Kriing
Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh siswa akademi cahaya permata menghambur keluar kelas. Sekolah sederhana berfasilitas lengkap, dengan banyak rahasia di dalamnya. Hanya orang berkekuatan istimewa yang bisa bersekolah disini, sekolah dengan dunia yang berbeda yang tidak di miliki sekolah biasa.
Seorang gadis berjalan melewati ketumunan orang orang yang juga bertujuan sama dengannya dan lorong beraroma bunga mawar yang terhubung dengan gerbang utama. Banyak mata yang melihatnya dengan tatapan menilai, mencaci maki dan menjauhi dirinya. Kecuali satu sahabatnya.
"Woyy!!" gadis berambut pirang berlari dan menabrak gadis di depan-nya. Berniat mengagetkan sahabatnya itu.
Sedangkan gadis yang di kagetkan hanya berbalik dan menatap datar. Sedikit jengkel karna si pirang bernama Citra Klorida itu, selalu mengganggu.
"Apaan sih.. Teriak kayak gitu? Kau mau aku bakar!." Ancam gadis berambut merah. Tangannya bergerak mengguncang bahu si pirang dengan ganas. "O..kee ta..phi leepaas." balas citra tak jelas dengan bahu yang masih terguncang.Sang gadis berambut merah melepas tangannya dari bahu citra. Lalu meninggalkan citra tanpa mengucapkan sepatah kata. Citra yang masih pusing hanya bisa berdiam diri untuk meredakn sesuati yang berputar di kepalanya.
Tapi dia tidak menyerah begitu saja, citra tetap mengejar sahabat kecilnya. "Ashilah tunggu akuu!" citra berlari mengejar ashilah.
"Kenapa?!.aku lagi mau sendiri, kamu ngobrol aja sana sama rafi!" bentak ashilah. "Tapi, aku cuma ingin nambah teman, emang itu salah?" tanya citra. Ashilah yang mendengar itu menjadi marah, dia merasa sakit, tak sadar tangannya mengeluarkan percikan api.
"Ya enggaklah bodoh! Emang siapa yang ngelarang seorang citra yang cantik dan baik hati! Kalo kau hanya ingin bercerita tentang rafi rafi itu, mending kamu pergi deh" jawab ashilah dengan api yang sudah membara ditangannya.
"Kalo kamu cemburu ya bilang aja, gak usah pake menghindar kayak gitu, kita itu sahabat shil" citra mencoba menenangkan ashilah. Tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur, ashilah terlanjur kecewa karna citra berbohong.
"Citra klorida.." ashilah mengepalkan tangannya. "Ya? Kenapa sahabatku.." jawab citra dengan senyuman semanis madu. Mungkin.
"Hahaha.. Aku, sahabatmu? Mana ada sahabat yang berkhianat pada sahabatnya sendiri, ular!! Walaupun wajahmu bak malaikat tapi kau hanya seorang pengkhianat!" tersulu emosi, ashilah mengeluarkan sihir api miliknya. Fairexaviliera flourin, lalu api lamgsung mengepung citra.Ashilah melangkah pergi meninggalkan citra yang sedang menyelamatkan dirinya. "Maaf.. Shil" citra hanya bisa menatap nanar punggung ashilah yang semakin menjauh.
###
Ashilah berjalan menjauhi sekolahnya, menuju danau pelangi, tempat favorite-nya untuk menenangkan diri.
Sayang, karna letaknya yang jauh danau pelangi jarang di kunjungi. Ashilah berbelok melewati pohon berwarna merah muda berbunga jingga. Lelah mulai menyerang dirinya, peluh keringat membasahi wajah manis miliknya. Rambut merah yang ia kuncir berantakan. Ashilah berhenti dan beristirahat di bawah pohon mangga berwarn kuning keemasan.
Ia duduk meluruskan kaki dan bersender pada pohon itu, entah dari mana asalnya, banyak bunga sakura yang jatuh dari atas mengenai kepala ashilah. "Kenapa ada bunga sakura? Bukanah ini pohon mangga" batin ashilah.
Ashilah mengambil salah satu bunga sakura, dia mengamati bunga itu dan tersenyum. Senyum yang tulus dan murni. "Cantik, tapi rasanya ada yang aneh.." batin ashilah.
Mata sahilah terasa berat, firasat buruk mrnghampiri dirinya, samar terlihat sosok penyihir yang sedang menatapnya. Kini semua menggelap.
Terdengar derap langkah penyihir keluarga plantae, mendekati ashilah, senyum samar tercetak di wajahnya yang dingin.
"Selamat datang princess flourin"
Laki laki berwajah dingin itu membawa ashilah pergi. Mereka pergi menuju negeri yang akan mengubah hidup ashilah dan dirinya sendiri.Takdir telah mengantarkan mereka bertemu dan menghadapi semua bersama, untuk mengubah dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Magic
Fantasykau di takdirkan bersamaku, sejauh apapun kau berlari kau akan tetap bertemu dengan diriku. kau dan aku akan bersatu untuk menyelesaikan semua ini. ~ Arga Plantae. saat takdir akan membuat kita bertemu aku menerima itu. Tapi mengapa kutukan itu camp...