepis lengan lelaki tersebut.

'Kirain dia cogan:v ettdahh.. kok malah om-om sih yang deketin gua'
Gumam Dinda sambil berjalan keluar dari toko tersebut dengan membawa satu kresek makanan.

Sesampainya dikamar

Sesampainya dikamar, Dinda langsung melempar jaketnya ke sembarang arah sambil melihat ke arah jendela yang besarnya sebesar dinding kamarnya.

Brummm...

Terlihat sebuah mobil mewah terparkir didepan apartement.

Lalu keluarlah seorang laki-laki dengan topi hitamnya sambil membawa keluar tasnya.

"Moga aja cogan"
Gumam Dinda sambil memakan makanannya.

"Uhukkk.. aer aer"
Alhasil Dinda tersedak sehingga mengalihkan pandangannya ke meja sebelah ranjangnya.

Glek.. glek..

Tutsss...

"Duhh kebelet boker"
Ucap Dinda sambil lari maraton menuju kamar mandi yang terletak dilantai bawah.

20 menit kemudian...

"Lega"
Ucap Dinda puas sambil mengusap perutnya.

"Pinter ya! disuruh jaga malah enak enakan"
Sambar seorang perempuan paruh baya sambil membawa majalah tebal.

"Mam"
Ucap Dinda sambil terbelalak kaget.

Dan...

Pletok..

"Yes, nggak kena"
Ledek Dinda sambil berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Namun entah apa yang membuatnya kembali lagi ke kamar mandi.

Tap.. tap..

Tiba-tiba..

Langkahnya terhenti ketika mendapati seorang lelaki yang akrab baginya sedang bersenggama di kantor pemasaran.

"Zerone.."

-------

Nggak nyambung ya? sambungin aja-,

Vomant woyyy vomant.

Ngepot chapter berikutnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tikungan Tajam Geng'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang