tell me my story

17 2 0
                                    

"Makanlah" ucapku sambil menyodorkan makanan kaleng yang berisi jagung hangat.

Dia melahapnya perlahan, matanya menerawang seisi rumahku yang berantakan. Lalu dia melihatku sambil tersenyum sinis. Setelah itu dia kembali fokus kemakanannya.

"Ceritakan aku, apa yang kau ketahui tentangku?!"

"Ckh, kau seharusnya bertanya darimana asalku atau berapa umurku atau hal pribadi lainnya tentangku"

"Aku tak punya waktu untuk itu, kau harus segera menceritakannya. Apa yang terjadi padaku?!" jawabku.

Dia langsung melihat tepat kearah mataku, matanya berwarna ruby. Benar-benar indah. Tapi aku langsung fokus.

"Begini saja, setiap hari aku akan menceritakan 1 cerita mengenai dirimu. Jadi kau tidak akan punya alasan untuk menelantarkanku"

Pria ini mungkin terlihat seperti berandalan bodoh, tapi dia cerdik juga.

"Terserah, sekarang ceritakan aku. Apa yang terjadi padaku."

Dia melahap 2 sendok jagung secara cepat lalu minum dan mulai mengambil posisi duduk yang bagus.

"Kau datang disini bersama ayahmu, seorang pria yang sepertinya pembantumu dan juga kedua saudaramu. keluarga kalian selalu memiliki ciri khas tertentu, mata kalian berwarna hijau tosca. Kalian dikenal sebagai keluarga yang dermawan dikalangan kami dan..."

Dia laku menatap ke mataku, aku merasa bingung. Dia menatapku tajam

"Dan...?!, dan apa?"

"Dan... Sekarang tunjukka aku tempat tidurnya, aku benar2 lelah" Ucapnya lalu berdiri dari kursi lalu berjalan kearah luar dapur.

"Kau hanya menceritakan itu?!, semua orang bisa memberutahu hal itu kepadaku. Hei!!"

Dia tidak memperdulikanku, dia terus berjalan meninggalkanku.

....

aku tak bisa tertidur, aku terus memikirkan tentang keluargaku.

'Aku punya keluarga, ayah dan dua orang saudara? Bagaimana bisa aku melupakan mereka semua? Ada dimana mereka semua?apa yang terjadi dengan mereka?!"

"Kau tidak perlu berfikir terlalu keras, nanti juga akan kuceritakan lagi. Lihat wajahmu menjadi keriput seperti itu.
Dan kau harus tidur, kita akan mencari makanan besok."

"kapan cerita itu akan selesai jika kau menceritakannya sangat pendek, kau benar2 licik"

Dia berjalan kearahku, menghempaskan tangannya di meja lalu mendekatkan wajahnya kearahku.

"Sabarlah, little boy. Ur not gonna face all this shit alone, i'll help u"

Aku bisa merasakan nafasnya tepat di depan wajahku. Matanya tak berhenti menatapku dan aku seakan terpaku di meja itu.

Perlahan-lahan dia mundur lalu mengambil gelas berisi air miliknya

"Tidurlah, little boy. Hari masih panjang, masih banyak hal yang akan terjadi."

MIND TOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang